Tim KKN-PPM UGM Melukis Sambelia dengan kode unit NB-002 sebanyak 30 mahasiswa melakukan pengabdian kepada masyarakat di Kecamatan Sambelia. Sambelia merupakan daerah di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang terletak di dataran subur dengan sektor pertanian dan peternakannya yang luas dan beragam.
Dikenal dengan daerah pertaniannya yang luas, sebagian besar warga Sambelia memiliki sumber mata pencaharian sebagai petani. Beberapa komoditas, seperti padi, jagung, tembakau, cabai, serta komoditas perkebunan lainnya tumbuh subur di daerah ini berkat sistem irigasi yang baik dan kearifan lokal dalam mengelola lahan.
Untuk terus mendorong potensi pertanian tersebut, Mahasiswa KKN-PPM UGM melakukan Sosialisasi dan Pendampingan Pembuatan POC Ember Tumpuk yang telah dilaksanakan pada Jumat, 9 Agustus 2024 di Aula Kantor Desa Sugian.
Program Sosialisasi dan Pendampingan Pembuatan POC Ember Tumpuk dilaksanakan oleh Muhammad Misbahul yang dibantu oleh Rio Ferdhian Ari Wibowo, Widyandari Rahmadhanti, Mario Ferdinanto, Rindha Amarsita dan Aisha Nindi wulansari.
Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) diadakan sebagai responsterhadap tiga tantangan utama dalam sektor pertanian di Sambelia tepatnya di Desa Sugian, yaitu: 1) keterbatasan ketersediaan pupuk kimia bersubsidi; 2) tingginya harga pupuk kimia nonsubsidi; dan 3) dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan pupuk kimia terhadap lingkungan.
Keterbatasan akses terhadap pupuk kimia yang terjangkau dan ramah lingkungan menuntut adanya alternatif yang lebih berkelanjutan. Salah satunya adalah penggunaan penggunaan pupuk organik. Pupuk organik ini dapat dihasilkan dari sampah organik yang melimpah dan dihasilkan setiap hari oleh rumah tangga.
Sampah organik sering kali tidak dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber daya yang memiliki potensi besar untuk digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pembuatan pupuk. Meskipun sampah organik yang dapat terurai secara alami, pengelolaan sampah tidak benar akan memberi dampak negatif ke lingkungan sekitar, seperti bau tidak sedap dan penyebaran penyakit.
Oleh karena itu, dengan pengelolaan yang tepat, sampah organik dapat menjadipotensi signifikan untuk diolah menjadi pupuk yang bermanfaat. Di sisi lain, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan terbukti merusak struktur tanah, mengurangi kesuburan, serta mencemari lingkungan sekitarnya ketika terbawa oleh air hujan.
Salah satu inovasi yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan ini adalah penggunaan ember tumpuk sebagai alat pengolahan sampah organik menjadi pupuk organik cair. Alat ini menjadi solusi yang menghubungkan kedua masalah utama, yaitu pengolahan sampah organik dan pengadaan pupuk yang ramah lingkungan.
“Antusiasme warga terhadap pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) sangat baik karena keresahan para petani terhadap pupuk kimia nonsubsidi yang tinggi,” ujar Pak Budi, salah satu petani di Desa Sugian.
Dengan demikian, petani dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk pupuk kimia nonsubsidi yang pada dasarnya akan mendukung stabilitas keuangan warga sugian. Selain itu, Ibu rumah tangga juga ikut diuntungkan dengan adanya fasilitas untuk menampung dan mengolah sampah organik dari limbah dapur rumah tangga.
Di mana secara tidak langsung warga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan melalui inovasi pembuatan Pupuk Organik Cair Ember Tumbuk.
Sumber foto : Dokumentasi Tim KKN-PPM UGM Melukis Sambelia 2024
Para petani di Desa Sugian sangat berharap KKN-PPM Universitas Gadjah Mada terus berkontribusi dalam pengembangan inovasi di bidang pertanian. Ketertarikan mereka terhadap teknologi pertanian sangat tinggi, sebagaimana terlihat dari beberapa petani yang telah aktif menciptakan inovasi mereka sendiri.
Hal ini menunjukkan bahwa petani di Desa Sugian memiliki sikap terbuka terhadap inovasi dan perkembangan teknologi, yang dapat mendorong peningkatan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian di daerah tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News