hijau di gelasmu dari matcha sampai spirulina - News | Good News From Indonesia 2025

Hijau di Gelasmu: Dari Matcha sampai Spirulina

Hijau di Gelasmu: Dari Matcha sampai Spirulina
images info

Hijau di Gelasmu: Dari Matcha sampai Spirulina


Warna hijau selalu punya tempat istimewa di hati para pencinta hidup sehat. Dibalik secangkir matcha yang hangat atau segelas smoothie spirulina yang fotogenik, tersimpan kisah panjang tentang sains, budaya, dan inovasi pangan.

Warna hijau pada minuman bukan sekadar estetika, Kawan GNFI, tetapi juga tanda hadirnya pigmen alami yang menyimpan segudang manfaat bagi tubuh.

Klorofil, Jantung dari Warna Hijau

Tahukah Kawan GNFI, warna hijau pada tumbuhan berasal dari pigmen klorofil, yaitu molekul penting dalam proses fotosintesis. Melalui pigmen inilah tumbuhan mampu menangkap energi cahaya matahari untuk menghasilkan oksigen dan makanan. Dalam dunia pangan, klorofil tidak hanya menjadi pewarna alami, tetapi juga menarik perhatian para peneliti karena potensinya bagi kesehatan manusia.

Literatur oleh Permadi et al. (2017), menjelaskan bahwa klorofil dan turunannya seperti klorofilin, memiliki sifat antioksidan dan detoksifikasi yang dapat membantu mengikat senyawa berbahaya dalam tubuh. Selain itu, pigmen ini juga diyakini mendukung kesehatan kulit dan pencernaan. Tak heran jika kini semakin banyak produk pangan dan minuman yang menonjolkan warna hijau alami sebagai simbol kesegaran dan gaya hidup sehat.

Matcha: Tradisi Hijau dari Negeri Sakura

Berbicara mengenai warna hijau dalam minuman, matcha tentu tak bisa dilewatkan. Bubuk teh hijau asal Jepang ini memiliki sejarah panjang dalam budaya minum teh yang penuh ritual dan ketenangan.

Namun diluar sisi tradisionalnya, matcha menyimpan kekuatan ilmiah. Pigmen hijaunya berasal dari klorofil yang tinggi karena daun teh matcha ditanam dengan teknik shading, yaitu menutupi tanaman dari sinar matahari langsung untuk mempertahankan warna dan rasa khasnya.

Selain memberikan warna hijau cerah, matcha juga kaya akan senyawa katekin, yaitu sejenis flavonoid yang berperan sebagai antioksidan kuat. Kombinasi klorofil dan katekin inilah yang membuat matcha menjadi minuman yang bukan hanya indah, tetapi juga menyehatkan.

Tak heran jika tren “matcha latte” atau “matcha dessert” merebak di mana-mana, karena di balik rasanya yang lembut tersimpan manfaat bagi metabolisme dan sistem imun.

Spirulina: Mikroalga yang Menjadi Superfood

Jika matcha mewakili keanggunan tradisi, spirulina mencerminkan masa depan pangan berkelanjutan. Spirulina merupakan mikroalga berwarna hijau kebiruan yang tumbuh di perairan hangat. Warna khasnya berasal dari kombinasi klorofil dan pigmen fikosianin. Dua pigmen ini tidak hanya memberi warna eksotis, tetapi juga menyimpan manfaat biologis luar biasa.

Literatur oleh Putri dan Noviyani (2024), menjelaskan bahwa spirulina mengandung protein tinggi, vitamin B12, zat besi, dan antioksidan alami yang membantu mengurangi stres oksidatif dan peradangan. Oleh karena itu, spirulina sering disebut sebagai superfood. Di berbagai negara, termasuk Indonesia, mikroalga ini mulai dikembangkan sebagai sumber pangan alternatif yang ramah lingkungan dan bergizi tinggi.

Saat ini, spirulina hadir dalam berbagai bentuk seperti tablet suplemen, serbuk untuk smoothies, hingga campuran dalam roti dan es krim. Warna hijaunya yang intens menjadi daya tarik tersendiri di dunia kuliner modern.

Hijau sebagai Simbol Gaya Hidup Baru

Kawan GNFI mungkin sering melihat tren minuman hijau di media sosial, dari green smoothie hingga matcha frappe. Namun, lebih dari sekadar gaya hidup, warna hijau di gelas kita mencerminkan pergeseran paradigma masyarakat terhadap pangan alami dan berkelanjutan.

Masyarakat kini semakin sadar bahwa warna alami bukan hanya mempercantik tampilan makanan, tetapi juga membawa nilai gizi dan makna ekologis. Produsen pangan pun mulai beralih dari pewarna sintetis menuju pigmen alami seperti klorofil, spirulina, dan ekstrak teh hijau yang lebih aman bagi tubuh dan lingkungan.

Selain itu, tren “minum hijau” juga memperlihatkan bagaimana ilmu pengetahuan, budaya, dan kreativitas berpadu. Dari ritual teh di Kyoto hingga laboratorium mikroalga di Yogyakarta, warna hijau menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi.

Warna hijau di gelas bukan sekadar tren sesaat, melainkan simbol kesadaran baru akan pentingnya kembali ke alam. Baik matcha maupun spirulina sama-sama mengajarkan kita bahwa keindahan warna bisa sejalan dengan kebaikan bagi tubuh dan bumi.

Jadi, Kawan GNFI, lain kali ketika Kawan menyesap minuman hijau yang segar, ingatlah bahwa setiap tetesnya menyimpan cerita panjang tentang sains, budaya, dan keberlanjutan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BE
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.