menyulap warisan menjadi perhiasan cerita luthfia fataty dan pyo jewelry - News | Good News From Indonesia 2025

Menyulap Warisan Menjadi Perhiasan, Cerita Luthfia Fataty dan Pyo Jewelry

Menyulap Warisan Menjadi Perhiasan, Cerita Luthfia Fataty dan Pyo Jewelry
images info

Menyulap Warisan Menjadi Perhiasan, Cerita Luthfia Fataty dan Pyo Jewelry


Di tengah derasnya arus tantangan zaman, masih banyak anak muda Indonesia yang memilih turun tangan, bukan sekadar menonton. Mereka hadir dengan ide segar, aksi nyata, dan semangat untuk membawa perubahan. 

Semangat inilah yang terus dihidupkan oleh SATU Indonesia Awards (SIA), program apresiasi dari PT Astra International Tbk yang sejak 2010 konsisten mencari, mendukung, dan merayakan kontribusi generasi muda untuk bangsa.

Program ini memberikan penghargaan kepada pemuda berusia maksimal 35 tahun yang memiliki inisiatif di lima bidang utama: kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.

Bukan sekadar seleksi kompetisi, SIA menjadi wadah kolaborasi. Penerima apresiasi tak hanya memperoleh dana pengembangan sebesar Rp65 juta, tetapi juga kesempatan mendapat pendampingan, jejaring, hingga akses kolaborasi dengan komunitas binaan Astra seperti Kampung Berseri Astra dan Desa Sejahtera Astra.

Tahun demi tahun, SIA melahirkan banyak cerita inspiratif. Salah satunya adalah Lutfhia Fataty, penerima apresiasi 2023 di bidang kewirausahaan.

Luthfia Fataty, lulusan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Negeri Jember memiliki ketertarikan pada sejarah dan semiotika yang ternyata membuka pintu menuju dunia perhiasan. 

Awalnya ia hanya menjadi reseller, berhadapan dengan kerasnya persaingan harga dan ketatnya kompetitor. Dari proses jatuh bangun itu, lahirlah Pyo Jewelry, sebuah brand rumahan yang kini sudah menjejak pasar luar negeri.

Perhiasan Jyo Jewelry
info gambar

Pyo Jewelry. Sumber Foto: www.pyojewelry.com


Pyo Jewelry hadir dengan identitas perhiasan etnik kontemporer yang berpijak pada warisan Nusantara. Koleksinya berupa kalung, gelang, dan anting, banyak menggunakan bebatuan alam khas Sumatera Selatan.

Meski tampil modern agar mudah diterima pasar, setiap desain tetap menonjolkan akar budaya lokal. Beberapa produk bahkan terinspirasi dari replika perhiasan tradisional, seperti Tapak Jajo dan Kalung Anak Ayam simbol yang bukan hanya indah, tetapi juga sarat makna filosofis.

“Perhiasan ini dulunya dipakai dalam upacara adat Sumatera Selatan. Kami sederhanakan supaya bisa dipakai sehari-hari, tanpa menghilangkan nilai sejarahnya,” kata Lutfhia. Inspirasi itu tak lepas dari jejak panjang warisan Sriwijaya hingga Palembang Darussalam.

Perjalanan membangun brand tentu penuh rintangan. Lutfhia belajar otodidak dari YouTube, berjualan di Car Free Day setiap akhir pekan, bahkan sempat hanya fokus pada pemasukan harian.

Titik balik terjadi saat ia mulai serius merancang strategi. Ia melakukan riset target pasar siapa konsumennya, berapa rata-rata penghasilannya, dan gaya hidup seperti apa yang mereka jalani.

Dari situlah terpetakan segmentasi Utama yaitu wanita usia 30–60 tahun di kota besar yang tertarik pada produk etnik dan bernilai budaya.

Strategi itu membuahkan hasil. Pyo kemudian memperluas pemasaran lewat media sosial, terutama Instagram.

Pyo Jewelry, Perhiasan Asli Sumatra Selatan
info gambar

Pyo Jewelry, Perhiasan Asli Sumatra Selatan. Sumber Foto: Instagram @pyo_jewelry.


Kini, Pyo Jewelry banyak dikenakan public figure tanah air hingga melintasi batas negara, menjangkau konsumen di Vietnam, Singapura, Malaysia, hingga Amerika Serikat.

Dari bisnis kecil yang dirintis di rumah, Pyo kini mempekerjakan 20 karyawan yang ahli di bidang perhiasan.

Tak hanya berbicara soal estetika, Pyo juga menaruh perhatian pada lingkungan. Ia menerapkan prinsip zero waste dalam pengolahan limbah logam, seperti tembaga dan kuningan, sehingga tidak ada material yang terbuang. 

Prinsip berkelanjutan ini membuat Pyo Jewelry punya makna lebih dari sekadar perhiasan, ia menjadi ruang untuk melestarikan budaya sekaligus menjaga bumi.

“Teruslah belajar. Jangan lupakan pembukuan karena modal dan keuntungan bukan sepenuhnya milik kita pribadi, tapi harus kembali untuk keberlangsungan bisnis,” pesannya.

Pyo Jewelry bukan hanya sekadar brand perhiasan. Ia adalah medium untuk merangkai sejarah, filosofi, dan identitas budaya ke dalam karya yang relevan, berkelas, dan bisa mendunia.

 

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mona Lestari Utami lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mona Lestari Utami.

ML
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.