semangat citra pariwara 2025 untuk industri periklanan teknologi diadopsi kreativitas tetap dijunjung tinggi - News | Good News From Indonesia 2025

Semangat Citra Pariwara 2025 untuk Industri Periklanan: Teknologi Diadopsi, Kreativitas Tetap Dijunjung Tinggi!

Semangat Citra Pariwara 2025 untuk Industri Periklanan: Teknologi Diadopsi, Kreativitas Tetap Dijunjung Tinggi!
images info

Semangat Citra Pariwara 2025 untuk Industri Periklanan: Teknologi Diadopsi, Kreativitas Tetap Dijunjung Tinggi!


Industri periklanan Indonesia kembali menggelar "hajatan" berupa gelaran Citra Pariwara 2025. Di sana, ada pesan penting yang tersampaikan: Teknologi perlu diadopsi, tetapi kreativitas tetap dijunjung tinggi.

Citra Pariwara 2025 diselenggarakan di Bengkel Space SCBD, Jakarta, pada Jumat hingga Sabtu (11-12/12/2025). Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara yang digagas oleh Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) DKI Jaya ini memberi penghargaan kepada para insan kreatif di industri periklanan Indonesia atas karya-karya terbaiknya.

Penghargaan atas karya-karya terbaik yang dilombakan meliputi berbagai kategori, di antaranya Digital Technology, Brand Experience, Integrated, Print, Audio, Film, Out Of Home, hingga Design dan Digital Content. Selain itu, ada pula kategori khusus mahasiswa dan anak muda bernama Baru Gede serta Daun Muda, juga penghargaan individu People’s Award.

Pada 2025 ini, Citra Pariwara mengambil tema "Million Hits Wonder". Tema demikian dipilih sebagai penghargaan untuk para insan kreatif di Indonesia yang selalu bisa konsisten mengeluarkan ide-ide cemerlang hingga melahirkan apa yang dipandang sebagai Million Hits Wonder tersebut.

"Million Hits Wonder terinspirasi dari dedikasi dan konsistensi insan kreatif Indonesia yang terus melahirkan karya-karya hebat," ujar Creative Partner Ou Creative, Selwyn Irawan, yang ikut menggarap konsep dan branding Citra Pariwara 2025.

Ada hal menarik yang terlihat dari Citra Pariwara 2025. Lewat gelaran tahun ini ada penegasan akan keterbukaan industri periklanan Indonesia terhadap perkembangan teknologi. Meski demikian, kreativitas manusia tetap diposisikan sebagai hal terpenting yang tak tergantikan dalam berkarya.

baca juga

Harmoni Teknologi dan Kreativitas di Citra Pariwara 2025

Dari tema Citra Pariwara 2025 saja, keterbukaan terhadap teknologi sendiri sebenarnya sudah tersampaikan. Apalagi, penggarapan aspek visual "Million Hits Wonder" yang digunakan dalam acara tahun ini juga sangat terbantu oleh teknologi.

"Tahun ini kita coba buat satu yang beda. Kita selaras dengan teknologi, kita pakai human-generated coding. Jadi kita bikin satu script yang kita translate jadi visual." kata Co-founder dan Creative Partner Ou Creative, Melvin Christian.

Tidak mengherankan apabila industri kreatif khususnya periklanan diharapkan bisa terus bertahan dan menjawab tantangan zaman dengan adaptasi teknologi. Sebab, industri satu ini punya kontribusi ekonomi yang tidak bisa dipandang remeh.

Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya, menjelaskan bahwa subsektor periklanan adalah salah satu lokomotif penggerak ekonomi dengan multiplier effect yang menarik subsektor ekraf lainnya seperti televisi, radio, desain grafis, film, animasi, dan subsektor lainnya.

"Berdasarkan data dari BKPM, pada semester pertama 2025, dalam hal realisasi investasi Sektor Ekonomi Kreatif, subsektor periklanan berhasil menarik investasi sebesar 2,77 Triliun Rupiah atau posisi ke-5 terbesar setelah subsektor Aplikasi, Fesyen, Kriya, dan Kuliner." terang Teuku Riefky.

Menghadirkan harmoni antara teknologi dan kreativitas memang diperlukan dalam sektor kreatif seperti periklanan. Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Agustini Rahayu. Ia menjelaskan bahwa sejatinya teknologi, khususnya kecerdasan buatan atau AI, adalah alat bantu yang mendukung kreativitas manusia dalam berkarya.

"Kreativitas manusia tidak akan bisa tergantikan dengan teknologi, namun kita juga tidak bisa menolak sebuah kemajuan. AI itu hanya sebuah alat yang bisa membantu mempercepat pekerjaan kita, bukan pengganti kreativitas. Dan dibutuhkan active collaboration antara pemerintah, industri kreatif, dan tech company untuk menghadapi perkembangan teknologi yang dinamis,” ujar Ayu dalam sesi seminar Citra Pariwara 2025 bertajuk ‘Human Creativity x Artificial Intelligence: Redefining Indonesia’s Creative Economy’ pada Jumat.

Kementerian Ekraf sendiri punya pandangan jelas bahwa pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) harus diarahkan pada sebuah kolaborasi yang sehat antara kemampuan dan teknologi. Oleh karena itu, penguatan literasi digital, pengembangan standar etika, dan perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) jadi hal yang sangat penting.

Bukan tanpa alasan, hal-hal tersebut diperlukan agar inovasi tetap berakar kuat pada kreativitas manusia tanpa perlu menghambat laju kemajuan teknologi.

baca juga

 

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aulli Atmam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aulli Atmam.

AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.