Artikel ini akan membahas apa itu Piala Suhandinata dan sejarahnya. Seperti diketahui, Piala Suhandinata merupakan turnamen bergengsi di dunia bulu tangkis yang mempertemukan atlet-atlet muda terbaik dari seluruh dunia.
Piala Suhandinata adalah turnamen bulu tangkis junior tingkat dunia yang mempertemukan nomor beregu campuran. Turnamen ini diselenggarakan setahun sekali sebagai panggungnya para pebulu tangkis muda untuk beraksi.
Piala Suhandinata sekaligus juga merupakan bagian dari Kejuaraan Dunia Junior BWF. Selain Piala Suhandinata, Kejuaraan Dunia Junior BWF juga punya turnamen individu yang bernama Piala Eye-Level.
Sejarah Piala Suhandinata
Sejarah Piala Suhandinata bermula pada tahun 2000 saat Kejuaraan Dunia Junior BWF mulai mempertandingkan nomor beregu campuran. Sebelumnya, turnamen tersebut hanya mempertandingkan nomor individu, demikian seperti dikutip dari laman resmi BWF.
Kejuaraan Dunia Junior BWF sendiri sudah ada sejak 1992. Saat digelar untuk yang pertama kalinya, Jakarta ditunjuk sebagai tuan rumah.
Nama Piala Suhandinata sendiri diambil dari Suharso Suhandinata, orang Indonesia yang namanya begitu tersohor di kancah bulutangkis dunia. Suharso dikenal sebagai pegiat bulu tangkis yang begitu peduli pada olahraga tepok bulu ini. Ia pernah memimpin klub PB Tangkas, juga menyatukan anggota dua federasi bulu tangkis yang dulunya berseteru, yakni IBF dan BWF.
Preastasi Indonesia di Piala Suhandinata
Baru-baru ini, Indonesia menorehkan prestasi ciamik di Piala Suhandinata. Indonesia menjadi juara untuk yang kedua kalinya.
Sebelumnya, Indonesia tercatat menjadi juara pada 2019. Tahun ini, Indonesia juara setelah mengalahkan tuan rumah sekaligus unggulan pertama, China, di Nanchang International Sports Center Gymnasium pada Sabtu (5/10/2024) lalu.
Total, Indonesia menang dengan skor 110-103. Ini sekaligus menjadi balas dendam setelah pada final tahun lalu Indonesia dikalahkan China di Spokane, Amerika Serikat.
“Saya bangga sekali dengan perjuangan anak-anak. Mereka bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia,” ujar Manajer Tim Indonesia, Rionny Mainaky, dalam keterangan tertulis PBSI.
“Luar biasa penampilan mereka di kandang China ini. Bisa tampil tenang dengan tekanan yang sangat besar. Saya sangat apresiasi,” lanjutnya.
Jika dihitung sejak 2000, China masih menjadi peraih juara terbanyak dengan 14 gelar. Di urutan kedua, menyusul Korea Selatan dengan raihan 3 gelar.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News