Pengumuman pemenang Piala Citra Festival Film Indonesia 2025 akan dilaksanakan dalam malam penganugerahan pada Kamis (20/10/2025). Salah satu penghargaan yang paling dinantikan adalah Sutradara Terbaik.
Daftar lima nama yang berkompetisi dalam kategori ini telah dirilis sebelumnya, tepatnya pada Minggu (19/10/2025). Kelima sutradara yang masuk nominasi ini dikenal luas oleh publik pencinta film Indonesia. Mereka terpilih berkat kualitas penyutradaraan yang memukau dan karya-karya yang berhasil menarik perhatian masyarakat.
Siapa saja mereka? Berikut adalah daftar lengkap nominasi Sutradara Terbaik Piala Citra Festival Film Indonesia 2025.
Lima sosok Ini Masuk Nominasi Sutradara Terbaik Piala Citra Festival Film Indonesia 2025, Siapa Saja?
Nominasi Sutradara Terbaik Piala Citra Festival Film Indonesia 2025
1. Joko Anwar
Siapa yang tidak kenal sosok Joko Anwar? Sutradara asal Medan ini masuk nominasi sutradara terbaik Piala Citra Festival Film Indonesia 2025 lewat karyanya yang berjudul Pengepungan di Bukit Duri.
Joko Anwar adalah sutradara yang melahirkan karya pertamanya dengan ikut menulis film Arisan! (2003). Namanya mulai melejit berkat film debutnya, Janji Joni, yang sukses besar.
Joko Anwar terkenal punya kemampuan meramu berbagai genre seperti horor, thriller, hingga drama sosial-politik dalam karya-karyanya. Pengepungan di Bukit Duri pun demikian.
2. Mouly Surya
Mouly Surya merupakan sineas yang dikenal aktif di dunia perfilman dengan banyak peran. Tak hanya menjadi sutradara dan penulis skenario. Ia juga kerap terlibat dalam berbagai aktivitas dan proyek di industri perfilman.
Ada sederet karya Mouly Surya yang fenomenal, misalnya Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak yang pernah mewakili Indonesia sekaligus menyabet penghargaan di perhelatan Academy Awards 2019. Sementara itu di Piala Citra Festival Film Indonesia 2025, ia masuk nominasi sutradara terbaik lewat film Perang Kota.
Sebagai sineas, Mouly Surya punya kemampuan ciamik berupa menghadirkan kedalaman cerita dalam film-filmnya. Itu pula yang membuatnya kerap meraih penghargaan bergengsi.
3. Ryan Andriandhy
Mungkin ada Kawan yang mengenal nama Ryan Andriandhy sebagai pelawak. Tak salah, memang. Selain menjadi sutradara, ia memang berkecimpung di dunia stand-up comedy dan pernah mengikuti ajang Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) musim pertama pada 2011.
Nama Ryan masuk dalam nominasi sutradara terbaik Piala Citra Festival Film Indonesia 2025 lewat film Jumbo. Ada kisah menarik sekaligus inspiratif dari proses berkaryanya dalam menciptakan karyanya tersebut.
Ryan diketahui memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD, suatu gangguan yang terjadi pada otak yang menyebabkan seseorang sulit fokus atau terlalu fokus, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif. Hal ini menyebabkan Ryan mampu fokus mengerjakan film Jumbo selama lima tahun.
4. Timo Tjahjanto
Karier Timo sebagai seorang sutradara dimulai bersama dengan teman semasa kuliahnya, Kimo Stamboel. Mereka menciptakan karya yang memadukan intensitas kekerasan, horor yang mencekam, dan aksi laga yang memacu adrenalin. Awal karier penyutradaraan Timo sendiri bermula ketika ia mulai menggarap berbagai film pendek bersama Kimo.
Tak heran pula apabila karya-karya Timo punya ciri khas yang cukup bikin bergidik. Saat menonton filmnya, jangan heran apabila kawan menemukan adegan-adegan yang diwarnai darah, sadis, dan brutal.
Lewat film The Shadow Strays, Timo Tjahjanto tayang masuk ke dalam nominasi sutradara terbaik Piala Citra Festival Film Indonesia 2025. Film tersebut pertama kali tayang di Netflix pada Oktober 2024 lalu. Sebelumnya, The Shadow Strays juga diperkenalkan ke publik internasional dalam sesi Midnight Madness di Toronto International Film Festival (TIFF).
5. Yandy Laurens
Yandy Laurens dikenal sebagai pencerita ulung dengan gaya penyutradaraan yang humanis, mampu mengubah kisah sederhana menjadi narasi yang menyentuh hati dan sarat makna. Ia konsisten menyoroti nilai-nilai kekeluargaan, cinta, dan harapan, yang membuat penonton merasa dekat dengan setiap karakternya.
Awal kariernya sendiri dimulai saat ia memproduksi berbagai film pendek untuk tugas kuliah, dengan Wan An (2012) menjadi titik baliknya setelah sukses meraih Piala Citra kategori Film Pendek Terbaik di FFI 2012. Kekuatan narasi ini kembali terlihat pada film Sore: Istri dari Masa Depan, yang bahkan mengantarkannya masuk nominasi Sutradara Terbaik Piala Citra FFI 2025.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News