Siksorogo Lawu Ultra adalah salah satu ajang lari trail paling beken di Indonesia. Bahkan, ada pula yang menyebutnya sebagai "lebaran" bagi para pelari trail.
Setiap tahunnya, Gunung Lawu diramaikan oleh para pelari trail yang mengikuti Siksorogo Lawu Ultra. Untuk tahun 2025 ini, ajang tersebut telah dilaksanakan di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar pada Sabtu dan Minggu (6–7/12/2025).
Penyelenggaraan Siksorogo Lawu Ultra mendapat banyak sorotan masyarakat. Sebab, terdapat dua peserta yang meninggal dunia saat tengah mengikuti race. Mereka adalah Pujo Buntoro (55) dan Sigit Joko Purnomo (45).
Perlu diketahui, Siksorogo Lawu Ultra 2025 sebetulnya berjalan relatif lancar. Kedua peserta yang meninggal pun bukan disebabkan oleh kecelakaan, melainkan terkena serangan jantung, tepatnya di Bukit Mitis kilometer 12 dan Bukit Cemoro Wayang kilometer 8, Gunung Lawu.
Petugas medis sendiri sempat memberi pertolongan kepada Pujo dan Sigit di tengah hujan lebat yang melanda lokasi. Meski demikian, nyawa keduanya tak tertolong.
Untuk diketahui, Pujo dan Sigit sendiri bukanlah pemula di jagat lari trail dan kegiatan di alam bebas.
Pada dasarnya ajang lari trail di gunung seperti Siksorogo Lawu Ultra merupakan kegiatan yang berisiko. Karena itu pula, pesertanya diminta untuk menyertakan surat keterangan sehat saat mendaftarkan diri.
Siksorogo Lawu Ultra 2025 terdiri dari 6 kategori lomba, yakni trail 7 km, trail 15 km, trail 30 km, trail 50 km, trail 80 km, dan trail 120 km.

Siksorogo Lawu Ultra, Pendongkrak Pariwisata Jawa Tengah
Terlepas dari insiden yang terjadi tahun ini, Siksorogo Lawu Ultra sejatinya adalah acara yang memberi keuntungan bagi Kabupaten Karanganyar dan Provinsi Jawa Tengah. Dengan adanya ajang ini, pariwisata setempat bisa ikut terdongkrak.
Acara tahunan tersebut sukses menarik perhatian dengan partisipasi ribuan peserta dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari mancanegara. Nah, tingginya antusiasme inilah yang membawa dampak positif yang besar terhadap sektor pariwisata.
Kehadiran para peserta Siksorogo Lawu Ultra 2025 turut membuat penginapan, UMKM, dan beragam usaha masyarakat di sekitar lokasi acara jadi laris manis. Diperkirakan, perputaran ekonomi selama gelaran Siksorogo Lawu Ultra 2025 ini mencapai angka miliaran rupiah.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan pandangannya mengenai manfaat acara seperti ini. Menurutnya, kegiatan pariwisata olahraga atau sport tourism memiliki kapabilitas untuk menjadi salah satu instrumen penggerak perekonomian daerah. Ia menilai bahwa event olahraga berbasis alam punya daya tarik kuat untuk mengumpulkan ribuan pengunjung dengan mudah, sehingga menciptakan efek ganda bagi berbagai sektor.
Sumarno juga mengamati adanya peningkatan dalam penyelenggaraan Siksorogo Lawu Ultra 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini selaras dengan bertambahnya jumlah peserta yang ikut serta.
"Alhamdulillah, untuk penyelenggaraan tahun 2025 ini menurut pengamatan saya jauh lebih baik dibanding tahun 2024 kemarin. Mudah-mudahan ini menjadi trigger (pemicu) untuk wisata di Jawa Tengah, ya," ujar Sumarno.
Meski positif dan menguntungkan, ada hal yang masih perlu dievaluasi dari Siksorogo Lawu Ultra 2025. Misalnya saja, menurut Sumarno, di antaranya pelibatan masyarakat setempat yang perlu ditingkatkan, juga standar keselamatan peserta.
Setelah adanya insiden pelari yang meninggal dunia, panitia Siksorogo Lawu Ultra 2025 sendiri sudah menyatakan kesiapannya untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Sebagai bagian dari langkah perbaikan, gelaran Siksorogo Lawu Ultra bakal menambah jumlah tenaga medis, penempatan personel di titik rawan, juga pengetatan syarat kesehatan peserta.
Dengan akan hadirnya Siksorogo Lawu Ultra berikutnya yang penyelenggaraannya lebih baik, apakah Kawan siap ikut menaklukkan tantangan lari trail di Gunung Lawu?