Stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang terus menjadi perhatian di Indonesia. Menurut data terbaru, angka stunting nasional pada tahun 2024 masih tercatat sebesar 19,8%. Meskipun ini adalah isu kesehatan yang relevan saat ini, ternyata masalah stunting sudah diperhatikan oleh masyarakat Nusantara jauh sebelum Indonesia merdeka. Salah satu bukti perhatian tersebut dapat ditemukan dalam naskah kuno dari Sunda, yaitu Sanghyang Titisjati Pralina.
Naskah Kuno tentang Perawatan Anak dan Pencegahan Stunting
Menurut Dr. Elis Suryani Nani Sumarlina, seorang dosen di Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Sanghyang Titisjati Pralina adalah naskah yang mengulas tentang perawatan anak, mulai dari kandungan hingga masa remaja. Naskah ini secara khusus membahas berbagai cara untuk memastikan perkembangan anak berjalan optimal, dengan perhatian khusus pada masalah stunting atau kegagalan tumbuh kembang anak.
Dalam penjelasannya, Dr. Elis mengungkapkan bahwa naskah tersebut memberikan panduan tentang tahapan-tahapan perkembangan kandungan yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil. Ia juga menjelaskan berbagai adat dan tradisi yang mengiringi proses tersebut, seperti pemijatan ibu dan bayi setelah kelahiran, serta penggunaan tanaman obat atau toga sebagai bagian dari perawatan bayi yang sedang sakit.
“Salah satu tujuan dari naskah ini adalah agar anak memiliki tinggi badan yang sebanding dengan anak-anak seusianya, dalam upaya mencegah gagal tumbuh kembang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang diterima oleh janin dalam kandungan hingga masa awal kelahiran,” kata Dr. Elis.
Mantra Pengobatan dalam Naskah Sunda Kuno
Hal menarik lainnya dalam Sanghyang Titisjati Pralina adalah adanya mantra pengobatan yang digunakan oleh masyarakat Sunda kuno untuk mencegah stunting. Dr. Elis menjelaskan bahwa mantra ini merupakan cara nenek moyang untuk mendukung kesehatan ibu hamil dan bayi, terutama dalam mengatasi masalah gizi yang berpotensi menyebabkan stunting.
Mantra tersebut disertai dengan petunjuk mengenai penggunaan tanaman obat, mulai dari dosis hingga cara pengolahan yang sesuai. “Mantra pengobatan ini digunakan oleh dukun beranak atau paraji untuk membantu ibu dan bayi. Beberapa mantra yang tercatat dalam naskah ini antara lain Jampe Keur Kakandungan, Jampé Tujuh Bulan, Jampé ngalahirkeun, dan masih banyak lagi,” ungkap Dr. Elis.
Pencegahan Stunting dalam Perspektif Tradisi Sunda
Naskah Sanghyang Titisjati Pralina bukan hanya memberikan gambaran tentang cara merawat ibu hamil dan bayi, tetapi juga memberi perhatian khusus pada pencegahan stunting melalui pemeliharaan yang tepat sejak dalam kandungan. Hal ini menunjukkan bahwa masalah gizi dan kesehatan anak sudah menjadi perhatian di kalangan masyarakat Sunda sejak berabad-abad yang lalu.
Pentingnya peran tradisi dalam mengatasi masalah kesehatan ini juga tercermin dalam berbagai cara pengobatan yang diterapkan, baik dengan penggunaan tanaman obat secara topikal maupun oral. Tanaman-tanaman yang digunakan memiliki beragam manfaat, mulai dari mengatasi keluhan ringan hingga mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun, meskipun memiliki manfaat, penggunaan tanaman obat tersebut perlu dilakukan dengan hati-hati, karena efeknya tidak selalu dapat diprediksi dengan pasti.
Peran Naskah Kuno dalam Literasi Kesehatan Masa Kini
Pengetahuan mengenai cara merawat dan membesarkan anak dalam Sanghyang Titisjati Pralina diharapkan dapat memberikan referensi penting bagi generasi muda yang hidup di era teknologi saat ini. Dr. Elis berharap tulisan ini bisa menjadi sumber literasi bagi ibu-ibu muda di masa depan, agar mereka dapat memanfaatkan pengetahuan tradisional dalam mendidik dan merawat anak-anak mereka.
“Generasi muda saat ini sangat terhubung dengan teknologi, tetapi penting bagi mereka untuk juga mengenal warisan budaya yang telah ada. Hal ini akan memperkuat peran ibu dalam pendidikan informal yang akan berpengaruh langsung pada kesehatan dan perkembangan anak-anak kita,” ujar Dr. Elis.
Melalui naskah kuno ini, kita diajak untuk kembali merenungkan pentingnya perawatan yang menyeluruh, dari masa kehamilan hingga masa kanak-kanak, untuk mencegah masalah gizi yang dapat memengaruhi pertumbuhan anak. Naskah seperti Sanghyang Titisjati Pralina bukan hanya menjadi bukti sejarah, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan ibu dan anak, dengan cara-cara yang telah diwariskan turun-temurun dalam masyarakat Nusantara.
Sumber:
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News