dari sampah ke sumber ekonomi mahasiswa kkn t ipb kenalkan budidaya maggot di desa karyomukti - News | Good News From Indonesia 2025

Dari Sampah ke Sumber Ekonomi: Mahasiswa KKN-T IPB Kenalkan Budidaya Maggot di Desa Karyomukti

Dari Sampah ke Sumber Ekonomi: Mahasiswa KKN-T IPB Kenalkan Budidaya Maggot di Desa Karyomukti
images info

Dari Sampah ke Sumber Ekonomi: Mahasiswa KKN-T IPB Kenalkan Budidaya Maggot di Desa Karyomukti


Masalah sampah organik sering kali dianggap sepele, padahal jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan dampak serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Desa Karyomukti, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, adalah salah satu desa yang sehari-harinya menghadapi tantangan serupa.

Sampah rumah tangga, terutama sisa makanan, sayuran, dan buah-buahan, masih bercampur dengan sampah anorganik dan jarang sekali diolah lebih lanjut.

Namun, pada Juli 2025 lalu, secercah harapan hadir ketika mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik IPB University membawa program pemanfaatan maggot (larva Black Soldier Fly/BSF) untuk pengelolaan sampah organik.

Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi volume sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui budidaya maggot sebagai pakan ternak alternatif bernilai ekonomis tinggi.

Maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) memiliki kemampuan luar biasa dalam mengurai sampah organik. Dalam waktu singkat, larva ini mampu mengkonsumsi sisa makanan, buah, dan sayuran, sehingga volume sampah berkurang secara signifikan.

baca juga

Selain itu, maggot yang dihasilkan kaya akan protein dan lemak sehingga banyak diburu sebagai pakan alternatif unggas maupun ikan.

Potensi inilah yang coba dikenalkan tim KKN-T IPB kepada warga Desa Karyomukti, khususnya kepada kelompok sasaran seperti Ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT), Karang Taruna, dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Dengan begitu, desa tidak hanya dapat mengelola sampah dengan lebih bijak, tetapi juga membuka jalan baru untuk usaha desa yang berkelanjutan.

Program ini direalisasikan pada Rabu, 23 Juli 2025 di Balai Desa Karyomukti. Sekitar 20 orang warga dari berbagai kalangan hadir dengan penuh semangat.

Tim KKN-T IPB memulai kegiatan dengan sosialisasi mengenai jenis-jenis sampah, bagaimana cara memilahnya, serta pentingnya membiasakan pemilahan sampah sejak dari rumah.

Tidak berhenti di situ, tim juga membagikan leaflet dan booklet berisi informasi singkat namun padat mengenai cara pengelolaan sampah organik, manfaat maggot, dan panduan budidaya maggot skala rumahan. Hal ini penting agar warga memiliki pegangan tertulis yang bisa dibaca kembali kapan saja.

baca juga

Setelah sesi sosialisasi, acara dilanjutkan dengan praktik langsung budidaya maggot skala rumahan. Warga diperlihatkan bagaimana membuat wadah sederhana, cara memberikan pakan organik, hingga proses panen larva.

Tidak hanya itu, tim juga memberikan fasilitas awal budidaya, berupa jaring penutup rumah lalat BSF, baby maggot, serta kayu eggies (tempat lalat bertelur).

Bantuan ini diharapkan dapat memudahkan warga memulai langkah pertama dalam budidaya maggot di rumah masing-masing.

Suasana di Balai Desa Karyomukti hari itu terasa berbeda. Warga yang hadir tampak antusias mengikuti materi. Banyak yang aktif bertanya mengenai cara merawat maggot, seberapa cepat bisa dipanen, hingga peluang menjual hasil budidaya.

Bahkan, beberapa peserta terlihat langsung membayangkan bagaimana jika maggot bisa dibudidayakan dalam skala lebih besar, untuk memenuhi kebutuhan pakan di desa.

Menurut salah satu peserta dari Karang Taruna, program ini membuka wawasan baru tentang bagaimana sampah bisa diubah menjadi sumber daya.

baca juga

“Biasanya sampah hanya dibuang, menumpuk, dan jadi masalah. Ternyata bisa dimanfaatkan, bahkan ada nilai jualnya. Ini menarik sekali untuk dicoba,” ujarnya.

Bagi ibu-ibu KWT, praktik budidaya maggot menjadi pengalaman berharga. Mereka menilai budidaya ini relatif mudah dilakukan di rumah, tidak membutuhkan modal besar, dan hasilnya nyata.

“Kalau ini berhasil, bisa jadi tambahan penghasilan keluarga. Apalagi pakan ternak sekarang harganya mahal, kalau ada alternatif tentu sangat membantu,” kata salah satu anggota KWT.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.