Banjir acap kali menjadi mimpi buruk di beberapa daerah. Demi menanggulangi hal tersebut, Kementerian Perkerjaan Umum (PU) membuat sebuah sistem yang digadang-gadang dapat membantu mengendalikan banjir.
Polder system atau sistem polder adalah suatu cara penganganan banjir atau rob dengan kelengkapan sarana fisik, seperti sistem drainase kawasan, kolam retensi, tanggul keliling kawasan, pompa dan atau pintu air, sebagai kesatuan pengelolaan tata air yang tak terpisahkan.
Manajemen sistem tata air ini dilakukan dengan mengendalikan volume, debit, muka air, tata guna lahan, dan lansekap. Melalui sistem ini, lokasi rawan banjir akan dibatasi dengan jelas, sehingga elevasi muka air, debit, serta volume air yang harus dikeluarkan sistem dapat dikendalikan.
Kawan GNFI, sistem ini lumrah dipakai di daerah-daerah rendah dan daerah berupa cekungan, saat air tidak dapat mengalir secara gravitasi. Agar daerah tersebut tidak tergenang, dibuatlah saluran yang mengelilingi cekungan itu.
Nantinya, air yang masuk ke dalam area cekung itu akan ditampung dalam suatu waduk. Kemudian, air itu akan dipompa ke kolam tampungan.
Sistem Polder yang Punya Banyak Manfaat
Kementerian PU menyebut bahwa sistem polder memiliki beberapa manfaat, di antaranya mengendalikan banjir rob dan genangan, sebagai tempat wisata, hingga menjadi lahan pertanian, perikanan, dan lingkungan industri, serta perkantoran.
Kawan, melalui laman simantu.pu.go.id, diterangkan jika awalnya polder digunakan untuk kepentingan pertanian. Akan tetapi, saat ini sistem polder justru semakin berkembang untuk mendukung kepentingan pengembangan industri, permukiman, dan fasilitas umum lainnya.
Sistem polder terdiri dari beberapa elemen utama, yakni jaringan drainase, tanggul, kolam retensi, dan badan pompa. Seluruh elemen ini harus direncanakan secara integral agar sistem dapat berjalan optimal.
Sebagai tambahan informasi, kolam retensi adalah kolam atau waduk penampungan air hujan dalam jangka waktu tertentu. Kolam ini bertujuan untuk memotong puncak banjir yang terjadi dalam badan air atau sungai.
Namun, sistem ini bergantung pada pompa. Apabila pompa mati, maka kawasan akan tergenang. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan pada pompa.
Saat ini, sudah ada beberapa daerah di Indonesia yang memanfaatkan sistem polder sebagai “pengendali” banjir. Beberapa daerah itu adalah Bandung, Jakarta Utara, Semarang, Pekalongan, Tegal, dan Tanjungpinang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News