Indonesia tengah mengalami masa bonus demografi pada saat ini. Dikutip dari data Badan Pusat Statistik, puncak periode bonus demografi ini diproyeksi terjadi pada 2020 hingga 2030 nanti.
Pada periode ini, jumlah penduduk yang berusia produktif akan lebih banyak jika dibandingkan dengan non-produktif. Adanya bonus demografi ini tentu dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, mulai meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, hingga mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Namun tujuan ini tentu tidak bisa dicapai begitu saja. Terlebih tantangan zaman yang terjadi saat ini bisa berpengaruh pada kualitas generasi muda yang akan menjadi tonggak utama dalam mencapai tujuan tersebut.
Menjawab tantangan ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah baru saja meluncurkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH). Gerakan ini diharapkan bisa menjadi pondasi untuk membentuk anak-anak Indonesia menjadi generasi yang berkarakter.
Pentingnya Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH)
Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Dilansir dari Siaran Pers Kemendikdasmen, Buku Panduan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat secara resmi diluncurkan oleh Mendikdasmen Abdul Mu’ti pada 11 April 2025. Peluncuran yang dilakukan di SMP Negeri 41 Jakarta tersebut menjadi langkah awal dalam penguatan program ini secara menyeluruh.
Dalam sambutannya, Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa peluncuran gerakan ini menjadi wujud komitmen dalam membentuk anak-anak dan generasi muda Indonesia. "Ini adalah bagian dari kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang kita harapkan dapat membentuk anak Indonesia menjadi anak-anak yang hebat, cerdas, sehat, berkarakter, berakhlak mulia, terampil, dan memiliki dedikasi kepada bangsa dan negara. Mereka adalah generasi yang nanti akan memimpin Indonesia menuju Indonesia Emas 2045," jelas Abdul Mu'ti.
Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemas belajar, bermasyarakat, serta tidur cepat.
Pada penerapannya, gerakan ini difokuskan pada empat pusat pendidikan atau Catur Pusat Pendidikan. Adapun keempat Catur Pusat Pendidikan tersebut adalah sekolah, keluarga, masyarakat, dan media.
Keempat Catur Pusat Pendidikan ini memiliki peranan penting dalam membentuk karakter generasi muda. Dengan adanya dukungan dari setiap ekosistem yang menunjang pendidikan ini, diharapkan para generasi muda bisa mendapatkan lingkungan belajar yang positif dan memiliki karakter unggul di masa yang akan datang.
"Diluncurkannya Buku Panduan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya untuk membangun budaya hidup sehat, budaya belajar yang konstruktif, dan membentuk generasi bangsa yang berkarakter, berkepribadian Indonesia, serta memiliki akhlak yang mulia," tegas Abdul Mu'ti.
Implementasi Gerakan 7 KAIH
Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Penerapan Gerakan 7 KAIH sudah dilakukan di berbagai jenjang pendidikan yang ada di Indonesia, mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK. Selain itu, sosialisasi penerapan gerakan ini juga ditujukan untuk para orang tua siswa lewat buku panduan yang bisa diakses secara daring.
Di SMAN 13 Pekanbaru, ada sebuah program unggulan yang bertajuk "Jeda Ceria" sebagai wujud implementasi gerakan ini. Program "Jeda Ceria" ini merupakan kegiatan ice breaking di sela pembelajaran, sehingga fokus serta konsentrasi para pelajar bisa tetap terjaga.
Sementara itu di SDN 36 Pekanbaru, Gerakan 7 KAIH diimplementasikan dalam berbagai aktivitas, mulai dari literasi pagi, upacara bendera, kegiatan kokurikuler, dan intrakurikuler. Hal yang sama juga dijumpai di SMPN 41 Jakarta lewat pembiasaan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) di sekolah, upacara setiap hari Senin, ibadah pagi pada hari Selasa dan Kamis, dan kegiatan Pagi Ceria pada hari Rabu.
Respon positif juga dirasakan oleh para siswa dalam penerapan gerakan ini. Jasmin Bintang Maharani, salah satu murid SMPN 41 Jakarta menjelaskan bahwa gerakan ini memberikan dampak yang positif bagi dirinya.
"Menurut saya, dampaknya sangat positif dan besar, karena dengan kegiatan-kegiatan sekolah yang seperti itu, membuat kita merasa nyaman dan senang berada di sekolah, serta lebih akrab dengan teman-teman yang lain," tutur Jasmin.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News