Airbus Defence and Space resmi menyerahkan pesawat A400M pertama Indonesia pada Kementerian Pertahanan, Senin (3/11/2025), di Lanud Halim Perdana Kusuma. Pesawat angkut udara taktis berat ini bakal dioperasikan untuk mendukung operasi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AL).
A400M yang dinahkodai TNI AL tersebut dikonfigurasi untuk misi kargo, transportasi pasukan, evakuasi medis, dan kemanusiaan. Kedatangannya menandai progres modernisasi alutsista militer dalam negeri yang sudah mulai dilakukan beberapa tahun belakangan.
Indonesia Resmi Jadi Operator A400M

Presiden Prabowo saat menyambut kedatangan Airbus A400M di Halim Perdana Kusuma | BPMI Setpres
Indonesia sudah menyatakan minatnya untuk memesan A400M sejak lama. Kemudian, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan menandatangani kesepakatan dengan Airbus dalam bentuk letter of intent pada November 2021 lalu. Saat itu, Kemhan RI memesan dua unit A400M.
Dengan datangnya A400M di Tanah Air, artinya Indonesia resmi bergabung sebagai operator ke-10, bersama dengan negara-negara lainnya, seperti Belgia, Prancis, Jerman, Luksemburg, Spanyol, Britania Raya, Khazakstan, Turki, dan Malaysia.
Sejauh ini, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara ke-2 yang memiliki armada A400M bersama dengan Malaysia. Mengutip dari laman resmi Airbus, Malaysia sudah mendapatkan pesawat yang sama sejak 2015. Saat ini, Malaysia memiliki empat unit Airbus A400M.
Menariknya, A400M milik Malaysia pernah melakukan misi kemanusiaan di Lombok saat diterjang gempa bumi dan tsunami dahsyat pada 2018 silam. Hal ini menjadikan pesawat tersebut sebagai komponen kunci dalam operasi kemanusiaan, sekaligus memperkuat logistik Angkatan Udara Kerajaan Malaysia.
Tak hanya Malaysia, Prancis juga pernah mengirimkan Airbusnya ke Indonesia saat gempa dan tsunami Lombok. Dengan pesawat gagahnya, negeri fesyen itu mengirimkan 25 ton bantuan, mencakup kebutuhan logistik dan bahan bangunan.
Sebagai informasi, unit kedua A400M milik Indonesia dijadwalkan tiba pada 2026. Presiden Prabowo baru-baru ini juga memberikan sinyal untuk melakukan negosiasi terkait penambahan empat unit armada A400M berikutnya.
Spesifikasi Airbus A400M
Pesawat Airbus A400M mampu mengangkut beban berat dan berukuran jumbo yang tidak bisa diangkat oleh pesawat angkut udara taktis pada umumnya. Airbus mengklaim, A400M bisa membawa kendaraan berlapis baja berat, helikopter, hingga peralatan teknik sipil khusus.
Pesawat satu ini memang didesain memiliki ruang kargo besar untuk dapat mengangkut banyak muatan berat dan besar, umumnya untuk bantuan militer dan kemanusiaan. Selain itu, A400M juga memiliki kemampuan untuk landing pada landasan udara yang belum diaspal, menjadikannya berbeda dari kargo lainnya.
Sesuai dengan fungsinya, 1400M memiliki spesifikasi yang moncer. Pesawat tersebut dapat mengangkut beban berat dengan muatan maksimum 37 ton dalam sekali angkut.
Ruang kargonya memiliki kapasitas total 340 m3, dengan rincian barang yang bisa diangkut berukuran lebar dan tinggi masing-masing 4 m. Sementara itu, ketinggian maksimum yang bisa dilakukan A400M adalah 40.000 kaki—kurang lebih 12.200 meter di atas permukaan laut. Kecepatan maksimumnya adalah 0,72 March.
Pada jarak lebih jauh atau over longer distances, A400M memiliki daya jelajah dua kali lebih jauh dari pada pesawat kargo kelas menengah. Airbus juga membuat pesawat ini mampu membawa muatan seberat 20 ton sejauh 3.400 mil laut.
Mesin turboprop-nya membantu A400M aman dari kerusakan benda asing (FOD). Ada 12 roda pendaratan utama untuk membantu distribusi bobot pesawat agar lebih ideal. Lebih lanjut, pesawat itu juga dapat mengangkut 116 pasukan di dalamnya.
A400M menawarkan kemampuan untuk sulit diteksi dengan manuver tinggi. Sudut beloknya mencapai 120 derajat dan mampu terbang rendah hingga 150 kaki atau sekitar 45 meter.
Tak berhenti di situ, pesawat juga dibuat agar dapat melakukan pendakian dan penurunan curam, mampu lepas landas dan mendarat di landasan yang lebih pendek. Hal ini cocok untuk dioperasikan pada wilayah dengan risiko tinggi, seperti zona perang, bencana, atau area yang sulit dijangkau.
Dengan berbagai fitur canggih itu, Airbus akan memberikan pelatihan pada TNI AL untuk memastikan kelancaran pengoperasian pesawat. Selain itu, TNI AL juga akan mempelajari peralatan pemadam kebakaran A400M yang baru dikembangkan.
Dikatakan bahwa peralatan pemadam kebakaran modular roll-on/off memungkinkan A400M untuk bisa ‘berubah’ menjadi pesawat pengebom air. 20.000 liter air bisa dijatuhkan dalam sekali jalan. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengatasi kebakaran hutan yang acap kali sulit dijangkau karena cakupan wilayahnya yang amat luas.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News