Apakah Kawan pernah mencoba salah satu jajanan tradisional khas Betawi, yakni kue akar kelapa? Jika Kawan berkunjung ke daerah Jakarta dan sekitarnya, mungkin bisa mencari dan mencicipi jajanan tradisional yang satu ini.
Kue akar kelapa merupakan salah satu jajanan yang bermakna bagi masyarakat Betawi. Sebab jajanan yang satu ini tidak sekadar dipandang sebagai makanan saja.
Terdapat nilai yang bisa dimaknai dari sebuah kue akar kelapa. Apalagi jajanan tradisional yang satu ini menjadi salah satu hidangan yang wajib disajikan pada momen tertentu, seperti Lebaran dan sejenisnya.
Bagaimana pembahasan lebih lanjut terkait jajanan tradisional khas Betawi tersebut? Simak ulasannya pada bagian berikut ini.
Mengenal Kue Akar Kelapa, Jajanan Khas Betawi
Kue akar kelapa adalah salah satu jajanan khas yang berasal dari budaya Betawi. Kue kering ini juga memiliki kemiripan dengan jajanan tradisional yang ada di Indonesia.
Misalnya, kue akar kelapa memiliki kemiripan dengan kue kaktus atau akar pinang yang ada di Kalimantan Selatan. Selain itu, jajanan tradisional ini juga mirip dengan kue putri nali yang ada di daerah Sumatera Barat.
Meskipun memiliki nama "akar kelapa", jajanan yang satu ini tidak benar-benar dibuat dari akar kelapa. Pemberian nama pada jajanan ini berdasarkan bentuk dan tampilan yang dimilikinya.
Sekilas, kue akar kelapa memiliki tampilan yang bergelombang. Hal inilah yang sering kali disamakan dengan bentuk akar kelapa.
Jajanan khas Betawi ini memiliki cita rasa gurih dan manis. Sama seperti kue kering lainnya, jajanan yang satu ini bisa Kawan nikmati dalam kondisi apa saja, baik sebagai teman untuk minum kopi dan teh atau sekadar kudapan saja.
Sajian Wajib saat Momen Lebaran
Seperti yang sudah disinggung pada bagian sebelumnya, kue akar kelapa sebenarnya memiliki nilai yang lebih dari sekadar jajanan saja bagi masyarakat Betawi. Dilansir dari buku Windoro Adi yang berjudul Batavia 1740: Menyisir Jejak Betawi, kue akar kelapa menjadi salah satu hidangan yang wajib disajikan pada saat momen Lebaran.
Pada saat Lebaran, biasanya setiap keluarga sudah mempersiapkan berbagai macam hidangan yang akan disajikan untuk para tamu yang datang. Hal yang sama juga berlaku bagi keluarga yang memiliki latar belakang budaya Betawi.
Setidaknya terdapat tiga jenis sajian yang tidak boleh terlewat pada momen penting bagi umat Islam ini, yakni kue kembang goyang, kue akar kelapa atau rengginang, dan tape uli. Tidak hanya itu, kue akar kelapa ternyata juga menjadi simbol dan memiliki makna khusus yang terkandung di dalamnya.
Dilihat dari laman Merdeka, kue akar kelapa disimbolkan sebagai pohon kelapa yang bisa tumbuh di mana saja. Hal ini dimaknai sebagai simbol bahwa seseorang mesti berguna untuk sesamanya, selayaknya pohon kelapa yang bisa dimanfaatkan seluruh bagiannya.
Cara Membuat Kue Akar Kelapa
Bagi Kawan yang tertarik untuk membuat jajanan ini, bisa mencobanya di rumah masing-masing. Namun Kawan perlu mempersiapkan bahan serta alat cetakannya untuk membuat jajanan khas Betawi tersebut.
Berikut cara membuat kue akar kelapa khas Betawi seperti yang dinukil dari laman RRI, yakni.
Bahan
- Telur ayam (1 butir)
- Gula halus (100 gr)
- Garam (1/2 sdt)
- Vanili bubuk (1/2 sdt)
- Margarin (100 gr)
- Tepung ketan putih (250 gr)
- Tepung beras (125 gr)
- Santan (140 ml)
- Minyak goreng secukupnya.
Cara Membuat
- Masukkan telur, gula, garam, dan vanili lalu aduk hingga rata.
- Setelah itu, tambahkan margarin dan aduk kembali hingga rata.
- Kemudian masukkan tepung ketan dan tepung beras secara bersamaan ke dalam adonan.
- Tambahkan juga santan dan aduk adonan hingga menjadi kalis dan rata.
- Siapkan adonan dan panaskan minyak goreng dengan api sedang.
- Masukkan adonan ke dalam cetakan. Setelah minyak panas, cetak adonan untuk menggorengnya.
- Goreng hingga berwarna kuning kecokelatan.
- Tiriskan dan tunggu hingga dingin. Nantinya kue akar kelapa khas Betawi sudah bisa untuk dinikmati.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News