kegiatan bertani di kampung sarongge dorong pertanian lebih produktif dan berkelanjutan - News | Good News From Indonesia 2025

Kegiatan “BERTANI” di Kampung Sarongge: Dorong Pertanian Lebih Produktif dan Berkelanjutan

Kegiatan “BERTANI” di Kampung Sarongge: Dorong Pertanian Lebih Produktif dan Berkelanjutan
images info

Kegiatan “BERTANI” di Kampung Sarongge: Dorong Pertanian Lebih Produktif dan Berkelanjutan


Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi IPB University tahun 2025 menggelar kegiatan bertajuk BERTANI (Belajar Digitani, Budidaya, dan Inovasi Lingkungan) di Kampung Sarongge, Desa Dangiang, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut. Kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu, 9 Juli 2025 pukul 15.00–17.00 WIB dan diikuti oleh kurang lebih 35 warga setempat.

Desa Dangiang khususnya Kampung Sarongge, memiliki potensi besar di sektor pertanian, menghadapi sejumlah kendala seperti produktivitas hasil panen yang rendah serta serangan hama dan penyakit pada tanaman padi.

Selain itu, praktik agroforestri yang sudah berjalan melalui penanaman kopi dan alpukat masih memerlukan perawatan dan kesadaran yang lebih dari masyarakat. Rendahnya produktivitas tanaman padi salah satunya dapat disebabkan oleh jarak tanam yang kurang potensial.

Menurut Rebekka et al. (2018), jarak tanam yang terlalu dekat dapat menyebabkan jumlah anakan dan malai yang sedikit, panjang malai yang lebih pendek, dan berkurangnya jumlah gabah per malai.

Sementara itu pada jarak taman yang lebar, akan meningkatkan penangkapan sinar matahari sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman salah satunya bobot gabah per rumpun pada varietas padi. 

Melalui kegiatan ini, tim KKN-T IPB memperkenalkan beberapa solusi praktis kepada warga, seperti:

  • Metode tanam Jajar Legowo untuk meningkatkan produktivitas dan kerapihan sawah.
  • Pembuatan pestisida nabati alami berbahan dasar daun pepaya yang mudah dibuat oleh ibu rumah tangga dan aman bagi lingkungan.
  • Pengenalan dan perawatan agroforestri, khususnya pada tanaman kopi dan alpukat, termasuk teknik sambung kaki untuk meningkatkan hasil panen alpukat.

Muhammad Aulia Adli Ikhsani, Koordinator Desa KKN-T IPB 2025 untuk Desa Dangiang, menyampaikan bahwa program ini menjadi media edukasi langsung bagi para petani.

“Alhamdulillah, program ini sangat bermanfaat buat para petani di Dangiang, khususnya di Kampung Sarongge. Mulai dari belajar cara tanam padi yang lebih tertata dengan metode jajar legowo, pentingnya rotasi tanaman, hingga membuat pestisida alami dari daun pepaya. Kami juga memberikan pemahaman soal agroforestri, terutama kopi dan alpukat, agar dapat lebih diperhatikan. Harapannya, semua ilmu ini bisa terus dikembangkan supaya pertanian di Dangiang makin maju dan berkelanjutan.”

Antusiasme warga sangat tinggi. Dalam sesi kesan dan pesan, salah satu warga menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Alhamdulillah, abdi resep pisan tiasa ilubiung dina sosialisasi ieu. Caritana écés, gampang kahartos. Kuring kakara terang mun daun gedang bisa dijadikeun pestisida alami pikeun ngusir hama. Mugia program sapertos kieu bisa diteruskeun, supaya patani di Kampung Sarongge leuwih maju jeung sumanget,” ungkap Ibu Syifa dalam bahasa Sunda.

Pada kutipan pesan dan kesan di atas Ibu Syifa menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi yang dilakukan mudah dipahami dan memberikan informasi baru. Contohnya adalah daun pepaya yang tersedia di sekitar serta dapat dimanfaatkan menjadi pestisida nabati untuk menanggulangi hama dan penyakit pada tanaman padi secara alami. 

Selain itu Pak Anang sebagai kepala rukun warga di Kampung Sarongge mengaku kegiatan ini membuka wawasan baru tentang bertani dengan cara yang lebih efisien dan aman.

“Saya sebagai RW di Kampung Sarongge sangat bersyukur dan menyambut baik kehadiran adik-adik mahasiswa KKN-T Inovasi IPB 2025. Yang paling membuat kami terkesan, warga sangat antusias dan tertarik mengikuti kegiatan ini. Mereka merasa mendapatkan ilmu baru yang langsung bisa diterapkan di ladang dan kebun masing-masing."

Sementara itu, untuk agroforestri kopi dan alpukat merupakan program dari koperasi di daerah Kabupaten Garut khususnya Kecamatan Banjarwangi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menanam dan merawat tanamannya hingga masa panen. Untuk meningkatkan produktivitas dari tanaman alpukat, Iman Hadiman selaku Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Sugih Mukti melakukan teknik sambung kaki.

Menurut Fitri dan Islahuddin (2018) teknik sambung kaki dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena bibit tanaman berkaki ganda ini tumbuh lebih cepat dan lebih vigonous dibanding bibit berkaki tunggal. 

“Kurang lebih saya sudah melakukan teknik sambung kaki ini selama setahun setelah alpukat ini ditanam, jadi memang sengaja ditanam 2 alpukat per petak supaya dapat diterapkan teknik sambung kaki yang dapat menunjang pertumbuhan dari bibit alpukat ini menjadi lebih baik dan memang hasil pertumbuhannya menjadi lebih bagus.” ucap Iman Hadiman, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Sugih Mukti.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan para petani di Desa Dangiang semakin semangat untuk menerapkan teknik-teknik pertanian yang lebih baik serta merawat kebun-kebun agroforestri yang telah ditanam, demi pertanian desa yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KG
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.