Benarkah minum susu dapat menyehatkan? Betul sekali, asalkan susunya asli! Susu memang terlihat putih dan bersih, tetapi tahukah Kawan bahwa tidak semua susu yang dijual di pasaran benar-benar murni?
Beberapa di antaranya ternyata telah dipalsukan atau dicampur dengan bahan-bahan yang tidak seharusnya.
Di sinilah peran analisis pangan menjadi sangat penting untuk mengungkap kebenaran di balik label “susu murni” yang terpajang di rak-rak toko. Bagaimana susu bisa dipalsukan?
Pemalsuan susu bukan berarti mengganti susu sepenuhnya dengan bahan lain, tetapi bisa saja susu dicampur air agar lebih banyak, atau ditambahkan bahan-bahan tertentu supaya tetap terlihat kental dan putih.
Lebih parah lagi, dalam beberapa kasus terdapat oknum yang mencampurkan susu dengan bahan kimia berbahaya seperti maltodekstrin agar susu tampak lebih kental dan putih. Padahal, bahan kimia tersebut dapat menyebabkan penyakit diabetes.
Menurut Zulaikha et al. (2023), pedagang nakal melakukan tindakan tersebut dengan tujuan menambah volume susu, mencari keuntungan, dan mempertahankan sifat fisik susu.

Sumber: https://pixabay.com/id/
Di Indonesia, kasus seperti ini bukanlah hal baru. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Dinas Ketahanan Pangan di berbagai daerah telah beberapa kali menemukan produk susu yang tidak memenuhi standar, seperti susu yang dipalsukan dengan air, dicampur santan, dan berbagai bentuk kecurangan lainnya.
Sayangnya, pemalsuan semacam ini sulit dideteksi hanya dengan menggunakan indera manusia.
- Peran Analisis Pangan: Uji Susu di Laboratorium
Karena kita tidak dapat membedakan antara susu asli dan palsu hanya dengan melihat atau mencicipinya, para ahli memanfaatkan alat dan metode khusus di laboratorium.
Melalui proses yang dikenal sebagai analisis pangan, susu diuji untuk mengidentifikasi kandungan di dalamnya. Berikut beberapa jenis pengujian yang dapat dilakukan:
- Analisis kadar air: Untuk menentukan apakah susu dicampur dengan air. Kadar air dalam susu biasanya tinggi, sekitar 87,5%. Jika hasilnya melebihi angka tersebut, bisa jadi itu pertanda adanya pemalsuan.
- Analisis protein dan lemak: Lemak dan protein adalah nutrisi utama dalam susu. Dengan analisis ini, kita bisa mengetahui jika susu telah dicampur air, yang akan mengakibatkan penurunan kadar lemak dan protein.
- Uji pH: Susu yang mulai rusak atau terkontaminasi biasanya menunjukkan perubahan tingkat keasaman, yang juga bisa menandakan adanya bahan tambahan yang tidak seharusnya atau mendeteksi kadaluwarsa
- Uji Mikrobiologi: Untuk memeriksa apakah susu terkontaminasi oleh bakteri berbahaya.

Sumber: https://pixabay.com/id/
Dampak bagi Konsumen dan Industri
Dampak dari pemalsuan susu sangatlah serius. Konsumen bisa mengalami masalah kesehatan, mulai dari sakit perut, diare, hingga kondisi yang lebih parah seperti kerusakan ginjal jika susu mengandung bahan kimia berbahaya.
Selain itu, kepercayaan masyarakat terhadap produk susu lokal juga menurun. Bagi industri susu yang mematuhi standar kualitas, praktik curang ini jelas merugikan dan menciptakan persaingan yang tidak sehat.
Kasus susu palsu menunjukkan bahwa keamanan pangan bukanlah hal yang sepele. Masyarakat perlu lebih waspada terhadap produk yang mereka konsumsi, sementara pemerintah dan lembaga terkait harus terus memperkuat pengawasan dan meningkatkan edukasi.
Analisis pangan memiliki peran penting dalam memastikan bahwa makanan, termasuk susu, yang kita beli benar-benar aman. Dengan demikian, kita bisa merasa tenang dan yakin bahwa susu yang kita nikmati adalah murni dan menyehatkan bukan malah membahayakan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News