Legenda Datuk Darah Putih merupakan salah salah satu cerita rakyat yang beredar di tengah masyarakat Jambi. Cerita dalam legenda ini mengisahkan tentang seorang hulubalang yang menjadi pemimpin rakyat untuk mengusir kedatangan Bangsa Belanda yang ingin menguasai wilayah tersebut dulunya.
Bagaimana kisah lengkap dalam legenda Datuk Darah Putih tersebut?
Legenda Datuk Darah Putih
Dikutip dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, cerita rakyat masyarakat Jambi ini berkisah tentang seorang hulubalang yang bernama Datuk Darah Putih. Hulubalang ini dikenal seantero negeri karena kesaktian yang dia miliki.
Seperti namanya, Datuk Darah Putih dipercaya memiliki darah yang berwarna putih di dalam dirinya. Ketika dia terkena tebasan atau serangan dari lawan, maka darah putih akan keluar dari bekas luka tersebut.
Dengan kesaktian yang dia miliki, Datuk Darah Putih menjadi pemimpin dari pasukan elit yang ada di Kerajaan Jambi pada waktu itu. Dirinya juga cukup disegani oleh para pasukan berkat kemampuan yang dimilikinya.
Datuk Darah Putih juga dikenal sebagai seorang hulubalang yang patuh terhadap setiap titah raja. Dirinya berhasil menyelesaikan setiap tugas yang diberikan, sehingga sang raja juga menaruh rasa hormat kepadanya.
Pada suatu masa, wilayah Kerajaan Jambi diketahui akan diserang oleh Bangsa Belanda. Armada pasukan bangsa asing ini diketahui sudah mulai mendekat ke wilayah Kerajaan Jambi.
Mendengar informasi ini, sang raja memerintahkan Datuk Darah Putih untuk membaca pasukannya dan menghadang kedatangan Bangsa Belanda tersebut. Seperti biasa, Datuk Darah Putih menyanggupi titah yang diberikan oleh sang raja.
Sebenarnya Datuk Darah Putih pergi dengan rasa berat dalam dirinya. Sebab dirinya mesti meninggalkan sang istri yang tengah hamil tua. Namun sebagai seorang hulubalang yang mengabdi kepada kerajaan, Datuk Darah Putih memenuhi kewajibannya dan memimpin pasukan menuju Pulau Berhala untuk menghadang kedatangan armada Bangsa Belanda.
Sesampainya di Pulau Berhala, Datuk Darah Putih memerintahkan pasukannya untuk membangun benteng-benteng di daerah tersebut. Selain itu, hulubalang ini juga menjalankan latihan intensif bagi setiap prajuritnya agar siap ketika armada Bangsa Belanda melewati pulau tersebut.
Waktu yang dinanti akhirnya tiba. Iring-iringan armada Belanda mulai mendekati Pulau Berhala.
Melihat kedatangan armada tersebut, Datuk Darah Putih beserta pasukannya langsung melompat dan menyerang pasukan Belanda. Jumlah armada yang sedikit membuat pasukan Datuk Darah Putih dengan mudah mengalahkan bangsa asing ini.
Armada Belanda yang tersisa pun mundur dan menjauh dari Pulau Berhala. Akan tetapi selang beberapa hari, armada Belanda kembali datang dengan jumlah yang lebih banyak.
Pertempuran besar akhirnya tidak terelakkan terjadi di pulau tersebut. Pasukan Datuk Darah Putih kewalahan karena teknologi persenjataan armada belanda yang jauh lebih lengkap, seperti meriam dan senapan.
Akan tetapi, Datuk Darah Putih tetap membakar semangat pasukannya untuk mengusir bangsa asing tersebut. Namun nahas, Datuk Darah Putih terkena sabetan pedang dari pasukan Belanda yang berhasil mendekatinya.
Darah putih mengucur deras dari bekas tebasan tersebut. Pasukan lain langsung dengan sigap membawa Datuk Darah Putih ke dalam benteng.
Datuk Darah Putih kemudian menyuruh pasukannya untuk mengambil batu sangkalan tipis. Kemudian Datuk Darah Putih menempelkan batu sangkalan tersebut ke bekas tebasan yang dia terima.
Setelah itu, Datuk Darah Putih langsung bangkit dan kembali bergabung ke dalam medan pertempuran. Melihat sosok pemimpinnya kembali, pasukan dari Kerajaan Jambi langsung terbakar semangat untuk mempertahankan wilayahnya.
Akhirnya pasukan Belanda berhasil dipukul mundur dari wilayah tersebut. Kemenangan ini disambut dengan suka cita, tidak hanya bagi pasukan di Pulau Berhala, tetapi juga segenap masyarakat yang ada di Kerajaan Jambi.
Ketika pasukan ini kembali ke kerajaan, Datuk Darah Putih yang dibantu oleh pasukannya bertemu dengan sang istri yang sudah melahirkan. Datuk Darah Putih pun bahagia melihat kondisi istri dan anaknya yang sudah lahir tersebut.
Dia pun langsung menggendong anak kesayangannya tersebut. Tidak lama kemudian, Datuk Darah Putih mengembalikan anaknya ke dalam buaian.
Hulubalang ini kemudian duduk sejenak dan berbaring di lantai rumahnya. Sesaat kemudian, Datuk Darah Putih menghembuskan nafas terakhirnya dengan perasaan bahagia.
Itulah kisah dalam legenda Datuk Darah Putih. Dari legenda tersebut Kawan bisa mengambil pelajaran bahwa perjuangan dalam membela hal yang benar pada akhirnya akan selalu mendapatkan kebahagiaan.
Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News