pemanfaatan daun pepaya sebagai biopeptisida - News | Good News From Indonesia 2025

Pelatihan Pembuatan Biopestisida Daun Pepaya oleh KKN-T IPB di Kelompok Tani Sri Rahayu 1 Ngadireso

Pelatihan Pembuatan Biopestisida Daun Pepaya oleh KKN-T IPB di Kelompok Tani Sri Rahayu 1 Ngadireso
images info

Pelatihan Pembuatan Biopestisida Daun Pepaya oleh KKN-T IPB di Kelompok Tani Sri Rahayu 1 Ngadireso


Pertanian seringkali menjadi penopang utama perekonomian di pedesaan, tetapi tantangan hama dan penyakit tak jarang menjadi momok yang mengancam hasil panen.

Berangkat dari keresahan ini, mahasiswa KKN-T IPB University hadir membawa solusi inovatif dan ramah lingkungan untuk Kelompok Tani Sri Rahayu 1 di Desa Ngadireso, Kabupaten Malang. Mereka memperkenalkan praktik pembuatan biopeptisida berbahan dasar daun pepaya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya KKN-T IPB untuk mendorong pertanian berkelanjutan di Indonesia. Alih-alih bergantung pada pestisida kimia yang berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan, para petani diajak untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di sekitar mereka.

Kawan GNFI, siapa sangka, daun pepaya yang mudah ditemukan ternyata menyimpan potensi besar sebagai pengendali hama alami.

baca juga

Mengapa Biopeptisida Penting untuk Pertanian?

Biopeptisida adalah obat alami untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Berbeda dengan pestisida kimia, biopestisida dibuat dari bahan-bahan alami seperti daun pepaya. Dengan demikian, produk pertanian yang dihasilkan lebih aman untuk dikonsumsi dan tidak meninggalkan residu berbahaya di lingkungan.

Daun pepaya bukanlah daun biasa. Ia mengandung senyawa aktif yang sangat efektif sebagai pestisida alami. Salah satu senyawa kuncinya adalah papain, yang berfungsi sebagai insektisida alami dengan cara kerja sebagai racun perut.

Setelah masuk ke tubuh organisme pengganggu tanaman (OPT), papain akan mengganggu sistem pencernaan dan sarafnya, menurunkan aktivitas makan, dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.

Selain itu, daun pepaya juga kaya akan flavonoid. Senyawa ini berperan sebagai racun saraf, menghambat gerakan OPT, merusak sistem pernapasan mereka, hingga akhirnya membuat OPT mati. Keunggulan lain dari penggunaan daun pepaya adalah ketersediaannya yang melimpah.

Bahan baku ini mudah ditemukan di lingkungan desa karena pohon pepaya sering tumbuh di pekarangan rumah, menjadikannya solusi yang sangat praktis dan ekonomis bagi petani.

Peran Sabun Cair dalam Biopeptisida dan Langkah Pembuatannya

Kawan GNFI, dalam pembuatan biopeptisida, ada satu bahan tambahan penting yang sering digunakan, yaitu sabun cair. Sabun cair berfungsi sebagai agen perekat atau surfaktan. Tanpa sabun, larutan biopeptisida mungkin tidak menempel sempurna pada daun tanaman atau tubuh hama.

Dengan tambahan sabun cair, larutan biopestisida akan menempel lebih merata dan efektif pada permukaan tanaman, memastikan bahwa senyawa aktif dari daun pepaya dapat bekerja optimal.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN-T IPB ini berlangsung interaktif dan praktis. Mereka tidak hanya memberikan teori, tetapi juga langsung mendampingi anggota kelompok tani dalam proses pembuatan. Inisiatif ini disambut baik oleh para petani.

"Kami sangat antusias dengan pelatihan ini. Selama ini kami hanya tahu daun pepaya untuk lalapan atau obat, tidak menyangka bisa jadi pestisida alami," ujar salah satu anggota kelompok Tani Sri Rahayu 1.

baca juga

"Ini sangat membantu kami mengurangi biaya operasional dan membuat hasil pertanian kami lebih aman dikonsumsi," lanjutnya lagi.

Pemaparan Sosialiasi Pembuatan Biopestisida

Langkah maju yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-T IPB ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat berkontribusi langsung pada kemajuan masyarakat.

Dengan pendampingan berkelanjutan, diharapkan kelompok Tani Sri Rahayu 1 dapat menjadi pelopor pertanian organik di Desa Ngadireso dan menginspirasi kelompok tani lainnya untuk mengadopsi praktik serupa.

Dampak positif dari program ini tak berhenti pada peningkatan hasil pertanian. Lebih dari itu, pelatihan ini juga memupuk semangat kolaborasi antara akademisi dan masyarakat desa, menciptakan ekosistem belajar yang berkelanjutan.

Para petani kini tidak hanya menjadi penerima manfaat. Namun, juga agen perubahan yang siap berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan petani lain. Mewujudkan cita-cita pertanian yang mandiri dan lestari di masa depan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.