Banyuwangi sering disebut sebagai “Sunrise of Java”, tapi di balik julukan itu, daerah ini juga dikenal sebagai “kota festival”. Lebih dari seratus festival digelar setiap tahun, mulai dari kesenian, kuliner, hingga olahraga. Dari sekian banyak festival, Gandrung Sewu adalah yang paling menonjol karena menggambarkan jiwa seni masyarakat Banyuwangi.
Tari Gandrung sendiri telah menjadi warisan budaya tak benda dari Indonesia. Penarinya menggunakan busana khas berwarna merah, hitam, dan emas, lengkap dengan mahkota cawet di kepala.
Gerakan tari Gandrung penuh makna, menampilkan kelembutan sekaligus semangat yang membara. Dengan melibatkan ribuan penari, Gandrung Sewu tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga perayaan budaya yang menunjukkan bagaimana masyarakat Banyuwangi bersatu melestarikan seni tradisi.
Tari Gandrung sejak dulu menjadi simbol rasa syukur masyarakat setelah panen raya, sekaligus sarana hiburan rakyat. Seiring perkembangan zaman, Gandrung tidak hanya sekadar tarian, tetapi juga menjadi identitas kultural Banyuwangi yang diakui secara nasional maupun internasional.
Dari sinilah kemudian lahir pertunjukan akbar Gandrung Sewu, sebuah festival budaya yang setiap tahun digelar di Pantai Marina Boom Banyuwangi.
Gandrung Sewu 2025: “Selendang, Sang Gandrung”
Tema Festival Gandrung Sewu tahun 2025 adalah “Selendang, Sang Gandrung”, yang dipilih untuk merefleksikan perjalanan panjang seni Gandrung dari tradisi rakyat hingga menjadi ikon pertunjukan budaya yang masif dan ikonik seperti saat ini.
Festival Gandrung Sewu 2025 di Banyuwangi akan kembali digelar dengan penuh kemegahan pada 23 hingga 24 Oktober 2025 di Pantai Boom Marina. Perhelatan ini menjadi salah satu event budaya terbesar di Jawa Timur bahkan Indonesia, karena melibatkan ribuan penari gandrung yang tampil serentak di tepi laut dengan latar belakang Selat Bali.
Sejak awal digelar pada tahun 2012, Gandrung Sewu selalu ditunggu-tunggu wisatawan domestik maupun mancanegara karena menghadirkan pertunjukan kolosal yang memadukan seni tari, musik tradisional, dan cerita budaya Banyuwangi.
Persiapan Gandrung Sewu 2025 sudah dimulai sejak pertengahan tahun dengan seleksi penari yang dilaksanakan di berbagai kecamatan di Banyuwangi pada 19 sampai 27 Juli 2025. Ribuan pelajar dan generasi muda antusias mendaftarkan diri untuk menjadi bagian dari festival ini.
Seleksi dilakukan di beberapa titik seperti Glenmore, Gambiran, Purwoharjo, Srono, Singojuruh, hingga Banyuwangi kota. Hal ini menunjukkan bagaimana Gandrung Sewu bukan hanya sebuah tontonan, tetapi juga wadah kebersamaan masyarakat Banyuwangi dalam menjaga tradisi leluhur.
Sebelum puncak acara di Pantai Boom Marina, ada ritual sakral bernama Meras Gandrung yang menjadi bagian penting dalam perjalanan festival. Ritual ini bukan sekadar seremoni, melainkan prosesi budaya untuk mempersiapkan penari agar lebih siap secara batin dan fisik.
Dalam Meras Gandrung, para penari diperkenalkan pada filosofi gandrung, mengikuti doa bersama, serta diiringi tabuhan musik tradisional khas Banyuwangi. Busana gandrung dengan mahkota omprok menjadi simbol keanggunan sekaligus identitas yang melekat pada masyarakat Osing. Prosesi ini juga memperkuat kebersamaan komunitas, sebab dilakukan secara kolektif dan penuh kekhidmatan.
Gandrung Sewu 2025 masuk dalam agenda besar Banyuwangi Festival (B-Fest) sekaligus menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN) yang diakui secara nasional. Hal ini membuktikan bahwa Banyuwangi berhasil menjadikan tradisi lokal sebagai daya tarik wisata berskala internasional.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, festival kali ini juga mengusung tema khusus yang menggambarkan kekayaan budaya dan sejarah Banyuwangi. Tema tersebut diwujudkan dalam bentuk sendratari massal, paduan suara, serta koreografi yang dirancang untuk menciptakan pengalaman visual yang megah.
Dengan segala keunikan, kemeriahan, dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya, Festival Gandrung Sewu 2025 di Pantai Boom Marina Banyuwangi akan menjadi peristiwa budaya spektakuler yang layak disaksikan. Bukan hanya sebagai pertunjukan seni, tetapi juga sebagai perayaan identitas masyarakat Banyuwangi yang semakin mendunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News