profil rekam jejak dan prestasi novel baswedan yang saat ini kembali dibutuhkan negara - News | Good News From Indonesia 2025

Profil, Rekam Jejak, dan Prestasi Novel Baswedan yang Saat Ini Kembali Dibutuhkan Negara

Profil, Rekam Jejak, dan Prestasi Novel Baswedan yang Saat Ini Kembali Dibutuhkan Negara
images info

Profil, Rekam Jejak, dan Prestasi Novel Baswedan yang Saat Ini Kembali Dibutuhkan Negara


Rupanya, banyak masyarakat yang belum tahu bahwa Novel Baswedan masih memiliki tali persaudaraan dengan Anies Rasyid Baswedan. Novel dan Anies masih berada di satu garis keturunan melalui kakeknya, Abdurrahman bin Awad Baswedan atau A.R. Baswedan.

A.R Baswedan adalah tokoh penting dalam pergerakan Indonesia. Ia adalah seorang penulis, jurnalis, diplomat dan politikus asal Indonesia yang juga menjadi penggagas Persatuan Arab Indonesia.

A.R Baswedan memiliki anak, salah duanya bernama Awad Rasyid Baswedan—yang merupakan ayah Anies Baswedan—dan Salim Baswedan, ayah dari Novel Baswedan.

Sosok dengan marga Baswedan telah mencetak sejarah panjang bagi perjalanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Marga yang berakar dari Hadramaut, Yaman ini telah menapakkan kaki untuk perjuangan NKRI, termasuk Novel Baswedan.

baca juga

Novel Baswedan Mantan Anggota Polri

Siapa yang menyangka bahwa eks penyidik KPK yang sempat ramai karena menjadi korban penyiraman air keras ini rupanya mantan anggota Polri?

Sama seperti Anies Baswedan, Novel Baswedan tidak lahir di Jakarta. Novel Baswedan lahir di Ibu Kota Jawa Tengah, yakni Semarang.

Tidak hanya sekadar lahir di Kota Lumpia, Novel Baswedan juga mengenyam pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang. Lulus dari Akpol pada 1998, Novel langsung ditugaskan di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri selama dua tahun.

baca juga

Jadi Penyidik KPK Saat Masih Jadi Anggota Polri, Novel Ungkap Kasus Suap di Tubuh Polri

Pada 2007, Novel kemudian ditugaskan untuk menjadi penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menjadi penyidik di KPK, Novel Baswedan bisa dibilang sukses membongkar kasus-kasus korupsi dengan nilai fantastis.

Di antara kasus suap yang telah diungkap ialah Muhammad Nazaruddin dan Angelina Sondakh sebagai tersangka kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang pada 2011.

Ia juga tercatat pernah mengungkap kasus suap pilkada yang melibatkan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar.

baca juga

Tidak pandang bulu, meskipun menjadi anggota Polri saat berperan sebagai penyidik KPK, Novel Baswedan turut menangani kasus korupsi simulator SIM pada 2012 yang melibatkan sejumlah pejabat kepolisian. Tokoh tersebut di antaranya Djoko Susilo sebagai Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri dan Didik Purnomo selaku mantan Wakil Kepala Korlantas Polri.

Novel Baswedan kemudian memutuskan untuk mundur dari anggota Polri dan fokus pada KPK pada tahun 2014.

"Ternyata problematikanya itu ketika saya masih menjadi anggota Polri, saya dengan sangat mudah terintervensi dengan atasan saya," ungkapnya.

Selang satu tahun mundurnya Novel dari anggota Polri, ia lantas turut dalam penangkapan Budi Gunawan selaku Komisaris Jenderal pada tahun 2015. Saat itu, Budi Gunawan merupakan calon tunggal Kepala Kepolisian RI yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi.

baca juga

Serangan Air Keras Tahun 2017 dan Pemberhentian dari KPK

Berhasil membedah kasus suap di jajaran pejabat, Novel Baswedan dinilai sebagai ancaman. Peristiwa besar terjadi saat ia menjadi korban penyiraman air keras setelah salat subuh di masjid pada 2017 lalu yang menyebabkan salah satu matanya mengalami iritasi. Saat itu, ia tengah memimpin sebuah tim penyidikan untuk salah satu kasus besar, yakni korupsi KTP elektronik (e-KTP).

Sayangnya, kasus penyiraman air keras tersebut tidak kunjung menemukan ujung. Berbagai upaya pengungkapan motif dan pelaku penyiraman menyisakan tanda tanya. Pada 2020, dua orang yang mengaku sebagai pelaku hanya dikenai hukuman masing-masing 1,5 dan 2 tahun penjara.

Belum tuntas kasus tersebut, nama Novel Baswedan kembali ramai usai diputuskan tidak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) pada 2021. Ia bersama 55 pegawai KPK lain diberhentikan dengan hormat per 30 September 2021.

Meski demikian, nama Novel Baswedan telah membumi bahkan kemampuannya dikenal di luar negeri. Ia pernah meraih Penghargaan Antikorupsi Internasional dari Perdana International Anti-Corruption Foundation di Malaysia tahun 2020.

baca juga

Novel Kembali Dipercaya, Kini Sebagai Wakil Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara

Kini, Novel Baswedan kembali dibutuhkan oleh negara. Ia ditunjuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Wakil Ketua Satgassus Optimalisasi Penerimaan Negara.

Novel mendampingi Herry Muryanto sebagai Ketua Satgas yang bertugas mendampingi kementerian dalam meningkatkan penerimaan negara di berbagai sektor ini.

Tidak hanya Novel, mantan Pegawai KPK yang sebelumnya tergabung dalam Satgassus Pencegahan Korupsi juga dilibatkan sebagai anggota Satgassus.

baca juga

Anggota Satuan Tugas Khusus Optimalisasi Penerimaan Negara (Satgassus OPN) Yudi Purnomo Harahap mengatakan, pembentukan Satgassus OPN ini sebagai respons Polri dalam menanggapi perintah Presiden Prabowo Subianto untuk memaksimalkan penerimaan negara dan meminimalisir kebocoran pendapatan negara.

Sebelumnya, Satgassus ini telah dibentuk sejak enam bulan lalu, tetapi masih di bawah Satagassus Pencegahan Korupsi. Kapolri Listyo Sigit Prabowo kemudian berinisiatif untuk mengubah Satgassus Pencegahan Korupsi menjadi Satgassus OPN.

“Jadi tujuan ini (Satgassus OPN) didirikan adalah untuk mengoptimalkan penerimaan negara demi pembangunan berkelanjutan,” ujar Yudi, dikutip dari Tempo.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.