kampiun makanan tradisional dari sumatra barat yang mencampurkan beberapa jenis bubur - News | Good News From Indonesia 2025

Kampiun, Makanan Tradisional dari Sumatra Barat yang Mencampurkan Beberapa Jenis Bubur

Kampiun, Makanan Tradisional dari Sumatra Barat yang Mencampurkan Beberapa Jenis Bubur
images info

Kampiun, Makanan Tradisional dari Sumatra Barat yang Mencampurkan Beberapa Jenis Bubur


Selain rendang, daerah Sumatra Barat dikenal dengan berbagai macam kuliner tradisionalnya. Salah satu makanan tradisional yang patut Kawan coba ketika berkunjung ke Ranah Minang ini adalah bubur kampiun.

Bubur kampiun merupakan salah satu makanan tradisional khas Sumatra Barat yang jarang dijumpai di daerah lainnya. Makanan tradisional yang satu ini juga memiliki ciri khasnya tersendiri jika dibandingkan dengan jenis bubur lainnya.

Salah satu keunikan dari kampiun yang tidak terdapat di makanan sejenis lainnya adalah penggunaan berbagai macam jenis bubur dalam setiap penyajiannya. Hal ini tentu membuat bubur kampiun memiliki berbagai macam cita rasa yang bisa dirasakan oleh setiap orang yang menyantapnya.

Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkaitan makanan tradisional dari Ranah Minang tersebut?

Mengenal Bubur Kampiun

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bubur kampiun merupakan salah satu makanan tradisional yang berasal dari Sumatra Barat. Kawan bisa menemukan makanan tradisional ini di berbagai daerah yang ada di provinsi tersebut.

Tahukah Kawan bahwa proses terciptanya bubur ini sebenarnya terjadi secara tidak sengaja? Dilansir dari laman Indonesia Kaya, bubur kampiun diketahui pertama kali muncul pada 1960-an.

Amai Zona merupakan sosok di balik ditemukannya kuliner tradisional ini. Pada saat, Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI mengadakan sebuah lomba di Banuhampu, Bukittinggi.

Lomba ini merupakan adu kreasi membuat bubur yang bisa diikuti setiap peserta. Amai Zona menjadi salah satu peserta yang ikut dalam perlombaan tersebut.

Namun Amai Zona ternyata datang terlambat pada saat perlombaan. Hal ini membuat persiapannya untuk mempersiapkan bubur tidak maksimal jika dimulai dari awal.

Akhirnya Amai Zona berinisiatif untuk mencampurkan berbagai macam bubur dagangannya ke dalam satu mangkok yang sama. Tanpa disangka, racikan bubur yang dibuat Amai Zona justru berhasil menjadi pemenang dalam perlombaan tersebut.

Peristiwa ini pula yang diyakini mendasari nama kampiun pada bubur tersebut. Nama "kampiun" ini merujuk kepada status juara yang didapatkan oleh Amai Zona dalam perlombaan tersebut lewat bubur racikannya.

Sejak saat itu, bubur kampiun mulai menyebar luas di daerah Sumatra Barat. Bahkan makanan tradisional ini juga sering muncul dalam beberapa momen tertentu, seperti Bulan Ramadan dan lainnya.

Pada saat momen bulan suci bagi umat Islam ini, bubur kampiun sering kali dipilih sebagai salah satu menu takjil untuk berbuka puasa. Cita rasa manis dan isian yang komplet membuat bubur kampiun cocok untuk mengisi kembali tenaga setelah berpuasa selama seharian penuh lamanya.

Mencampurkan Beberapa Jenis Bubur

Salah satu keunikan dari kampiun adalah penggunaan berbagai macam jenis campuran bubur di dalamnya. Setiap daerah biasanya memiliki campuran buburnya tersendiri ketika membuat semangkuk kampiun.

Paskalina Oktavianawati dalam bukunya yang berjudul Mengenal Bubur Tradisional Nusantara menyebutkan campuran yang umumnya digunakan dalam semangkuk kampiun adalah bubur sumsum, bubur ketan hitam, bubur kacang hijau, ketan putih, serta kolak pisang dan ubi. Terkadang di beberapa daerah juga ada yang menambahkan lupis ketan putih dalam semangkuk bubur kampiun.

Isian yang komplit ini membuat bubur kampiun menjadi salah satu makanan yang cukup mengenyangkan. Tidak heran penjual bubur kampiun sering kali dijumpai pada saat pagi hari di mana banyak orang yang memilih makanan tradisional ini sebagai menu sarapan mereka masing-masing.

Sudah Mulai Jarang Dijumpai

Meskipun menjadi salah satu makanan tradisional khas Sumatra Barat, bubur kampiun sudah mulai jarang dijumpai pada saat ini. Jumlah penjual makanan tradisional ini juga sudah tidak sebanyak jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.

Jika ingin mencari makanan tradisional ini, Kawan bisa berkunjung ke beberapa pasar tradisional di Sumatra Barat. Jika beruntung, Kawan bisa menemukan penjual bubur kampiun dengan mudah sehingga bisa menikmati makanan tradisional khas masyarakat Minangkabau tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.