Saya merupakan penggemar video game, medium ini selalu Saya gunakan untuk menghibur diri dikala bosan. Rasanya Kawan GNFI pun menyukai video game, tapi pernahkah Kawan menyadari bahwa game memiliki potensi yang jauh lebih luas?
Selain sarana hiburan, video game berpotensi menjadi panggung bagi kekayaan budaya Indonesia untuk bersinar di kancah internasional.
Seperti yang kita ketahui, arus globalisasi tidak bisa dihindari, hal ini dapat mengancam hilangnya identitas budaya lokal. Ancaman erosi budaya ini secara langsung menargetkan generasi muda, yang merupakan penerus warisan budaya bangsa.
Di sini video game muncul sebagai medium interaktif yang sangat populer di kalangan semua lapisan masyarakat, khususnya anak muda. Popularitas yang meluas ini menjadikan game berpotensi sebagai alat yang menjanjikan untuk edukasi, pelestarian, dan transmisi budaya.
Game dapat menjadi sarana yang imersif dan menarik untuk menanamkan nilai-nilai, cerita, dan identitas budaya. Hal ini memastikan bahwa budaya tidak hanya bertahan dari gempuran arus digitalisasi yang masif, tetapi juga tetap relevan, dinamis, dan terus berkembang di tengah perubahan perilaku media.
Enok Wartika dalam artikelnya yang diterbitkan di Proceedings of the 2nd International Conference on Arts and Design Education menyebutkan bahwa munculnya game online yang memiliki nilai-nilai budaya Indonesia merupakan angin segar yang dapat menjadikan game sebagai media pembelajaran budaya.
Beliau juga menambahkan bahwa kreativitas pengembangan game Indonesia dapat membuka peluang yang luas untuk memperkenalkan budaya, latar, dan konteks Indonesia secara lebih terbuka.
Sejauh pengamatan Saya, video game Indonesia telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengintegrasikan budaya lokal ke dalam narasi serta visual. Beberapa game lokal yang pernah saya mainkan seperti Dreadout, berhasil menciptakan pengalaman yang unik dan autentik.
Pengembang game Indonesia telah berhasil memanfaatkan kekayaan budaya dan mitos Nusantara sebagai fondasi naratif yang kuat. Berikut adalah game asli Indonesia menurut Saya wajib untuk dicoba.
Pamali: The Hungry Witch
Game horor Pamali: The Hungry Witch, yang dikembangkan oleh Studio Story tale, secara eksplisit merepresentasikan cerita rakyat Bali, dengan fokus utama pada sosok mistis "Leak".
Penggunaan genre horor dalam game Pamali mengangkat elemen mistis seperti Leak dan ritual gaib. Genre ini mengeksplorasi ketakutan, kepercayaan supranatural, dan dimensi gaib yang sangat familiar dengan budaya kepercayaan mistis di Indonesia.
Escape From Naraka
Game Escape from Naraka, yang dikembangkan oleh Xelo Games dari Yogyakarta, Indonesia, dan diterbitkan oleh Headup Games dari Jerman, adalah first-person action platformer dengan tema Bali yang eksotis.
Game ini terinspirasi kuat oleh legenda dan mitologi lokal Bali, khususnya konsep neraka dalam kepercayaan Hindu Bali (Naraka). Escape from Naraka menggunakan teknologi pemindaian 3D untuk menangkap aset lingkungan Bali dari dunia nyata, seperti pura, tempat suci, dan patung, dan dimasukkan dalam game sebagai dunia virtual.
Game ini juga menampilkan soundtrack original dengan instrumen Bali.
Coral Island
Game Coral Island, yang dikembangkan oleh Stairway Games, berupaya memperkenalkan budaya Indonesia melalui elemen visual seperti arsitektur rumah tradisional, kuliner khas, dan festival tradisional.
Coral Island juga menampilkan karakter-karakter yang merepresentasikan keragaman masyarakat Indonesia. Representasi inklusif ini memperkuat identitas budaya nasional. Coral Island tidak hanya menampilkan elemen budaya fisik, tetapi juga secara sadar merepresentasikan keragaman masyarakat Indonesia melalui karakternya.
Dengan menampilkan keragaman etnis, agama, dan latar belakang dalam game, pengembang memperkuat narasi tentang Indonesia sebagai bangsa yang multikultural.
1998: The Toll Keeper Story
Game yang akan segera rilis ini dikembangkan oleh GameChanger Studio, mengambil inspirasi dari salah satu babak tergelap dalam sejarah Indonesia, krisis finansial Asia tahun 1998 dan kerusuhan yang menyertainya. Meskipun berlatar di negara fiksi bernama Janapa di Asia Tenggara, game ini secara eksplisit terinspirasi oleh situasi di Indonesia pada masa itu.
Game simulasi naratif ini menyoroti kisah Dewi, seorang penjaga tol yang sedang hamil tua, yang harus membuat pilihan sulit demi keselamatan dirinya dan calon anaknya di tengah ketidakpastian politik dan kekacauan sosial. Game ini berhasil menangkap suasana ketakutan, kekacauan, dan ketidakpastian era tersebut, serta menantang pemain untuk menghadapi dilema moral di mana kelangsungan hidup menuntut pengorbanan yang sulit.
Selain itu, game ini juga menyoroti keunikan, perjuangan, dan kecemasan masyarakat Janapa yang berbagi cerita dan kekhawatiran mereka melalui pos tol Dewi. Gaya visual game ini yang terinspirasi tahun 90-an, semakin memperkuat suasana era tersebut. 1998: The Toll Keeper Story menunjukkan bagaimana game dapat menjadi medium yang kuat untuk mengeksplorasi peristiwa sejarah dan dampaknya pada kehidupan individu, sekaligus merefleksikan pengalaman kolektif suatu bangsa.
Video game lokal diatas memiliki potensi signifikan untuk menjadi sumber soft power bagi Indonesia melalui diplomasi budaya. Ini dicapai dengan menampilkan budaya yang menarik dan nilai-nilai yang beresonansi secara global kepada audiens internasional.
Menurut Saya, Game adalah bagian dari ekosistem digital yang lebih besar, membuatnya cocok sebagai salah satu platform pelestarian budaya. Untuk memaksimalkan arus globalisasi, game lokal yang mengangkat budaya Indonesia harus diintegrasikan secara strategis dengan inisiatif digital yang dilakukan oleh pemerintah.
Integrasi ini akan menciptakan pengalaman budaya yang imersif dan mudah diakses, memastikan bahwa warisan budaya tidak hanya dilestarikan dalam bentuk arsip, tetapi juga secara aktif dihidupkan, dibagikan, dan relevan bagi masyarakat luas di era modern
Sebagai warga negara yang berbudaya, sudahkah Kawan mencoba memainkan game asli Indonesia?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News