Pasar pagi Ahad Kliwon, atau biasa disebut Pasar Pawon merupakan salah satu destinasi baru yang ada di Desa Mergowati, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.
Destinasi ini resmi berdiri pada 5 November 2023, sudah telah mampu menarik perhatian masyarakat mulai dari masyarakat lokal maupun pengunjung luar daerah.
Meskipun baru berjalan dua tahun, kegiatan ini sudah mampu menarik perhatian masyarakat, sebab tidak hanya menawarkan berbagai kuliner tradisional, tetapi juga menawarkan suasana yang berbeda dari pasar-pasar pada umumnya.
Pasar yang berdiri di bawah rindangnya pohon bambu ini menawarkan suasana yang menyejukkan dan memberikan kenyamanan pada pengunjung saat menikmati jajanan tradisional.
Pasar Pawon pertama kali didirikan dan direalisasikan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Wahyu Aji bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Margo Raharjo, dengan dukungan penuh dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) wilayah binaan Desa Mergowati.
Tak hanya itu, berbagai lembaga dan komunitas ikut terlibat dalam pendirian, di antaranya Kelompok Tani (KT) Tirto Aji, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kedu, serta Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kedu.
Sinergi antarkelompok inilah yang membuat gagasan mendirikan pasar bisa terwujud dan berdiri hingga sekarang.
Motivasi utama dari didirikannya pasar ini ialah untuk memasarkan berbagai produk unggulan KWT, hasil bumi, produk olahan, hingga jajanan tradisional. Dengan demikian, berbagai produk yang dihasilkan warga bisa lebih dikenal luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus menjadi salah satu sumber pendapatan tambahan warga sekitar.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Eri, selaku Ketua Pengelola Pasar Pawon, nama ini memiliki makna yang cukup dalam.
"Pasar pawon itu singkatan dari Pasar Pagi Ahad Kliwon, yang bukanya setiap hari pasaran tersebut dan setiap 40 hari sekali. Dalam bahasa Jawa, pawon itu artinya dapur. Setiap bahan-bahan yang masuk ke dalam dapur atau Pawon masih mentah setelah di masak akan menjadi matang. Itulah harapan setelah adanya Pasar Pawon yaitu matang dalam kehidupannya," ujarnya.
Eri juga menambahkan, "Serta nama ini memiliki pesan khusus yaitu majeng, gayeng, regeng yang menjadi harapan serta ajakan kepada masyarakat agar selalu hidup rukun, hidup bahagia, dan sejahtera bersama-sama."
Pasar Pawon tidak hanya sekadar tempat wisata kuliner jajan tradisional. Ada tujuan lain yang menjadi alasan utama pelaksanaan kegiatan tersebut, yaitu memakmurkan masyarakat sekaligus menumbuhkan kesadaran akan kebersihan lingkungan, nilai sosial budaya, dan kerukunan antarelemen masyarakat.
Meski belum lama didirikan, Pasar Pawon sudah mendapat sambutan hangat dari masyarakat sekitar. Produk-produk unggulan KWT, mulai dari hasil pertanian, olahan makanan, hingga kuliner tradisional, menjadi daya tarik utama bagi pengunjung.
Sejarah berdirinya Pasar Pawon di Desa Mergowati menunjukkan bahwa pasar tradisional bisa hadir dengan misi lebih besar, yang bukan hanya memasarkan produk, tetapi juga membawa pesan budaya dan filosofi kehidupan.
Dengan dukungan masyarakat dan lembaga terkait, Pasar Pawon diharapkan dapat terus berkembang menjadi ikon wisata kuliner desa, tempat di mana ekonomi, budaya, dan kesadaran lingkungan bisa tumbuh saling beriringan bersama.
Lebih dari sekadar pasar, keberadaan kegiatan ini menjadi bukti bahwa kearifan lokal serta kebersamaan masyarakat bisa melahirkan inovasi yang membawa manfaat besar bagi semua.
“Kami ingin Pasar Pawon itu tidak hanya dikenal sebagai tempat kuliner saja, akan tetapi juga sebagai ruang untuk belajar dan silaturahmi masyarakat. Dan juga harapannya ke depan pasar ini bisa semakin berkembang lagi” imbuh Era.
Sejarah berdirinya Pasar Pawon membuktikan bahwa dengan ide sederhana, sinergi antarwarga, dan semangat kebersamaan inilah, sebuah desa mampu menciptakan ruang ekonomi yang bernilai budaya tinggi.
Kini, Pasar Pawon tidak hanya menjadi tempat berjualan, tetapi juga simbol kemandirian, persatuan, dan harapan masyarakat Desa Mergowati.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News