Di sebuah Dusun yang damai yakni Dusun Jamblangan Kulon, Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang Jawa Tengah terdapat sebuah tempat belajar yang penuh warna bernama TPA Tarbiyatul Athfal. Di sini, anak-anak TK dan SD mempelajari Al-Qur'an sambil bermain dan belajar hal-hal baru. Suatu hari, mereka kedatangan tamu istimewa, Kak Febhe Maulita May Pramasta, seorang mahasiswi Teknik Fisika dari UGM yang sangat cerdas dan ramah.
Kak Febhe datang untuk memperkenalkan program Qurani, yaitu sebuah program yang menggabungkan Al-Qur'an dengan sains dan teknologi komputer. Tujuannya adalah untuk membuat belajar menjadi lebih menyenangkan dan inspiratif bagi anak-anak.
HARI PERTAMA QURANI (Qur'an dan Sains dan Teknologi Komputer)
Hari pertama Kak Febhe di TPA Tarbiyatul Athfal dimulai dengan ceria. Kak Febhe menceritakan kepada anak-anak tentang betapa menawannya ciptaan Allah. Dia menunjukkan gambar-gambar bintang, planet, dan berbagai fenomena alam melalui komputer. “Tahukah kalian,” kata Kak Febhe, “bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dengan sangat indah dan teratur? Kita bisa menggunakan teknologi untuk mempelajarinya lebih dalam!”
Kak Febhe kemudian mengajak anak-anak untuk belajar bersama melalui beberapa kegiatan interaktif. Mereka membuat model tata surya sederhana menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan dan teknologi komputer. Zahra, seorang gadis kecil yang sangat antusias, tidak sabar untuk mulai.
“Kita akan membuat model tata surya,” jelas Kak Febhe. “Kita akan belajar bagaimana planet-planet berputar mengelilingi matahari, dan ini semua adalah bagian dari ciptaan Allah yang sangat luar biasa!”
Dengan bimbingan Kak Febhe, anak-anak menggunakan komputer untuk melihat simulasi tata surya dan mempelajari bagaimana planet-planet berputar di sekitar matahari. Kak Febhe menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan ini membantu kita memahami keajaiban ciptaan Allah seperti yang tertulis dalam Al-Qur'an:
- "Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Dan Sesungguhnya, jika Kami menghendaki, tentu Kami dapat menjadikan yang seperti itu dalam sekejap." (QS. Al-A'raf: 54)
Saat mereka membuat model tata surya dengan menggunakan bola-bola kecil yang digantung dan diwarnai, Kak Febhe menjelaskan tentang bagaimana sains dan teknologi membantu kita melihat keteraturan dalam ciptaan Allah. Zahra dan teman-temannya sangat senang dan penuh semangat. Mereka tidak hanya belajar sains, tetapi juga merasakan keajaiban ciptaan Allah secara langsung.
Setelah kegiatan selesai, Kak Febhe mengajak anak-anak untuk merenungkan betapa besar dan indahnya ciptaan Allah. Dia berkata, “Dengan mempelajari sains dan menggunakan teknologi, kita tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga semakin dekat dengan Allah. Karena semua pengetahuan yang kita pelajari tentang dunia adalah bagian dari keajaiban ciptaan-Nya.”
Zahra pulang ke rumah dengan senyum lebar dan banyak cerita. Dia berbagi pengalaman dan pengetahuannya dengan keluarganya, mengatakan betapa menyenangkannya belajar tentang ciptaan Allah melalui sains dan teknologi. Dia juga merasa lebih dekat dengan Allah setelah memahami lebih dalam tentang keajaiban langit dan bumi.
HARI KEDUA QURANI (Qur'an dan Sains dan Teknologi Komputer)
Hari itu, Kak Febhe memiliki rencana yang sangat spesial untuk anak-anak TK dan SD. Dia ingin mengajarkan mereka mengenal nama-nama buah dalam bahasa Arab dengan cara yang menyenangkan—yaitu melalui lomba mewarnai. Kak Febhe memulai sesi dengan ceria, menjelaskan kepada anak-anak tentang pentingnya mengenal nama-nama buah dalam bahasa Arab serta manfaatnya.
“Selamat pagi, anak-anak! Hari ini kita akan melakukan sesuatu yang sangat seru,” kata Kak Febhe dengan penuh semangat. “Kita akan belajar nama-nama buah dalam bahasa Arab sambil mewarnai gambar buah-buahan!”
Anak-anak langsung bersemangat mendengar tentang kegiatan tersebut. Kak Febhe menjelaskan bahwa mengenal nama-nama buah dalam bahasa Arab adalah salah satu cara yang menyenangkan untuk belajar bahasa sambil memahami keanekaragaman ciptaan Allah.
Setiap anak diberikan gambar buah-buahan yang berbeda untuk diwarnai. Di setiap gambar, terdapat nama buah dalam bahasa Arab dan Inggris. Kak Febhe menjelaskan nama-nama buah tersebut, misalnya:
- Apel - تفاح (Tuffah)
- Pisang - موز (Mawz)
- Jeruk - برتقال (Burtuqal)
- Anggur - عنب (Inab)
Sambil mewarnai, Kak Febhe bercerita tentang bagaimana Allah menciptakan berbagai macam buah dengan warna dan rasa yang berbeda. “Ingat, setiap buah yang kita lihat adalah bagian dari keindahan ciptaan Allah. Dengan mewarnai gambar buah-buahan ini, kita belajar lebih banyak tentang ciptaan-Nya dan bagaimana kita bisa menghargainya.”
Setelah selesai mewarnai, Kak Febhe mengajak anak-anak untuk berdiskusi dan berbagi gambar hasil karya mereka. Mereka membandingkan gambar mereka dengan nama buah dalam bahasa Arab dan berbagi informasi tentang buah-buahan yang mereka suka. Kak Febhe juga menunjukkan gambar-gambar nyata dari buah-buahan yang mereka warnai dan menjelaskan manfaat setiap buah untuk kesehatan.
Para anak-anak sangat antusias dan bangga dengan hasil karya mereka. Mereka merasa senang bisa belajar bahasa Arab sambil melakukan aktivitas kreatif. Aisyah, salah seorang peserta yang sangat antusias, berlari pulang dengan gambar buah yang sudah diwarnai dan bercerita kepada keluarganya tentang betapa menyenangkannya kegiatan hari itu.
HARI KETIGA QURANI (Qur'an dan Sains dan Teknologi Komputer)
Di tengah semaraknya pagi di Dusun Jamblangan Kulon, anak-anak TPA Tarbiyatul Athfal berbaris rapi, wajah mereka penuh antusiasme dan senyum ceria. Hari itu adalah hari ketiga dari program Qurani (Qur'an dan Sains dan Teknologi Komputer), yang diinisiasi oleh seorang mahasiswi berbakat dari Teknik Fisika UGM, Febhe Maulita May Pramasta. Dengan semangat yang menggebu, Febhe dan timnya siap memberikan pengajaran matematika berbasis Al-Qur'an.
Matahari baru saja naik ketika Febhe tiba di TPA. Anak-anak, yang sudah menunggu dengan penuh harapan, langsung menyambutnya dengan sapaan hangat. “Assalamu'alaikum Kak Febhe!” seru mereka serempak. Senyum lebar terpancar dari wajah Febhe saat ia membalas salam mereka.
Dengan penuh perhatian, Febhe mengajak anak-anak duduk di aula kecil TPA. Hari itu, mereka akan belajar tentang konsep dasar matematika yang diintegrasikan dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Febhe membuka pelajaran dengan bismillah dan membaca surah Al-Alaq ayat 1-5, mengingatkan anak-anak bahwa ilmu adalah cahaya yang harus dikejar dengan niat yang tulus.
Untuk menarik minat anak-anak, Febhe menggunakan alat peraga sederhana. Dia membawa kartu angka yang dihias dengan indah dan beberapa mainan edukatif. “Adik-adik, siapa yang tahu berapa jumlah huruf dalam kata 'Allah'?” tanya Febhe sambil mengangkat kartu angka 4. Anak-anak berebut menjawab, “Empat!” dengan gembira.
Kemudian, Febhe menghubungkan angka empat tersebut dengan salah satu ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang kekuasaan Allah yang Maha Esa. Dia menjelaskan dengan bahasa yang sederhana bahwa angka-angka dalam matematika juga mencerminkan kebesaran dan keesaan Allah. Anak-anak terlihat takjub dan mulai memahami bahwa matematika bukan hanya soal angka, tapi juga sarana untuk mengenal pencipta mereka.
Setelah memberikan penjelasan, Febhe mengajak anak-anak untuk mempraktikkan pelajaran hari itu. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, masing-masing diberi tugas untuk menghitung jumlah kata dalam beberapa ayat pendek Al-Qur'an. Anak-anak bekerja sama dengan semangat, saling membantu dan berdiskusi. Febhe berkeliling, memberikan arahan dan memotivasi mereka.
“Bagus sekali, adik-adik! Ternyata dalam surah Al-Fatihah ada tujuh ayat,” ujar Febhe dengan penuh semangat. Anak-anak terlihat bangga dengan penemuan mereka dan lebih semangat lagi untuk belajar lebih banyak.
Di akhir sesi, Febhe menutup dengan memberikan pesan inspiratif. “Adik-adik, belajar matematika itu penting, tapi yang lebih penting adalah mengingat bahwa ilmu yang kita pelajari bisa membuat kita lebih dekat dengan Allah. Jadikan Al-Qur'an sebagai pedoman dalam setiap langkah kita.”
Anak-anak mendengarkan dengan khidmat, merasa termotivasi dan terinspirasi. Mereka berjanji untuk terus belajar dengan tekun, baik ilmu dunia maupun ilmu agama. Hari itu, mereka tidak hanya belajar matematika, tapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana ilmu bisa memperkuat iman.
Febhe meninggalkan TPA Tarbiyatul Athfal dengan hati yang penuh kebahagiaan. Melihat senyum ceria dan semangat membara di wajah anak-anak adalah bentuk kepuasan tersendiri baginya. Setiap sesi pelajaran yang diberikan tidak hanya memperkenalkan mereka pada ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga memperdalam pemahaman mereka tentang keindahan ciptaan Allah melalui Al-Qur'an. Keterlibatan aktif anak-anak dalam kegiatan belajar menjadi bukti nyata dari keberhasilan program yang digagasnya.
Program Qurani terus melaju dengan sukses, menyebarkan inspirasi dan manfaat yang signifikan bagi generasi muda di Dusun Jamblangan Kulon. Melalui integrasi antara sains, teknologi, dan ajaran Al-Qur'an, anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan akademis, tetapi juga membangun dasar spiritual yang kuat. Program ini menjadi jembatan yang menghubungkan pengetahuan duniawi dengan pemahaman religius, memberikan dampak positif yang mendalam dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Keberhasilan Program Qurani mencerminkan dedikasi dan komitmen Febhe dalam mengedukasi dan memberdayakan anak-anak. Dengan setiap langkah yang diambil, Febhe memastikan bahwa pendidikan yang diberikan tidak hanya bermanfaat secara akademis tetapi juga memperkuat iman dan karakter anak-anak. Program ini, dengan semua kegembiraan dan manfaatnya, menjadi contoh cemerlang dari bagaimana inovasi dalam pendidikan dapat membawa perubahan positif bagi komunitas.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News