Heri Pemad adalah direktur dari festival seni terkemuka di Indonesia, ARTJOG. Bisa dibilang ia adalah arsitek ekosistem yang mengubah cara pandang publik terhadap seni, dari sekadar tontonan menjadi sebuah ruang interaksi, gagasan, dan ilmu pengetahuan.
Di balik salah satu festival seni terkemuka di Indonesia, ARTJOG, terdapat sosok visioner bernama Heri Pemad. Ia adalah seorang kurator, manajer seni, dan pelopor yang telah mendedikasikan hidupnya untuk memajukan seni rupa Indonesia.
Perjalanan Heri Pemad di dunia seni rupa dimulai dari bangku kuliah, di mana ia menimba ilmu di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ia mengawali kariernya sebagai seorang pelukis, yang memberinya pemahaman mendalam tentang proses kreatif dari sisi seorang pelaku. Pengalaman ini membentuknya menjadi seorang manajer seni yang tidak hanya memahami aspek bisnis, tetapi juga memiliki empati dan apresiasi yang tinggi terhadap karya seniman.
Sebagai orang yang aktif di dunia seni, Heri paham akan kekurangan-kekurangan yang mesti dihadapi dunia kesenian nasional. Salah satu yang ia singgung ialah museum seni yang menurutnya patut dihadirkan dengan segera.
Museum Seni
Heri adalah otak di balik penyelenggaraan ARTJOG. Selama belasan kali menyelengarakan festival itu tiap tahunnya, ia melihat masih ada kekurangan yakni dukungan pemerintah Indonesia terkait fasilitas dan akomodasi untuk seniman yang memamerkan karyanya dalam event tersebut.
“Mungkin kesadaran publik sudah cukup, tetapi kesadaran untuk pemerintah mungkin belum. Mungkin dikarenakan ada kepentingan-kepentingan lain yang mungkin lebih penting daripada sekadar memberikan infrastruktur atau fasilitas terhadap para pelaku seni,” ucap Heri kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Heri lantas menyinggung soal museum seni. Menurutnya, menghadirkan museum seni adalah keperluan mendesak agar karya-karya hebat dari seluruh penjuru Indonesia kelak bisa ditampung dalam bangunan museum.
“Ada satu negara yang tidak memiliki kekayaan kebudayaan, tidak memiliki latar belakang budaya yang sangat cukup besar, tetapi dia mampu menghadirkan seniman-seniman hebat, mampu membuat museum yang sangat hebat. Dia mampu menghadirkan peristiwa yang sangat hebat dan itu menjadi sebuah nilai ekonomi yang sangat besar buat negara itu. Saya rasa kita harus berkaca ke negara yang di mana dia mampu mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan seni budaya negara lain untuk ekonomi yang sangat besar,” ucap Heri.
Seniman Muda
Adapun sebelumnya Heri menjelaskan pengaruh seniman muda terhadap proses kreatifnya.
Meskipun sudah sangat layak dicap senior, ia tidak memungkiri pengetahuan dari seniman yang lebih muda menjadi penting dalam membentuknya hari ini.
“Saya banyak belajar justru dari banyak seniman muda bagaimana mereka bisa merawat perkembangan pengetahuannya dengan hal-hal yang baru muncul pada saat yang dinamakan perkembangan zaman, teknologi, dan lain-lain. Anak muda sangat cepat merespons itu sehingga saya beruntung bisa bergaul dengan banyak seniman muda. Saya banyak sekali belajar dengan mereka dan kemudian memperkaya pengetahuan saya. Jadi seniman muda merupakan aset terbesar buat semuanya,” ucapnya lagi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News