Di balik nama Sri Irdayati yang terukir indah di daftar penerima Astra Satu Indonesia Award 2010, tersimpan kisah seorang perempuan yang bagai bibit kecil di tanah gersang, tumbuh menjadi pohon rindang yang menaungi mimpi generasi muda Indonesia.
Kampus UNDIP Semarang menjadi tempat di mana benih ide itu mulai bertunas—sebuah obsesi untuk merajut kewirausahaan sejak dini, mengubah wajah kemiskinan yang membelenggu negeri seperti kabut tebal pagi hari.
Ide kecilnya lahir dari hembusan sederhana: film yang bernama Richie Rich. Beranjak dari film itu, ia membuat kelas bisnis bagi anak-anak. Sebuah markas yang mengajarkan tujuh anak dasar-dasar bisnis: mengelola keuangan, belajar dari kegagalan seperti daun yang jatuh untuk tumbuh kembali, menumbuhkan growthmindset yang berani bermimpi besar.
Kontribusinya itu, seperti angin segar yang menyapu sawah kering, diakui sebagai penerima Satu Indonesia Award 2010 di kategori Kewirausahaan, mengalahkan ratusan pesaing dengan judul "Mencetak Miliuner Baru". Ia percaya, dari ruang kecil itu, lahir generasi mandiri yang bisa mematahkan belenggu ekonomi, mengubah Indonesia dari miskin menjadi subur—bukan dengan kata-kata, tapi dengan tangan kecil yang belajar berbisnis.
Kini, mimpinya meluas, ingin merentang ke pelosok negeri, membuktikan bahwa perubahan dimulai dari benih kecil, seperti bintang yang menyinari malam gelap.
Awal Mula Ide Miliuner Muda
Ada gadis muda duduk di bangku kuliah. Wanita berhijab itu masih belajar di Fakultas Ekonomi di Semarang. Kampusnya bernama UNDIP Semarang. Semasa itu ia melihat kenyataan kalau banyak kemiskinan masih menghantui masyarakat Indonesia. Perempuan itu beranggapan perlu kemampuan untuk berwirausaha sejak dini.
Kebetulan ia teringat sebuah film yang pernah ditontonnya. Film yang muncul tahun 1994. Judul filmnya adalah Richie Rich. Sebuah film yang dibuat dari Amerika.
Dalam film ini menceritakan seorang anak bernama Richie. Ia merupakan anak dari orang terkaya di dunia. Sayangnya, orang tuanya meninggal sebab kecelakaan pesawat. Kenyataan ini membuat Richie harus menggantikan orang tuanya dalam memimpin perusahaan.
Tantangan lain juga muncul ketika ia juga harus berhadapan dengan para senior perusahaan ayahnya yang ingin merebut perusahaan dari tangan Richie. Dari film ini, Irdayati belajar agar anak-anak juga memiliki jiwa pengusaha sejak kecil.
Aksi Sri Dimulai
Di Kelapa Gading, Jakarta Utara, sebuah kontrakan yang disewa oleh suami Sri menjadi tempat digodoknya calon miliuner muda. Ada sekitar tujuh orang anak di sana. Umurnya mulai dari tujuh tahun hingga dua belas tahun.
Pelajaran yang diajarkan oleh Sri di sana tidak begitu banyak. Tetapi ia beranggapan itulah yang menjadi dasar bagi mereka. Anak-anak diajari mulai dari cara menghitung modal. Menghitung beban usaha. Menghitung laba dan rugi. Tiga hal dasar ini yang senantiasa dilatih oleh Sri.
Pelajaran ditambah Sri dengan membuat sebuah gelang dan kalung. Ia memberi tahu anak-anak caranya membuat. Mulai dari mengubah manik-manik. Merangkainya. Hingga kemudian terbentuk sebuah perhiasan sederhana.
Ada sebuah kebiasaan unik di sana. Sri mewajibkan anak-anak di sana agar saling memanggil nama temannya dengan sebutan "BOS". Ini bukan sekadar nama, melainkan ada arti istimewa. Kalau diurai lebih lengkap menjadi Bakal Orang Sukses.
Sri masih percaya kalau sebutan nama bisa menjadi doa di masa depan. Percaya kalau apapun yang terucap dari lisan menjadi doa. Siapa tahu ada malaikat yang lewat dan ikut serta mendoakan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News