Alodia Yap ialah seniman desain visual dan pelukis kontemporer muda asal Salatiga, Jawa Tengah. Pemilik nama lengkap Benedicta Alodia Santoso secara rutin menggelar pameran kelompok dan tunggal di berbagai galeri di Indonesia dalam beberapa tahun terakhi ini.
Salah satu pameran yang digelarnya ialah Swara Terubus pada 2024. Saat itu Alodia memamerkan karya seni dengan objek manusia yang khususnya perempuan yang bersanding dengan tumbuhan dan alam sekitarnya.
Alodia lantas semakin lekat dengan karya seninya yang mengandung unsur femininitas. Ia melalui objek perempuan dalam lukisannya inilah bisa tersampaikan bagaimana perempuan ingin dilihat.
Menggambar Sejak Kecil
Alodia mengakui sejak kecil memiliki hobi gambar di mana secara alamiah perempuan dijadikannya objek karya. Dari situ ia semakin mengerti arti penting dari pelukis perempuan menjadikan sesama perempuan untuk dijadikan objek gambar.
“Aku semakin ke sini juga semakin belajar kenapa penting perempuan menggambar perempuan dan itu menjadi catatan yang ada secara kekaryaan,” ucap Alodia kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Pelan-pelan ia juga mengetahui bagaimana perspektif berbeda antara laki-laki dan perempuan saat melihat perempuan. Alodia pun merasa penting mengabadikan perempuan dalam lukisan yang menurutnya dibutuhkan keberanian.
“Aku secara sadar menggambar perempuan sekarang dengan tujuan untuk menunjukkan bagaimana dirinya. Menurut aku penting bahwa ini adalah perempuan yang dibuat oleh perempuan. Memang keberanian untuk menggambar perempuan itu ternyata sesuatu yang sulit ya,” ungkapnya lagi.
Karya Seni yang Bagus Tidak Ada
Sebuah karya dengan tema atau bentuk apapun bisa diapresiasi dengan sudut pandang berbeda oleh masing-masing individu. Alodia sendiri sadar akan hal itu sehingga menilai karya seni bagus tidak ada kecuali di mata penikmatnya.
“Karya seni yang bagus menurutku enggak ada. Justru menurut aku semua karya akan menemukan penikmatnya kalau disajikan,” ungkap Alodia.
Namun, untuk mendapatkan penikmat ada di keputusan penghasil karya apakah hasil tangan kreatifnya dipamerkan atau tidak. Jika iya, maka di situlah kesempatan untuk mencuri hati dari penikmat karya.
“Kan kadang-kadang sebagai pencipta apapun mau fotografer, ilustrator, perupa, pemusik, bikin karya tidak ditatampilkan, ya tidak akan menemukan penikmatnya. Tapi semua karya akan menemukan penikmatnya,” katanya lagi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News