Inilah sejarah Stadion Haji Agus Salim, stadion kebanggaan masyarakat Sumatra Barat.
Sebuah stadion olahraga yang multifungsi, itulah yang paling tepat menggambarkan Stadion Haji Agus Salim. Berlokasi di Kelurahan Rimbo Kaluang, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, arena olahraga ini memang biasa digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat Sumbar.
Stadion Haji Agus Salim juga punya sejarah. Bermula dari 1980-an, sejarah itu terus terekam dan berlanjut. Apalagi, stadion tersebut masih jadi kandang bagi tim Super League, Semen Padang.
Sejarah Stadion Haji Agus Salim
Sejarah Stadion Haji Agus Salim mencatat bahwa tempat tersebut awalnya dikenal sebagai Lapangan Rimbo Kaluang, GOR Haji Agus Salim kemudian mulai dibangun pada tahun 1983 sebagai persiapan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-13, demikian seperti dicatat Visy Asmery dalam karya ilmiahnya di Universitas Andalas yang berjudul Masterplan Penataan Kawasan GOR H. Agus Salim.
Pada masa itu, fasilitasnya masih sangat terbatas, hanya dengan tribun tertutup di bagian Barat dan tribun terbuka di sebelah Selatan. Setelah perhelatan MTQ tersebut, di bawah kepemimpinan Gubernur Azwar Anas, pembangunan dilanjutkan hingga tahun 1985 dengan penambahan tribun terbuka di sisi Timur dan Utara.
Nama stadion ini diambil untuk menghormati sosok Pahlawan Nasional dan mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Haji Agus Salim. Ia memang dikenal sebagai tokoh nasional dari Minangkabau, tepatnya Koto Gadang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Sebagai markas bagi dua klub sepak bola paling beken di Sumbar, Semen Padang FC dan PSP Padang, GOR Haji Agus Salim kerap digunakan menyelenggarakan pertandingan tingkat nasional. Kini, stadion ini telah menjadi menjadi area multifungsi dan kerap digunakan untuk berbagai keperluan.
Pada akhir pekan dan hari libur, misalnya stadion ini diramaikan oleh pedagang kaki lima yang menjajakan aneka ragam kuliner, pakaian, alat-alat rumah tangga, bahkan sayuran. Masyarakat juga biasa datang ke sana untuk berolahraga.
Menanti Wajah Baru Stadion Haji Agus Salim
Meski bersejarah, bisa dibilang fasilitas di Stadion Haji Agus Salim tertinggal jauh dari stadion di berbagai daerah lain. Baru-baru ini saja, stadion tersebut dikritik setelah pemain sepak bola asal Belanda, Nick Kuipers, mengunggah foto ruang ganti lemain yang menggunakan "kursi hajatan".
Di sekeliling tribun, ruangan yang difungsikan sebagai kafe hingga kantor atau sekretariat cabang olahraga juga mengalami kerusakan. Padahal, Stadion Haji Agus Salim pernah beberapa kali direnovasi, misalnya setelah peristiwa gempa bumi pada 2009 dan kebakaran pada 2023 lalu.
Kini, Stadion Haji Agus Salim disebut bakal direnovasi lagi. Ini diketahui dari keterangan anggota DPR RI asal Sumbar, Andre Rosiade.
Ya,Stadion Haji Agus Salim akan menjalani renovasi total dengan anggaran sekitar Rp150 miliar hingga Rp200 miliar. Dana tersebut bersumber dari APBN dan ditujukan untuk mengubah total kondisi stadion. Rencananya, renovasi ini akan dimulai pada Desember 2025.
Proyek renovasi ini merupakan bagian dari upaya besar untuk menjadikan Stadion Haji Agus Salim memenuhi standar Asian Football Confederation (AFC). Seluruh bagian stadion, termasuk tribun, struktur, drainase, hingga rumput lapangan sepak bola, akan diperbarui secara menyeluruh. Proses penyiapan rencana kerja akan segera dilakukan, diikuti oleh lelang proyek pada November 2025.
Renovasi ini mendapat dukungan langsung dari Presiden RI, Prabowo Subianto. Pembangunan kembali stadion ini dianggap sangat mendesak, alasannya tentu saja karena kondisi infrastruktur yang sudah sangat tua.
Nantinya, renovasi menyeliruh ini akan dilakukan dengan mempertimbangkan nilai budaya masyarakat Minangkabau agar wajah stadion yang baru nanti tetap punya identitas lokal. Salah satu caranya adalah dengan mempertahankan atap gonjong khas Minangkabau pada tribun timur akan tetap dipertahankan.
Untuk Kawan ketahui, atap gonjong adalah bentuk tonjolan atau tonjolan runcing pada atap rumah gadang, yang melengkung tajam seperti tanduk kerbau. Jika Kawan menonton pertandingan Semen Padang di televisi, atap gonjong ini biasanya dapat terlihat di layar saat laga berlangsung.