mengenang kh a sahal mahfudz tegas nu bukan organisasi politik - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenang KH. A. Sahal Mahfudz: Tegas, NU Bukan Organisasi Politik

Mengenang KH. A. Sahal Mahfudz: Tegas, NU Bukan Organisasi Politik
images info

Mengenang KH. A. Sahal Mahfudz: Tegas, NU Bukan Organisasi Politik


“Mbah Sahal kan sangat jelas wasiatnya, bahwa NU bukan organisasi politik yang sibuk pada orientasi kekuasaan. NU adalah organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang harusnya jadi juru damai di tengah konflik horizontal yang mengancam pada Pilpres kali ini,” kata Aminuddin Ma’ruf.

Ia mengenang bagaimana Nahdlatul Ulama di bawah kepemimpinan K.H. A. Sahal Mahfudz. Kiai Sahal Mahfudz dikenal sebagai sosok yang cerdas dan bijaksana. Kontribusi dan kepemimpinannya tidak hanya di organisasi NU. Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai rektor pada masa awal pendirian salah satu universitas NU terbaik di Indonesia, yaitu Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara.

Setelah masa kiprah kepemimpinannya, K.H. A. Sahal Mahfudz berpulang pada 24 Januari 2014. Ada kisah menakjubkan yang beredar di kalangan masyarakat yang mengiringi pemakamannya.

baca juga

Kala itu, tanah yang sedang digali untuk liang lahat tiba-tiba menyembulkan air dari bawah tanah. Air tersebut menggenangi makam hingga setinggi dada orang dewasa. Kejadian ini tentu saja membuat panik para penggali kubur. Kemudian, salah seorang penggali kubur melaporkan kejadian tersebut kepada K.H. Muaz Thahir, seorang tokoh NU dan saksi mata yang terlibat langsung dalam proses pemakaman.

Muaz Thahir berniat akan membuat peti untuk melindungi jenazah K.H. A. Sahal Mahfudz kala itu itu. Akan tetapi, saat jenazah K.H. Sahal Mahfudz tiba di lokasi pemakaman sebuah persitiwa mengejutkan terjadi. Air yang sebelumnya membanjiri liang kubur itu tiba-tiba surut dengan cepat. Kejadian ini membuat takjub semua orang yang hadir di pemakaman.

Sebenarnya, siapa K.H. A. Sahal Mahfudz?

baca juga

Biografi K.H. A. Sahal Mahfudz

A. Sahal Mahfudz lahir pada 17 Desember 1937 di Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Ia tumbuh dalam keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Ayahnya, K.H. Mahfudz bin Abdul Salam adalah seorang ulama besar yang dikenal sebagai guru spiritual bagi banyak orang.

Sejak kecil, Sahal sudah diperkenalkan dengan kehidupan pesantren. Di Ponpes Mathali’ul Falah Pati, ia menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah pada 1943-1949. Lalu pada 1950-1953, ia menyelesaikan pendidikan menengah pertamanya di Madrasah Tsanawiyah.

Pada usia 20-an, ia melanjutkan studi ke beberapa pesantren besar, antara lain Pesantren Sarang di Rembang yang dipimpin oleh K.H. Maimoen Zubair. Di sana, Sahal belajar lebih dalam tentang fikih, tafsir, dan berbagai ilmu keislaman lainnya.

baca juga

Saking hausnya dengan ilmu pengetahuan, tahun 1962 saat K.H. A. Sahal Mahfudz menunaikan ibadah haji, ia juga belajar dan berguru kepada ulama-ulama terkemuka di Mekkah, salah satunya Syekh Yasin Al-Fadani.

Setelah menamatkan pendidikan, ia pulang ke Indonesia dan menjadi pengasuh di Pesantren Maslakul Huda Pati pada 1963. Lalu, ia kembali ke Mathali'ul Falah dan menjadi direktur lembaga tersebut pada 1967- 2014.

baca juga

Merintis Jejak Kepemimpinan di NU

Usai belajar ke berbagai pesantren, K.H. Sahal Mahfudz semakin matang dalam ilmu dan spiritualitasnya. Karier kepemimpinannya dimulai saat ia bergabung dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Berbekal ilmu yang luas, ia mulai berkiprah di NU sebagai Katib Syuriyah PCNU Pati pada tahun 1967. Di sana, ia tidak hanya terlibat dalam kegiatan keagamaan, tetapi juga memainkan peran penting dalam pengembangan pendidikan di lingkungan NU, khususnya dalam bidang pendidikan agama dan sosial.

Pada awal 1980-an, pengaruh kepemimpinan KH. Sahal Mahfudz semakin besar. Ia dipilih untuk menjabat sebagai Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah. Jabatan ini membawanya memiliki peluang lebih untuk mempengaruhi kebijakan keagamaan di tingkat nasional.

Kepemimpinan beliau yang paling dikenal adalah ketika ia terpilih sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 1999. Selama memimpin, ia menekankan pentingnya Islam moderat, menanggapi tantangan-tantangan global, dan selalu menegaskan akan pentingnya kerukunan umat beragama.

baca juga

Pemikiran Islam yang Moderat dan Berwawasan Luas

Salah satu ciri khas dari K.H. A. Sahal Mahfudz adalah kemampuannya mengembangkan pemikiran yang moderat dan kontekstual. Ia percaya bahwa Islam adalah agama yang universal dan harus mampu menjawab tantangan zaman. Ia berpendapat bahwa fikih (hukum Islam) tidak hanya terbatas pada teks-teks kuno, tetapi harus dapat dipahami dalam konteks sosial dan zaman modern.

Pemikirannya tentang fikih sosial banyak menginspirasi kalangan akademik dan pesantren. Ia berpendapat bahwa ilmu agama harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang menyentuh langsung berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, ketidakadilan, dan pendidikan.

Ia juga memperjuangkan hak-hak perempuan dalam Islam, mendukung perempuan untuk terlibat lebih banyak dalam ranah publik tanpa kehilangan identitas keislamannya. Ini merupakan bagian dari usahanya untuk membawa wajah Islam yang lebih inklusif dan lebih ramah terhadap kemajuan zaman.

baca juga

Kontribusi Besar dalam Pendidikan dan Dakwah

Selain kiprahnya dalam organisasi, K.H. A. Sahal Mahfudz juga memberi kontribusi besar dalam dunia pendidikan. Di bawah kepemimpinannya, Pesantren Mathali’ul Falah, tempat ia menimba ilmu dan kemudian memimpin, berkembang pesat. Pesantren ini menjadi salah satu pesantren yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga membuka ruang bagi para santri untuk belajar tentang ilmu pengetahuan umum.

Sampai saat ini, pesantren Mathali’ul Falah tetap menghidupkan ajaran-ajarannya yang selalu mengedepankan kemanusiaan, moderasi, serta keseimbangan antara agama dan kemajuan zaman.

Atas kontribusinya, K.H. A. Sahal Mahfudz mendapat penghargaan Anugerah Pesantren Award 2025 dalam kategori Lifetime Achievement yang diselenggarakan Kementerian Agama.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.