mengetahui sejarah hari televisi nasional pertama kalinya televisi mengudara - News | Good News From Indonesia 2025

Mengetahui Sejarah Hari Televisi Nasional, Pertama Kalinya Televisi Mengudara

Mengetahui Sejarah Hari Televisi Nasional, Pertama Kalinya Televisi Mengudara
images info

Mengetahui Sejarah Hari Televisi Nasional, Pertama Kalinya Televisi Mengudara


Hari Televisi Nasional diperingati setiap 24 Agustus. Waktu tersebut menjadi pertama kalinya televisi mengudara secara resmi padaTelevisi Republik Indonesia (TVRI) di tahun 1962. Tayangan pertamanya ialah liputan pembukaan Asian Games ke-4 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Kawan GNFI, sebenarnya, siaran televisi pertama di Indonesia adalah peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 pada 17 Agustus 1962. Saat itu, siaran berlangsung dari pukul 07.30 hingga 11.02 WIB, menayangkan liputan upacara peringatan Proklamasi di Istana Negara (Istanto, 2021).

TVRI sebagai satu-satunya stasiun televisi pada saat itu memiliki tujuan untuk menjadi sarana penyebaran informasi, pemersatu bangsa, diplomasi budaya, juga sebagai media hiburan bagi masyarakat Indonesia.

baca juga

Era Awal Perkembangan Televisi di Indonesia (1962-1988)

TVRI yang resmi mengudara pada tahun 1962, menandai mulainya era perkembangan siaran televisi di Indonesia. Menteri Penerangan saat itu, Maladi, menggagas pendirian TVRI sebagai media komunikasi massa yang dapat menjangkau khalayak di Indonesia.

Pada masa awal penyiaran, televisi iniĀ memiliki beragam tantangan teknis dan operasional di mana hanya dapat melakukan siaran pada malam hari pada tahun 1960-an. Selain itu, hingga tahun 1969 TVRI hanya dapat beroperasi selama 4,5 jam karena keterbatasan infrastruktur, sumber daya manusia, dan biaya operasional yang tinggi.

Pada tahun 1963-1976, TVRI mendirikan stasiun televisinya di beberapa daerah, seperti Yogyakarta, Medan, Ujung Pandang, dan Denpasar. Hal tersebut dilakukan karena untuk mendukung ekspansi jaringan televisi ke berbagai daerah dalam upaya pemerataan akses informasi dan hiburan.

Program-program TVRI pada saat itu dirancang untuk mendukung berbagai kebijakan pemerintah dalam berbagai bidang, baik itu pendidikan yang mendukung sistem pendidikan formal, kesehatan, pertanian, dan pembangunan. Selain itu, TVRI juga menjadi wadah promosi kesenian berbagai budaya serta penyiaran dokumenter.

Pada era ini, tidak ada persaingan dalam penayangan televisi karena TVRI adalah satu-satunya stasiun televisi yang ada saat itu. TVRI bebas memilih format siaran, konten, dan strategi penyiaran yang akan ditayangkan.

Era Munculnya Televisi Swasta (1988-1998)

Pada akhir tahun 1989, televisi swasta yakni RCTI resmi mengudara dan muncul sebagai alternatif siaran yang pada era sebelumnya dikuasai oleh TVRI. Kehadiran televisi swasta pertama ini menjadikan industri penyiaran Indonesia lebih kompetitif dan berorientasi dengan kebutuhan khalayak.

Keberhasilan RCTI sebagai televisi swasta juga membuka peluang lain untuk televisi swasta lainnya melakukan siaran. Pada 24 Agustus 1990, SCTV beroperasi di Surabaya sebagai stasiun televisi regional yang kemudian memperoleh izin siaran nasional pada tahun 1993.

Adanya televisi swasta, membuat siaran televisi menjadi lebih beragam dengan format siaran yang bermacam-macam seperti sitkom, kuis, dan variety show yang sebelumnya belum tersedia di TVRI. Selain itu, adanya televisi swasta membuat industri periklanan ikut berkembang, hal ini mendorong inovasi di antara stasiun televisi.

Era Reformasi Terbuka (1998-2010)

Kawan GNFI, pada era ini industri media lebih luas lagi jangkauannya. Banyak televisi swasta bermunculan dan hal tersebut menjadikan daya beli masyarakat terhadap alat elektronik, khususnya televisi semakin meningkat.

Selain program siaran yang semakin beragam, pada era ini format acara yang mengangkat isu-isu kontroversial dan kritik terhadap kebijakan pemerintah juga telah bermunculan.

Hal tersebut mencerminkan adanya demokratisasi media yang sejalan dengan reformasi politik Indonesia, juga media menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial.

Teknologi penyiaran juga berkembang secara pesat di mana kualitas penyiaran Indonesia telah memiliki standar teknis yang mendekati standar internasional. Sistem editing digital, desain grafis, serta teknologi siaran menggunakan satelit mulai dipakai secara luas untuk meningkatkan kualitas siaran.

baca juga

Era Digital dan Konvergensi Media (2010-2025)

Dalam era ini, transformasi digital dalam penyiaran berkembang sangat cepat. Teknologi membuat banyak media melakukan konvergensi dari analog ke digital. Hal tersebut membuat perilaku konsumsi masyarakat menjadi berubah.

Adanya platform Over-The-Top (OTT) seperti Netflix, YouTube, dan layanan streaming lainnya membuat masyarakat mengalihkan konsumsi medianya dari televisi analog ke platform-platform tersebut. Perubahan ini mengharuskan stasiun televisi nasional beradaptasi dan mengembangkan strateginya sendiri agar dapat terus mengudara.

Kawan GNFI, diperingatinya Hari Televisi Nasional menjadi pengingat bahwa televisi memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat setiap harinya. Siaran yang dilakukan televisi bukan hanya untuk menyampaikan informasi, di dalamnya juga terdapat fungsi edukasi, hiburan, juga kontrol sosial.

Televisi telah menjadi media yang membangun opini publik dan memengaruhi budaya popular di kalangan masyarakat. Untuk itu, meski banyak tantangan yang dihadapi, televisi diharapkan dapat terus beradaptasi dan berinovasi menyiarkan tayangan yang relevan bagi khalayaknya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ED
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.