Siapa yang tidak suka permen rasa stroberi? Warna merahnya menarik, aromanya manis, dan rasanya membuat banyak orang ketagihan. Namun, pernahkah Kawan GNFI merasa bahwa rasa permen stroberi berbeda jauh dari buah stroberi segar? Padahal, keduanya sama-sama mengusung nama “stroberi”. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Rasa dan Aroma: Perpaduan yang Rumit
Rasa dan aroma adalah dua hal yang berbeda, tetapi saling melengkapi. Lidah hanya mampu mengenali rasa dasar seperti manis, asam, pahit, asin, dan umami, sementara aroma ditangkap oleh hidung dan menciptakan pengalaman rasa yang lebih kompleks.
Ketika Kawan GNFI menggigit stroberi segar, lebih dari 350 senyawa volatil langsung terlepas dan menghasilkan aroma khas buah tersebut (Sumayku dan Tanor, 2022). Kombinasi antara rasa manis dan aroma alami itulah yang membuat buah stroberi terasa segar dan alami.
Flavor Buatan: Ilmu yang Menciptakan Rasa
Dalam industri pangan, para ahli flavor berusaha meniru sensasi rasa dan aroma buah alami menggunakan campuran berbagai senyawa kimia. Misalnya, untuk menciptakan rasa stroberi buatan, ilmuwan menggunakan senyawa ethyl methylphenylglycidate, yang memberikan aroma manis mirip stroberi (Hartati et al., 2025).
Namun, senyawa ini hanyalah satu dari ratusan komponen penyusun aroma stroberi alami. Karena itu, flavor buatan hanya meniru sebagian kecil dari kompleksitas rasa buah aslinya.
Selain itu, setiap varietas stroberi memiliki komposisi kimia yang berbeda tergantung pada jenis, iklim, dan tingkat kematangan buah. Akibatnya, tidak ada satu formula flavor sintetis pun yang bisa meniru stroberi dengan sempurna. Para ilmuwan akhirnya membuat “versi universal” yang dianggap paling mudah dikenali konsumen sebagai rasa stroberi.
Kenapa Rasa Permen Lebih Kuat?
Kawan GNFI mungkin merasa bahwa permen stroberi memiliki rasa yang lebih kuat dan manis dibanding buah aslinya. Hal ini bukan kebetulan. Flavor sintetis biasanya dibuat lebih pekat agar tidak hilang saat proses pemanasan dalam pembuatan permen.
Selain itu, industri pangan juga menyesuaikan rasa dengan preferensi konsumen. Permen dibuat agar lebih manis, lebih wangi, dan mudah disukai anak-anak. Dengan kata lain, rasa stroberi pada permen bukanlah tiruan murni, melainkan hasil interpretasi manusia terhadap rasa buah tersebut.
Aman, tapi Tetap Perlu Bijak
Kata “buatan” sering kali menimbulkan kesan negatif, padahal tidak semua perisa sintetis berbahaya. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM, 2020), penggunaan bahan tambahan pangan seperti perisa buatan diperbolehkan selama dalam batas aman dan sesuai ketentuan. Banyak flavor sintetis memiliki struktur kimia yang sama dengan senyawa alami, hanya berbeda dalam cara pembuatannya.
Namun, bukan berarti Kawan GNFI bisa mengonsumsi produk berperisa buatan secara berlebihan. Kandungan gula dalam makanan olahan, seperti permen, justru menjadi hal yang perlu diwaspadai karena dapat memicu gangguan kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Flavor Alami: Tren Kembali ke Alam
Dalam beberapa tahun terakhir, muncul tren baru di industri makanan untuk kembali menggunakan natural flavor atau perisa alami. Bahan-bahan seperti ekstrak buah, minyak atsiri, dan esens tumbuhan mulai banyak digunakan untuk menciptakan rasa yang lebih autentik. Meski biayanya lebih mahal dan tidak sekuat flavor buatan, perisa alami dianggap lebih ramah bagi tubuh dan lingkungan.
Bagi Kawan GNFI yang ingin merasakan perbedaan nyata, cobalah membandingkan rasa stroberi segar dengan yogurt rasa stroberi atau permen stroberi. Kawan akan merasakan bahwa buah segar punya cita rasa yang lebih kompleks, sementara produk olahan cenderung memiliki rasa manis dan aroma yang lebih “stabil”.
Antara Sains dan Selera
Rasa pada makanan tidak hanya soal bahan, tapi juga soal persepsi. Otak manusia mampu mengenali “rasa stroberi” bahkan ketika yang kita cicipi hanya campuran senyawa buatan. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya peran sains dan psikologi dalam menciptakan pengalaman makan.
Flavor buatan merupakan bentuk seni yang berakar dari ilmu kimia dan persepsi manusia. Rasa yang kita nikmati tidak hanya diciptakan oleh bahan pangan, tapi juga oleh kreativitas dan pengetahuan ilmuwan di baliknya.
Penutup
Perbedaan rasa antara permen stroberi dan buah aslinya bukanlah kesalahan, melainkan hasil dari inovasi teknologi pangan yang bertujuan menghadirkan pengalaman rasa yang konsisten dan tahan lama. Flavor buatan membantu industri menghadirkan produk yang enak dan stabil, sementara buah segar tetap menjadi pilihan terbaik bagi Kawan GNFI yang menginginkan rasa alami dan gizi utuh.
Jadi, saat menikmati permen rasa stroberi, ingatlah bahwa yang Kawan rasakan adalah hasil kerja keras sains dan kreativitas manusia. Namun, tak ada salahnya sesekali kembali ke alam menikmati buah stroberi segar yang memberikan rasa asli, alami, dan penuh cerita dari alam itu sendiri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News