Pernahkah Kawan GNFI bertanya-tanya apa yang memberi warna merah pada es krim strawberry, susu, yoghurt, minuman jus, atau permen gummy favoritmu? Nah, ternyata warna merah yang cerah tersebut bisa jadi berasal dari sebuah serangga kecil bernama cochineal. Meskipun terdengar aneh, cochineal adalah pewarna alami yang sudah digunakan selama ratusan tahun dan tetap populer hingga kini.
Mari, kita gali lebih dalam mengenai pewarna alami cochineal dan beberapa fakta menarik yang perlu kita ketahui.
Apa Itu Cochineal?
Cochineal merupakan serangga kecil atau dikenal dengan istilah Dactylopius coccus yang ditemukan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah yang dikenal sebagai sumber pewarna alami.
Serangga ini hidup dan berkembang biak pada kaktus pir berduri. Di dalam tubuh cochineal mengandung senyawa pewarna alami yang bernama karmin. Karmin inilah yang digunakan sebagai pewarna merah alami dalam berbagai produk makanan maupun kosmetik.
Dalam tubuh cochineal betina mengandung lebih banyak zat penghasil karmin, yaitu sekitar 18-20% dibandingan dengan cochineal jantan. Dengan demikian, ini yang dapat diekstrak menjadi pewarna adalah cochineal betina. Serangga cochineal yang diekstrak akan menghasilkan pewarna alami berwarna merah, pink, peach, dan warna turunannya.
Mengapa Cochineal Digunakan sebagai Pewarna?
Pewarna merah alami dari cochineal sangat kuat dan tahan lama. Warnanya sangat pekat tanpa merubah rasa dan tekstur dari suatu produk. Jadi, pewarnanya hanya perlu sedikit saja untuk mewarnai produk.
Selain itu, pewarna ini juga stabil meski terkena perubahan pH, panas, atau cahaya, sehingga cocok digunakan dalam makanan dan minuman yang perlu disimpan lama.
Proses Pembuatan Pewarna Alami Cochineal
Andria Agusta, seorang peneliti di bidang botani fitokimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menjelaskan bahwa ada tiga cara untuk mengolah serangga cochineal menjadi pewarna karmin:
- Serangga cochineal direbus, kemudian disaring larutannya untuk diendapkan dan dikeringkan hingga menjadi bubuk karmin.
- Memilih cochineal betina, dibersihkan, lalu digiling hingga menjadi bubuk pewarna karmin.
- Lemak dihilangkan dari tubuh cochineal, dikeringkan, lalu dilakukan proses ekstraksi menggunakan larutan organik seperti etanol untuk menghasilkan warna merah.
Berbagai Jenis Makanan Populer dan Peranan Pewarna Karmin
Minuman seperti sirup buah, smoothies, dan minuman bersoda sering menggunakan karmin untuk menciptakan warna merah alami yang menarik. Pewarna ini membantu meningkatkan kesan kesegaran dan rasa buah, membuat minuman lebih menggoda secara visual.
Inovasi seperti minuman bertema perayaan, misalnya sirup merah untuk Imlek atau minuman sehat dengan warna cerah dari bahan alami, dapat menarik perhatian konsumen yang peduli estetika dan kesehatan.
Permen, karmin digunakan dalam berbagai produk seperti permen jelly, marshmallow, dan permen keras berwarna merah muda atau pink. Warnanya yang stabil dan mencolok membuat permen menjadi lebih menarik, terutama bagi anak-anak.
Inovasi seperti permen transparan dengan isi kejutan rasa buah atau permen berbentuk karakter populer dapat meningkatkan daya tarik pasar, khususnya untuk acara khusus atau koleksi edisi terbatas.
Es krim dan dessert, pewarna karmin memberikan warna alami pada produk seperti es krim stroberi, sorbet, dan puding. Warna merah membantu produk terlihat lebih premium dan lezat, bahkan setelah penyimpanan dalam suhu rendah.
Ide seperti dessert berlapis merah dan putih untuk acara spesial atau es krim dengan pola swirl warna merah dapat menciptakan pengalaman visual yang unik dan menggugah selera.
Kue dan roti, karmin banyak digunakan dalam red velvet cake, donat, atau frosting kue dengan warna merah. Warnanya yang khas memberikan kesan mewah dan modern pada produk.
Kue tematik seperti red velvet untuk Natal atau roti artisan dengan pola artistik berwarna merah dapat menjadi inovasi menarik yang meningkatkan nilai estetika dan daya jual produk.
Produk daging olahan seperti sosis, salami, dan ham. Karmin digunakan untuk memberikan warna merah alami yang menggugah selera. Warnanya membantu produk terlihat segar dan lebih menarik di rak supermarket.
Untuk inovasi, karmin dapat diterapkan pada produk daging vegan agar menyerupai daging asli, atau digunakan untuk menciptakan sosis kemasan premium dengan tampilan cerah dan menggoda.
Camilan olahan seperti keripik pedas, popcorn manis, dan snack puff rasa barbeque, karmin memberikan warna merah yang memperkuat rasa pedas atau gurih.
Zat ini memiliki warna yang mencolok menarik perhatian konsumen muda, terutama untuk produk tematik seperti popcorn karamel merah untuk musim liburan atau snack fusion dengan kombinasi rasa manis dan pedas.
Karmin dan Risiko Alergi, Apa yang Perlu Diketahui?
Karmin adalah pewarna alami yang aman dikonsumsi, selama digunakan sesuai aturan yang ditetapkan oleh badan pengawas makanan seperti FDA (Food and Drug Administration). Namun, pada beberapa orang, karmin bisa menyebabkan alergi.
Oleh karena itu, kandungan karmin harus ditulis dengan jelas di label produk. Tujuannya adalah agar konsumen tahu dan bisa menghindari produk yang mengandung karmin jika mereka alergi terhadapnya.
Di label kemasan, karmin sering disebut dengan nama seperti cochineal extract, carminic acid, natural red 4, atau kode seperti CI 75740 dan E120.
Referensi
Burhani, F. I. 2024. Status Pewarna Makanan dan Minuman dari Serangga Cochineal Perspektif Maqashid Syariah. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Junaidi, J., dan Syahrizal, S. 2020. Pemanfaatan pewarna alami sebagai pengganti zat pewarna sintetis Rhodamin B pada es krim. Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan. Vol.1(2): 172-179.
Rahmawati, I. N. 2024. Analisis Komparatif Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 33 Tahun 2011 dan Hasil Keputusan Bahtsul Masail Nahdatul Ulama Jawa Timur Tentang Pemanfaatan Serangga Cochineal sebagai Pewarna Makanan (Karmin). Skripsi. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
Ramadhani, L., Anggraini, R., Hartanto, R. A., Maghfiroh, R., dan Asrori, M. 2024. Analisis Hukum Penggunaan Pewarna Karmin (Telaah Atas Fatwa Mui dan Lajnah Bahtsul Masa’il NU). An-natiq Jurnal Kajian Islam Interdisipliner. Vol. 4(1): 56-70.
Salleh, M. M. M., Ahmad, N. M., dan Fadzillah, N. A. 2020. Pewarna Makanan Cochineal dari Perspektif Halal: Analisis Fatwa di Beberapa Negara ASEAN. Journal of Fatwa Management and Research. Vol. 19(1): 1–14.
Ulum, H., dan Huda, S. Concerning Karmin as a Food and Drink Colorant: The East Java LBM NU and MUI Fatwa Polemic. Journal of Economic Sharia Law and Business Studies. Vol. 1(1): 45-56.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News