5 tradisi unik indonesia yang mendunia dan masih dilestarikan - News | Good News From Indonesia 2025

5 Tradisi Unik Indonesia yang Mendunia dan Masih Dilestarikan

5 Tradisi Unik Indonesia yang Mendunia dan Masih Dilestarikan
images info

5 Tradisi Unik Indonesia yang Mendunia dan Masih Dilestarikan


Indonesia adalah negara kepulauan yang terkenal dengan kekayaan budaya dan tradisinya. Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah memiliki kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun oleh para leluhur. Tradisi bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga mencerminkan identitas, filosofi hidup, serta kepercayaan masyarakat yang menjalaninya.

Menariknya, sebagian tradisi tersebut tidak hanya dikenal secara nasional, tetapi juga sudah mendunia dan menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Di era modernisasi saat ini, keberadaan tradisi unik Indonesia masih terus dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya.

Hal ini menjadi bukti nyata bahwa bangsa Indonesia tidak pernah melupakan akar budayanya. Berikut ini adalah lima tradisi unik Indonesia yang mendunia dan masih dilestarikan hingga sekarang.

Upacara Ngaben – Bali

Bali sudah lama menjadi destinasi wisata budaya dunia, dan salah satu tradisi yang paling dikenal adalah Ngaben. Upacara Ngaben merupakan prosesi pembakaran jenazah yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal.

Widiyanti dkk dalam artikelnya yang diterbitkan pada Borobudur Counselling Review menyebutkan bahwa Upacara ngeban sendiri terdiri dari 5 jenis yaitu, Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, Swasta, dan Ngelungah

Bagi masyarakat Bali, Ngaben bukan sekadar menguburkan jenazah, melainkan simbol pelepasan roh agar bisa kembali ke alam asalnya. Prosesi ini dilakukan dengan penuh kebersamaan, diiringi gamelan, doa, serta simbol-simbol spiritual.

Wisatawan mancanegara sering menyaksikan tradisi ini karena dianggap sebagai perayaan kehidupan, bukan sekadar kesedihan atas kematian. Nilai spiritual dan visual yang megah membuat Ngaben menjadi salah satu tradisi Indonesia yang mendunia.

Sekaten – Yogyakarta & Surakarta

Sekaten adalah tradisi tahunan yang digelar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara ini biasanya berlangsung di Keraton Yogyakarta maupun Keraton Surakarta. Salah satu ciri khasnya adalah ditabuhnya gamelan pusaka keraton yang hanya dikeluarkan saat acara berlangsung.

Selain gamelan, Sekaten juga diramaikan dengan pasar malam rakyat yang menyajikan berbagai hiburan, kuliner, hingga puncak prosesi Garebeg Sekaten.

Tradisi ini bukan hanya memiliki nilai religius, tetapi juga menunjukkan akulturasi antara budaya Jawa dan ajaran Islam.

Fiki Eko, Al-Mumtaza, dan Panggabean dalam artikelnya yang diterbitkan pada Jurnal Ilmu Komunikasi, Sosial, dan Humaniora menegaskan bahwa Tradisi Sekaten merepresentasikan hasil interaksi antara individu, masyarakat, dan sistem nilai yang saling berkaitan, sehingga tidak dapat dianggap sebagai fenomena yang berdiri sendiri.

Pacu Jawi – Sumatera Barat

Tradisi unik lainnya datang dari Minangkabau, Sumatera Barat, yaitu Pacu Jawi atau balap sapi di sawah berlumpur. Tradisi ini biasanya digelar setelah masa panen sebagai bentuk syukur masyarakat. Dalam acara ini, dua ekor sapi dipacu oleh seorang joki di lahan sawah yang becek, menciptakan atraksi yang luar biasa seru.

Pacu Jawi kini tidak hanya dikenal secara lokal, melainkan juga mendunia. Banyak fotografer internasional yang mengabadikan momen spektakuler ini, bahkan foto-fotonya sering memenangkan kompetisi fotografi dunia.

Hal ini menjadikan Pacu Jawi sebagai tradisi rakyat yang sekaligus menjadi ikon pariwisata budaya Indonesia. 

Tabuik – Pariaman, Sumatera Barat

Masih dari Sumatera Barat, ada tradisi Tabuik yang dilaksanakan oleh masyarakat Pariaman. Tradisi ini merupakan peringatan Hari Asyura yang terkait dengan kisah wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Husain bin Ali. Refisrul dalam artikelnya yang diterbitkan pada jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya menjelaskan bahwa pelaksanaan tabuik tidak sekadar upacara ritual, melainkan simbolisasi kesedihan mendalam atas wafatnya Imam Husein di tangan pasukan Yazid.

Ekspresi tersebut diwujudkan dalam rangkaian kegiatan batabuik yang selalu digelar setiap tahun pada tanggal 1 sampai dengan 10 Muharam.

Dalam prosesi Tabuik, masyarakat membuat replika keranda raksasa yang dihiasi dengan ornamen indah, kemudian diarak menuju laut dan akhirnya dihanyutkan.

Tradisi Tabuik memiliki makna spiritual sekaligus menjadi pesta rakyat yang mempertemukan ribuan warga. Wisatawan asing juga banyak yang tertarik menyaksikan tradisi ini karena keunikannya yang hanya ada di Pariaman.

Tabuik membuktikan bagaimana budaya Islam berpadu dengan kearifan lokal, sehingga melahirkan tradisi yang unik sekaligus mendunia. 

Puter Kayun – Banyuwangi, Jawa Timur

Banyuwangi, yang dikenal dengan sebutan “The Sunrise of Java”, juga memiliki tradisi unik yang bernama Puter Kayun. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Osing di Desa Boyolangu, Kecamatan Wongsorejo, setiap bulan Suro dalam kalender Jawa.

Puter Kayun berupa arak-arakan dokar hias yang diikuti masyarakat setempat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur mereka. Tradisi ini erat kaitannya dengan kisah Buyut Jakso, tokoh yang dianggap berjasa dalam membelah Gunung Watu Dodol agar terbuka akses jalan ke Wongsorejo.

Puter Kayun bukan hanya prosesi adat, tetapi juga menjadi pengingat akan perjuangan leluhur dalam membuka jalan kehidupan bagi generasi penerus. Kini, Puter Kayun menjadi agenda budaya tahunan Banyuwangi yang menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RD
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.