Menjaga kesehatan gigi dan mulut akan berdampak baik bagi kesehatan seluruh tubuh. Ketika mengalami sakit gigi, tak jarang tubuh juga ikutan sakit. Oleh karena itu, memelihara kebersihan gigi dan mulut penting untuk dilakukan oleh kita semua dan perlu diajarkan kepada siapa pun, terutama anak sejak usia dini.
Pasalnya, mengajarkan kesehatan gigi ke anak jadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka hingga besar nanti. Dengan begitu, sang anak akan punya kebiasaan dan kesadaran untuk selalu menjaga giginya selama ia hidup.
Dilansir Kemkes, pertumbuhan dan perkembangan gigi anak sangat rentan terhadap kerusakan. Email gigi pada anak tidak sekuat email gigi orang dewasa. Maka dari itu, peran orang tua sangat diperlukan dalam membimbing dan menyediakan fasilitas sikat dan pasta gigi kepada anaknya.
Namun, sayangnya masih belum banyak yang paham tentang kesehatan gigi dan mulu, terutama di desa-desa terpencil. Alasan itulah yang melahirkan Gerakan Gigi Bali Sehat di Bali tahun 2018 oleh Ayu yang saat itu mengikuti program Profesi Kedokteran Gigi di Universitas Udayana.
Cerita Awal Munculnya Gerakan Gigi Bali Sehat
drg. Komang Ayu Sri Widyasanthi yang saat ini adalah seorang dokter gigi, mendirikan gerakan sosial “Gigi Bali Sehat” di tahun 2018. Melalui wawancaranya dengan Lestari TV, Ayu mengatakan bahwa pendirian gerakan sosial tersebut diawali dari rasa galau memasuki masa Koas dan kebingungannya harus mencari pasien.
Mulanya, ia diminta untuk mengajar tentang kesehatan oleh komunitas Bali Baca Buku yang terjun ke desa-desa. Tentunya, ia memberikan edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut, sesuai dengan background pendidikannya ia saat itu.
Saat berinteraksi dengan anak-anak komunitas literasi, Ayu melontarkan pertanyaan “siapa yang tidak punya sikat gigi?” kepada mereka. Perempuan kelahiran 1995 itu terkejut ketika melihat jawaban mereka semua. Mayoritas dari mereka mengangkat tangan, yang artinya tidak punya sikat gigi sendiri.
Saat ditanya satu per satu, beberapa dari mereka hanya memiliki satu sikat gigi di rumah. Mereka menggunakan satu sikat gigi untuk sekeluarga. Bahkan ada yang hanya menggunakan tangan yang dibalur sabun yang kemudian digosok-gosok ke gigi. Ada pula yang menggunakan daun untuk membersihkan gigi mereka.
Dari sanalah akhirnya Ayu tergerak untuk mendirikan Gerakan Gigi Bali Sehat dengan campaign "#1SikatGigiBerarti" dan "Sehat Sejak Dini". Kegiatan tersebut fokus pada kesehatan gigi anak. Ia punya keinginan untuk membuat wadah yang bisa memfasilitasi sikat gigi dan pasta gigi untuk mereka. Maka dari itu, tagar tersebut punya makna setiap anak dapat memiliki sikat gigi, hidup sehat, hidup bersih, dan senyum sehat.

Anak-anak belajar mencuci tangan | Foto: Instagram.com/gigibalisehat
Kegiatan yang Ayu dan para volunteer lakukan tidak cuma edukasi tentang kesehatan gigi, namun ada kegiatan seru lain yang mereka lakukan. Misalnya dengan mengajak senam, mengajarkan cuci tangan dengan benar, dan mengecek kebersihan kuku, pakaian, hingga rambut. Setelah itu, barulah masuk ke inti kegiatan yaitu memberikan edukasi cara menggosok gigi.
Menurutnya, kegiatan sosial ini adalah panggilan hati. Ketika dirinya dan para volunteer lain menuju satu desa di pelosok, hal itu menjadi charging energy bagi mereka sendiri. Jadi, ketika pulang dan kembali beraktivitas, mereka mendapatkan energi baru setelah berinteraksi dengan anak-anak di desa.
Meskipun Ayu sibuk dengan jadwalnya sebagai seorang dokter gigi, ia selalu meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan ini. Ayu menuturkan tim Gerakan Gigi Bali Sehat datang kembali ke desa per dua minggu sekali dan mengganti sikat gigi para murid binaan tiga bulan sekali.
Pencapaian Gerakan Gigi Bali Sehat
Menurut indonesiana.id, Gerakan Gigi Bali Sehat memiliki beberapa pencapaian yang telah diraih selama 5 tahun ini. Di antaranya adalah:
- Saat ini memiliki 14 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 20-50 orang per kelas.
- Dari semua kelas binaan yang telah dikunjungi, 85% dari mereka sudah terbiasa melakukan sikat gigi, cuci tangan, dan sebagainya.
- Gerakan Gigi Bali Sehat melakukan kunjungan edukasi dan donasi kesehatan gigi di beberapa sekolah yang bekerja sama dengan universitas di Bali. Saat ini, lebih dari 1000 anak yang telah diberdayakan dengan jumlah binaan sebanyak 400 orang.
Dengan adanya program Gigi Bali Sehat, Ayu berharap akan semakin banyak anak-anak yang berkarakter sehat dan tidak ada lagi yang kekurangan dalam fasilitas kesehatan, terutama dalam memiliki sikat gigi. Gerakan ini akan terus dilakukannya meskipun ia dan para volunteer memiliki kesibukan masing-masing.
Berkat aksinya yang inspiratif ini, drg. Komang Ayu Sri Widyasanthi mendapat penghargaan sebagai sosok inspiratif dalam Apresiasi SATU Indonesia Awards di tahun 2021 yang digelar PT Astra. Jadi, jangan pernah berhenti untuk melakukan banyak kebaikan, ya, Kawan GNFI! Dengan kebaikan, pintu-pintu pengetahuan, pengalaman, dan kebahagiaan akan terbuka dengan lebar.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News