SMK NU Banat Kudus berdiri sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah kejuruan yang inspiratif di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Siswi-siswinya mampu memproduksi pakaian muslimah yang unik dan unggul.
SMK NU Banat terletak di Jalan KH Moh. Arwani Amin, Krandon, Kudus. Pada awal pendiriannya pada tahun 2004, SMK ini dulunya merupakan bagian dari kelas jauh SMKN I Kudus.
Legalisasi SMK NU Banat Kudus ditandai dengan penetapan izin operasional melalui SK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 2 Juni 2004. Kemudian, pada tahun 2007, sekolah ini memperoleh izin pendirian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus.
Saat ini, SMK NU Banat Kudus terakreditasi A. Ini merupakan sebuah capaian bergengsi sekaligus bukti komitmen sekolah terhadap mutu pendidikan dan standar pembelajaran yang berkualitas.
Yang menarik, SMK ini hanya menerima peserta didik perempuan. Hal ini sesuai dengan namanya, “banat” yang berarti anak-anak perempuan.
Kurikulum Vokasi, Keahlian Busana, dan Produk Nyata
Sebagai sekolah kejuruan, SMK NU Banat Kudus memiliki kurikulum yang terintegrasi dengan prinsip SMK Merdeka, terutama di bidang Desain dan Produksi Busana. Para siswi pun tidak hanya belajar teori di ruang kelas, tetapi juga praktik secara langsung melalui studio desain, praktik jahit, dan kegiatan produksi.
Hal ini membentuk keterampilan teknis sekaligus jiwa kreatif yang membuat siswi siap bersaing di dunia kerja.
Salah satu bukti nyata dari kualitas pendidikan SMK NU Banat Kudus terlihat dari produk-produk busana yang dihasilkan siswa. Brand busana Zelmira lahir dari tangan-tangan kreatif peserta didik sekolah ini. Karya ini jelas semakin memperkuat reputasi sekolah sebagai tempat lahirnya talenta kreatif dalam industri fashion.
“Semua produk siswa yang sudah masuk ke butik kami beri brand Zelmira, butik ini didirikan sejak tahun 2016 dan sudah kami ajukan HAKI tahun 2018 lalu,” kata Sitta Zukhrufa, Waka Kesiswaan SMK NU Banat Kudus, sebagaimana dikutip dari Merdeka.com.
Prestasi SMK NU Banat
Karya siswi SMK NU Banat melalui merek Zelmira telah mendunia. Misalnya, koleksi karya siswa SMK NU Banat ditampilkan di ajang pameran dagang dan pagelaran busana Internasional CentreStage-Asia’s Premiere Fashion 2016 lalu di Hong Kong. Risa Maharani, Nafida Royyana, Rania dan Nia Faradiska adalah siswi yang terpilih dalam pameran itu. Nurul hidayah dan Haura Fadhilatun Nissa pun pernah berkesempatan mengikuti Asian Fashion Week (AFW) 2024 di Singapura.
Tak hanya itu, para siswi juga kerap mengikuti Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW). Pada 2024, SMK NU Banat mengusung konsep sustainable fashion. Mereka menyajikan koleksi Zelmira dengan nama "Saeba" yang artinya adalah sebuah pesona.
Pada koleksi "Saeba" ini, siswi-siswi SMK NU Banat Kudus mengubah kain batik yang tidak lagi terpakai menjadi desain baru. Tak hanya itu, mereka juga memadukan dengan potongan kain sisa praktik di sekolah, dan memanfaatkan pakaian yang tidak lolos quality control dari koleksi Zelmira sebelumnya.
"Koleksi kali ini sangat menantang untuk saya dan teman-teman karena kami harus bisa memadukan beberapa pakaian yang sudah tidak terpakai menjadi desain pakaian baru yang bisa diterima oleh konsumen sehingga kami juga harus bekerja keras mengasah ide kreatif kami," tutur Mega Rahmawati, salah satu desainer.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
