Taman Wisata Alam (TWA) Keramat Suci merupakan suatu kawasan yang memiliki wilayah konservasi mangrove. Pada lokasi ini terdapat berbagai jenis mangrove, dua di antaranya adalah Sonneratia sp. dan Rhizopora sp.
Proses pengambilan data terkait pengukuran serapan karbon dilakukan di sekitar TWA Keramat Suci, Dusun Kokokpedek Timur, Desa Sugian, dengan 2 metode, yakni metode plot serta metode interpretasi citra dan analisis. Proses tersebut dilakukan melalui web Jejakin menggunakan tools Carbon Atlas.
Program kerja dilaksanakan pada Minggu, 14 Juli 2024 oleh Rindha Amarsita dan Amran Simon Hasibuan sebagai PIC, bersama beberapa mahasiswa. Mereka adalah Widyandari Rahmadhanti, Taufik Hasan Wau, dan Audi Ziyad Afkar Muhammad dari tim KKN-PPM UGM Periode 2 Unit NB-002. Adapun program didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Dwi Umi Siswanti, S.Si., M.Sc.
Selain itu, program kerja ini juga didampingi langsung oleh Aliman selaku warga lokal dan sebagai pendamping lapangan untuk pengarahan pengambilan data.
Program tersebut bertujuan untuk untuk menghasilkan data kuantitatif mengenai potensi penyerapan karbon di hutan mangrove, khususnya di TWA Keramat Suci. Data yang diperoleh diharapkan dapat membantu dalam pengelolaan hutan mangrove yang lebih baik serta implementasi strategi untuk meningkatkan penyerapan karbon melalui pelestarian dan rehabilitasi mangrove.
Selain itu, adanya program kerja ini dapat menghasilkan data yang sangat penting untuk mendukung upaya konservasi yang sedang dijalankan serta untuk menjalin kerja sama dengan beberapa LSM (NGO) yang berfokus pada konservasi mangrove. Dengan memiliki data yang valid, pemerintah desa dapat merencanakan strategi konservasi yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Aliman selaku pendamping lapangan memberikan kesan positif terhadap program kerja ini. Menurutnya, program kerja yang dilakukan menarik dan sangat diperlukan. Sayangnya, banyak penelitian sebelumnya tidak meninggalkan data bagi pihak setempat.
Karena itulah, program kerja yang dilakukan oleh tim KKN PPM UGM Melukis Sambelia 2024 dianggap akan bermanfaat. Sementara itu, menurut Bagus selaku Sekretaris Desa Sugian, data kuantitatif dan visual sangat dibutuhkan untuk menganalisis potensi simpanan karbon di wilayah tersebut. Dengan begitu, data akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai seberapa besar potensi karbon yang ada di Taman Wisata Alam Keramat Suci.
Kegiatan yang dilakukan pada metode plot, diawali dengan pemakaian alat pelindung diri seperti sepatu boots dan topi lapangan. Proses pengambilan data dilakukan kurang lebih 3 jam dengan pengambilan data pertama di area belakang Makam Keramat Suci.
kemudian, dilanjutkan dengan menyebrangi danau berlumpur untuk pengambilan data kedua ke titik mangrove selanjutnya. Program kerja ini menghasilkan data terkait serapan karbon yang dianalisis dari pengukuran DBH (Diameter Setinggi Dada). Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel yang terinci dan mudah dipahami. Dengan begitu, akan bermanfaat untuk proses konservasi mangrove berkelanjutan.
Sementara itu, pada metode interpretasi citra, diawali dengan pengolahan data spasial untuk mengukur luas wilayah TWA Keramat Suci menggunakan fitur tools Carbon Atlas pada web Jejakin. Data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan untuk mengelola hutan mangrove dengan lebih baik, serta implementasi strategi untuk meningkatkan penyerapan karbon melalui pelestarian dan rehabilitasi mangrove.
Data yang dihasilkan juga dapat menjadi referensi bagi pihak desa dan peneliti di masa mendatang, serta membantu dalam penyusunan kebijakan lingkungan yang lebih baik.
Program ini merupakan langkah konkret dalam mendukung upaya konservasi dan pengelolaan sumber daya alam berbasis data di TWA Keramat Suci. Dengan kolaborasi antara tim KKN PPM UGM dan masyarakat lokal, diharapkan dapat tercipta pengelolaan hutan mangrove yang lebih berkelanjutan dan efektif.
Program kerja ini juga tidak hanya memberikan data ilmiah saja. Namun, juga akan memperkuat kerja sama antara masyarakat, akademisi, dan organisasi konservasi. Hasil dari data tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian ekosistem mangrove di Indonesia.
Penulis: Rindha Amarsita, Amran Simon Hasibuan, Widyandari Rahmadhanty
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News