tersapu bencana bangkit bersama kisah kba alue naga aceh dengan harapan yang tak pernah tenggelam - News | Good News From Indonesia 2025

Tersapu Bencana, Bangkit Bersama: Kisah KBA Alue Naga Aceh dengan Harapan yang Tak Pernah Tenggelam

Tersapu Bencana, Bangkit Bersama: Kisah KBA Alue Naga Aceh dengan Harapan yang Tak Pernah Tenggelam
images info

Tersapu Bencana, Bangkit Bersama: Kisah KBA Alue Naga Aceh dengan Harapan yang Tak Pernah Tenggelam


Dua dekade silam, ombak menyapu segalanya; rumah, perahu, bahkan tawa anak-anak yang seharusnya merekah ceria. Waktu seakan berhenti, dahsyatnya gelombang itu menerjang apapun yang dilewati.

Namun, dari puing-puing yang berserakan, masih ada secercah harapan. Dari laut yang dulu membawa duka, kini mengajarkan mereka untuk bangkit bersama.

Terletak di pesisir timur Aceh, Alue Naga menjadi salah satu desa yang terdampak dahsyatnya gelombang tsunami 2004 silam. Namun, meski telah menyaksikan bagaimana ombak meluluhlantakkan semua hal yang mereka miliki, desa ini memilih untuk tidak menyerah walau berbagai tantangan harus dihadapi.

 

Tersapu oleh Laut, Bangkit Bersama Laut

Kembali mencintai laut yang memisahkan mereka dengan orang-orang tercinta tidaklah mudah. Namun, warga Desa Alue Naga juga menyadari bahwa laut adalah rumah mereka.

Jarak pemukiman yang dekat dengan permukaan laut, membuat kebanyakan warga mengais rejeki dengan mencari tiram. Tiga belas tahun setelah tersapu bencana, Alue Naga secara resmi menjadi salah satu desa binaan program Kampung Berseri Astra. Aminullah Usman, Wali Kota Banda Aceh saat itu mengatakan bahwa program tersebut merupakan kesempatan yang istimewa untuk warga Desa Alue Naga.

“Memang tepat sekali memilih Alue Naga untuk dijadikan Kampung Berseri, karena Alue Naga memiliki potensi terutama di bidang kelautan,” ujar Aminullah, dilansir dari laman Lintas Gayo.

Program Kampung Berseri Astra sendiri memiliki tujuan untuk mengembangkan sekaligus memberdayakan masyarakat desa melalui pendekatan empat pilar, yakni pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan. Dengan program tersebut, diharapkan bisa meningkatkan kemandirian masyarakat, kelestarian lingkungan, serta kualitas hidup warga desa secara keseluruhan.

Memberdayakan Harapan melalui Rumah Tiram

Memanen tiram menjadi mata pencaharian warga KBA Alue Naga selama ratusan tahun. Namun, selama itu, para petani tiram masih menggunakan teknik tradisional. 

Dengan hasil panen yang belum maksimal, teknik yang dilakukan dengan cara menyelam dan berendam dalam air selama berjam-jam menimbulkan kekhawatiran untuk kesehatan para petani tiram.

Nama Ichsan Rusydi, seorang dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) tidak bisa dilepaskan dari pengembangan dan pemberdayaan produksi tiram di KBA Alue Naga. Beliau merancang dan memperkenalkan sistem budidaya yang memungkinkan petani dapat memperoleh tiram dengan efisien dan lebih aman.

Melalui riset dan penelitian yang dibantu oleh tim peneliti dari Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsyiah dan mahasiswanya, Ichsan berhasil menciptakan Rumah Tiram yang menjadi tonggak awal bangkitnya Desa Alue Naga. Teknologi sederhana itu terdiri dari pipa dan pondasi beton serta keranjang di dalamnya, lalu menggunakan ban bekas mobil sebagai tempat berkembang biak dan sarang tiram.

Dengan inovasi tersebut, tiram bisa berkembang biak secara berkelanjutan dan memungkinkan para petani memperoleh hasil panen tiram yang melimpah, tanpa perlu menghabiskan waktu berjam-jam berendam dalam air di bawah sinar matahari untuk mencarinya.

Rumah Tiram bukan hanya menjadi tempat beternak tiram, tetapi juga sebagai pusat edukasi lingkungan bagi masyarakat umum hingga akademisi untuk belajar tentang konservasi laut.

baca juga

Empat Pilar Bersinergi, Menciptakan Desa Mandiri

Transformasi suatu desa dimulai dari sinergi, dan kolaborasi selalu menjadi kunci. Selain terciptanya Rumah Tiram, KBA Alue Naga juga berhasil melakukan pemberdayaan di berbagai bidang. Melalui 4 pilar utama yang dicanangkan Astra, berbagai dampak nyata bisa dirasakan para warga.

Pilar Pendidikan

Pemberdayaan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan sangatlah penting. KBA Alue Naga yang telah berhasil bangkit, memerlukan generasi penerus untuk melanjutkan visi dan misi desa mereka.

Pengembangan PAUD menjadi salah satu fokus pada pilar pendidikan. Selain berfokus pada anak-anak, desa ini juga memberi perhatian lebih pada guru-guru pengajar. KBA Alue Naga berusaha terus meningkatkan kualitas pengajaran guru-guru agar murid bisa menerima ilmu yang diberikan dengan maksimal.

Untuk anak-anak di tingkat sekolah yang lebih tinggi, disediakan beasiswa bagi mereka yang berprestasi. Adanya beasiswa tentu sangat membantu para orang tua untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.

Berbagai pelatihan untuk remaja dan orang dewasa pun senantiasa diupayakan. Pelatihan komputer dan keterampilan teknis lain disediakan guna mengembangkan keterampilan generasi muda agar mampu bersaing di dunia kerja serta mengembangkan peluang usaha di KBA Alue Naga. 

Pilar Kesehatan

Kesehatan menjadi fokus yang perlu sangat diperhatikan untuk keberlangsungan hidup warga KBA Alue Naga. Puskesmas dan Posyandu setempat turut berkolaborasi untuk mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat.

Selain itu, pengembangan kader Posyandu serta kerja sama dengan pemerintah dan tenaga kesehatan lokal berhasil mewujudkan program-program kesehatan berkala, antara lain pemeriksaan gratis secara rutin serta pelatihan hidup sehat bagi seluruh warga KBA Alue Naga.

baca juga

Pilar Lingkungan

Karena lokasinya yang berada di pesisir pantai, Desa Alue Naga rentan akan masalah-masalah lingkungan seperti abrasi, banjir, hinga penurunan kualitas ekosistem pantai. Hal tersebutlah yang menjadi alasan pentingnya melakukan rehabilitasi lingkungan.

Dengan bantuan Astra, warga melakukan penghijauan desa serta penanaman pohon bakau di sepanjang pesisir pantai yang berfungsi untuk menahan abrasi serta menjaga keseimbangan ekosistem pantai. Peran aktif warga KBA Alue Naga dalam kegiatan ini merupakan upaya untuk melestarikan habitat berbagai jenis ikan dan biota laut.

Tidak berhenti disitu, pelatihan kader lingkungan menjadi inisiatif untuk pemberdayaan lingkungan yang berkelanjutan. Pengolahan sampah sederhana pun disediakan Astra untuk mendaur ulang sampah plastik dan warga bisa membuat kompos dari sampah organik.

Pilar Kewirausahaan

Berawal dari keberhasilan budidaya yang ramah lingkungan melalui Rumah Tiram, diadakan pula pembinaan koperasi rakyat untuk meningkatkan perekonomian warga KBA Alue Naga. Melalui program ini, warga bisa mengikuti pelatihan aneka olahan tiram dan ikan.

Jadi bukan hanya tiram hasil panen saja yang bisa dijual, tetapi warga juga diajak mengolah hasil laut menjadi produk bernilai tambah seperti, kerupuk, sambal, hingga nugget.

Produk-produk olahan tersebut lalu dipasarkan ke berbagai wilayah di Banda Aceh, diekspor ke luar daerah, hingga ke pasar daring. Muda-mudi yang mendapat pelatihan komputer juga dibekali ilmu digital marketing untuk memasarkan produk tersebut, dan membentuk komunitas peduli pesisir yang menjadikan KBA Alue Naga sebagai contoh desa tangguh berbasis pengetahuan dan kolaborasi.

Sinergi keempat pilar tersebut berhasil membangkitkan Desa Alue Naga menjadi kampung berseri yang mandiri. Karena untuk membangkitkan suatu desa, bukan hanya pembangunan yang dibutuhkan, tetapi juga perubahan cara pandang. Dan KBA Alue Naga membuktikan bahwa harapan yang tidak pernah ikut tenggelam, bisa mengantarkan mereka pada suatu perubahan.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.