Legenda Batu Keramat merupakan salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Yapen, Papua. Seperti namanya, legenda ini menceritakan tentang sebuah batu yang dikeramatkan oleh masyarakat di sana.
Konon Batu Keramat ini dulunya ditemukan oleh sepasang suami istri secara tidak sengaja. Akhirnya pasangan suami istri ini menginisiasi adanya upacara adat terhadap Batu Keramat tersebut.
Bagaimana cerita lengkap dari legenda Batu Keramat yang ada di Papua tersebut?
Legenda Batu Keramat
Dilihat dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu di daerah Yapen Timur terdapat sebuah gunung yang bernama Kamboi Rama. Di gunung tersebut terdapat dua buah dusun, yakni Dusun Kamboi Rama dan Dusun Aroempi.
Dusun Kamboi Rama dihuni oleh sekelompok manusia. Sementara itu, di Dusun Aroempi terdapat banyak tanaman sagu yang dimiliki oleh seorang raja tanah bergelar Dewa Iriwonawai.
Sehari-hari masyarakat yang ada di sana bergantung dengan tumbuhan sagu yang tumbuh di Dusun Aroempi. Namun lambat laun tumbuhan sagu ini makin berkurang di kemudian hari.
Hal ini membuat Dewa Iriwonawai murka. Dirinya tidak ingin tumbuhan sagu yang dimiliki habis begitu saja.
Akhirnya raja tanah tersebut memindahkan sisa tumbuhan sagu yang dia miliki ke daerah lain. Hal ini membuat masyarakat yang ada di Dusun Kamboi Rama tidak memiliki sumber asupan makanan lagi.
Masyarakat yang ada di Dusun Kamboi Rama akhirnya memutuskan pindah dan mencari tempat tinggal baru. Mereka memilih daerah yang dekat dengan pesisir pantai.
Dusun baru ini kemudian diberi nama Randuayaivi. Semua masyarakat Dusun Kamboi Rama kemudian berbondong-bondong menuju daerah baru tersebut.
Namun terdapat sepasang suami istri yang tetap memilih tinggal di Gunung Kamboi Rama. Sepasang suami istri ini bernama Irimiami dan Isoray.
Sehari-hari mereka berburu rusa dan hewan lainnya di dalam hutan. Hasil tangkapan buruan inilah yang kemudian mereka konsumsi sebagai makanan.
Selain itu, Irimiami dan Isoray juga memilih untuk berladang di tempat mereka. Pasangan suami istri ini menanam berbagai macam umbi-umbian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pada suatu hari, Irimiami dan Isoray pergi mengurus ladang mereka seperti biasa. Ketika siang hari, pasangan suami istri ini memilih untuk beristirahat di bawah pohon yang rindang.
Irimiami memilih untuk menyandarkan dirinya di pohon besar tersebut. Sementara itu, Isoray duduk di atas batu besar yang tidak jauh dari sana.
Tiba-tiba Isoray merasakan panas ketika duduk di atas batu tersebut. Ternyata batu tersebut mengeluarkan panas yang tidak tau asalnya dari sana.
Isoray kemudian penasaran dengan tingkat panas yang dimiliki batu itu. Dirinya kemudian mengambil daging rusa dan meletakkannya di atas batu tersebut.
Ternyata daging rusa tersebut langsung matang dan bisa dikonsumsi langsung. Akhirnya pasangan suami istri ini menggunakan batu tersebut untuk memasak persediaan daging yang mereka miliki.
Di lain hari, Isoray dan Irimiami meletakkan rumput, daun kering, dan kayu di atas batu tersebut. Dalam sekejap api besar langsung menyala di atas batu itu.
Api besar ini menyala selama tujuh hari tujuh malam. Masyarakat Dusun Randuayaivi yang melihat hal ini langsung mendatangi Kamboi Rama kembali.
Mereka melihat api besar yang keluar akibat daun kering, rumput, dan kayu yang terbakar. Irimiami dan Isoray kemudian memberi nama batu tersebut sebagai Batu Keramat.
Tidak hanya itu, pasangan suami istri ini juga mengajak penduduk yang ada di sana untuk menyelenggarakan pesta adat. Hingga kini upacara pemujaan terhadap Batu Keramat ini tetap dilakukan selama satu tahun sekali.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News