filosofi di balik tradisi marbinda perayaan natal ala suku batak sumatera utara yang unik - News | Good News From Indonesia 2024

Filosofi di Balik Tradisi Marbinda Perayaan Natal ala Suku Batak Sumatera Utara

Filosofi di Balik Tradisi Marbinda Perayaan Natal ala Suku Batak Sumatera Utara
images info

Filosofi di Balik Tradisi Marbinda Perayaan Natal ala Suku Batak Sumatera Utara


Perayaan Natal di Indonesia memiliki ragam keunikan tersendiri tergantung tradisi dan kepercayaan masyarakat dari berbagai suku. Salah satu perayaan Natal yang unik ada di Sumatera Utara dilakukan oleh Suku Batak dan disebut tradisi marbinda.

Perayaan Natal bagi suku batak sudah menjadi tradisi yang berbaur dengan budaya dan kepercayaan nilai-nilai moral. Natal menjadi momen tahunan yang paling ditunggu bukan hanya tentang ibadah ke gereja tetapi sudah menjadi bagian dari tradisi suku dari Sumatera Utara ini.

Perayaan Natal dengan tradisi marbinda secara turun temurun sudah menjadi agenda penting Suku Batak setiap kali Natal tiba yang memang dinanti penuh suka cita. Kawan GNFI wajib tahu nih sebuah perayaan Natal yang unik ala Suku Batak melalui tradisi Marbinda, seperti apa filosofi dari tradisi tersebut?

baca juga

Apa itu Tradisi Marbinda Perayaan Natal Suku Batak

Tradisi marbinda Suku Batak adalah sebuah tradisi yang menyembelih hewan untuk dimakan bersama-sama saat perayaan Natal. Marbinda diambil dari bahasa Batak yang memiliki arti menyembelih hewan. Tradisi ini biasanya dilakukan bersama sekelompok masyarakat atas kesepakatan bersama untuk menyembelih hewan.

Hewan yang disembelih saat marbinda merupakan hewan berkaki empat biasanya babi, kerbau, kuda, atau sapi. Jenis hewan tersebut akan dipilih sesuai kesepakatan bersama dan biasanya disepakati oleh beberapa keluarga yang satu lingkungan atau satu marga.

Ketentuan daging sembelih hewan pun dibagi dua yaitu, bagian yang dimasak bersama lalu dibagi dan dimakan bersama, lalu bagian lainnya dibagi dalam bentuk mentah.

Filosofi Tradisi Marbinda Perayaan Natal Unik Suku Batak

Marbinda membangun nilai-nilai yang terus dijaga oleh Suku Batak, nilai-nilai filosofi tersebut berupa kebersamaan, keadilan, saling menghargai hingga menghargai senasib sepenanggungan.

baca juga

Keadilan dan saling menghargai

Pembagian daging hewan yang disembelih saat marbinda bukan semata-mata dibagi dua saja tetapi memiliki makna filosofis yang mendalam. Daging hewan yang sudah disembelih dan dibagi dua memiliki arti keadilan dan saling menghargai karena daging tersebut dibagi rata kepada setiap anggota keluarga yang ikut.

Gotong royong

Saat hewan hendak disembelih, setiap anggota keluarga harus terlibat setidaknya menjadi perwakilan untuk menyembelih hewan. Proses menyembelih hewan berlangsung dengan gotong royong dan kebersamaan serta kerja sama baik pun terjalin.

baca juga

Tradisi marbinda menjadi simbol perayaan Natal bagi Suku Batak untuk menumbuhkan rasa kebersamaan antar keluarga sekaligus riak-riak menyambut tahun baru dan harapan baru. Semua menjadi sama rata selama marbinda dan biasanya berlangsung pada 24 Desember satu hari menuju puncak Natal.

Tata Cara Pelaksanaan Tradisi Marbinda Suku Batak

Tradisi marbinda Suku Batak tidak hanya berlangsung pada hari perayaan saja tetapi dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum Natal tiba. Hewan yang disembelih di hari marbinda merupakan hewan yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Para kelompok keluarga atau marga yang sama menyepakati aturan yaitu, mengumpulkan dana dari setiap keluarga sebagai dana persiapan membeli hewan yang akan disembelih.

Awal pengumpulan iuran dimulai awal tahun dan jenis hewannya pun sudah ditentukan terlebih dahulu tergantung sekelompok keluarga yang terlibat memilih jenis hewan apa. Dilansir dari Kemenparekraf.go.id metode pembayaran iuran hewan marbinda pada zaman dahulu biasanya dibayar dengan padi saat panen tetapi seiring perkembangan zaman pembayaran marinda saat ini sudah berupa uang.

Tradisi perayaan Natal ala Suku Batak ini tentunya harus dilestarikan, meski saat ini perlahan terkikis dan jarang dilakukan oleh masyarakat Batak yang tinggal di wilayah perkotaan. Wajib dilestarikan agar rasa kebersamaan dan keadilan terus terjaga sesama kelompok keluarga.

Hubungan kelompok keluarga di lingkungan sama pun akan semakin erat persaudaraannya karena tradisi marbinda memiliki keseruan tersendiri saat perayaan Natal tiba.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.