Tahukah Kawan bahwa di Kalimantan Selatan terdapat sebuah cerita rakyat yang berkisah tentang raja yang arif dan bijaksana? Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa sang raja selalu menepati janji yang dia sampaikan kepada rakyatnya.
Bagaimana kisah lengkap dari raja yang arif dan bijaksana dalam cerita rakyat Kalimantan Selatan tersebut?
Kisah Raja yang Arif dan Bijaksana
Dilansir dari buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah seorang perempuan miskin. Perempuan ini hidup berdua dengan anaknya yang masih kecil.
Mereka hidup berdua tanpa ada satu orangpun keluarga yang tersisa. Suami dari perempuan tersebut sudah lama meninggal dunia.
Meskipun demikian, mereka tetap hidup dalam kondisi yang baik. Sebab mereka tinggal di sebuah kerajaan yang dipimpin oleh raja yang arif dan bijaksana.
Raja tersebut dikenal sangat mengayomi masyarakat yang ada di wilayahnya. Tidak heran masyarakat setempat juga sangat mencintai raja tersebut.
Dirinya juga membuka halaman istana agar setiap anak bisa bermain dengan bebas. Begitu pun dengan anak perempuan miskin tersebut yang juga suka datang bermain bersama teman-temannya.
Namun dirinya tidak memiliki permainan seperti layaknya anak sebaya lainnya. Akhirnya anak tersebut mengikat seekor nyamuk menggunakan tali dan menjadikannya sebagai mainan.
Pada suatu hari, anak tersebut terlalu asyik bermain hingga hari sudah mulai malam. Menyadari hal tersebut, anak ini menitipkan nyamuk mainannya ke penjaga istana dan bergegas pulang.
Keesokan harinya anak tersebut kembali ke istana. Dirinya tidak menemukan nyamuk permainannya dan hanya melihat tali bekas pengikatnya.
Di dekat tali tersebut terdapat seekor ayam. Anak tersebut kemudian beranggapan bahwa ayam tersebut sudah memakan nyamuknya.
Anak ini kemudian menyampaikan hal tersebut kepada sang raja. Dengan kebesaran hati, sang raja kemudian memberikan ayam tersebut sebagai hewan peliharaan si anak.
Sang anak merasa senang dengan pemberian ayam dari raja. Dirinya kemudian mengikat ayam tersebut dan menjadikannya sebagai mainan.
Akan tetapi pada suatu hari ayam tersebut lepas dari ikatannya. Ayam si anak ternyata mematuk padi yang ada di lesung.
Ibu-ibu yang sedang menumbuk padi tersebut kemudian marah dan melempar ayam itu hingga mati. Hal ini kemudian diketahui oleh si anak dan kembali mengadu ke sang raja.
Sang raja kemudian berkata bahwa anak tersebut boleh memiliki lesung penumbuk padi sebagai ganti ayamnya yang sudah mati. Anak tersebut merasa senang dan kembali menitipkan lesung tersebut karena masing ingin bermain.
Raja kemudian mengarahkan anak tersebut untuk meletakkan lesung itu di bawah pohon nangka. Namun tidak lama kemudian, lesung tersebut patah menjadi dua karena tertimpa nangka yang jatuh dari pohon tersebut.
Si anak kembali sedih melihat hal ini. Dirinya kembali mengadu ke raja karena lesungnya sudah patah menjadi dua akibat tertimpa raja.
Sang raja dengan bijak kembali berkata bahwa anak tersebut boleh mengambil nangka itu sebagai ganti lesungnya. Anak tersebut kembali merasa gembira karena memiliki nangka yang berukuran besar.
Namun sang anak tidak bisa mengangkat nangka tersebut. Dirinya kemudian menitipkan kembali nangka itu ke sang raja dan meletakkannya di dapur istana.
Bau nangka ini ternyata menyebar ke seluruh bagian istana. Bau nangka yang enak ini kemudian dicium oleh putri raja yang sedang bermain di area dapur.
Putri raja kemudian memerintahkan pengawalnya untuk membuka nangka tersebut. Dirinya kemudian memakan nangka tersebut dengan lahap tanpa tersisa.
Keesokan harinya, sang anak kembali ke istana untuk mengambil nangkanya. Akan tetapi dirinya tidak menemukan nangkanya ketika masuk ke dapur istana.
Dirinya hanya menemukan biji-biji nangka yang berserakan di dapur. Si anak kemudian kembali menghadap raja dan melaporkan hal tersebut.
Sang raja yang mengetahui bahwa putrinya lah yang memakan nangka tersebut kemudian tersenyum. Sang raja berkata bahwa sebelumnya dirinya selalu mengganti apa yang hilang dari anak tersebut.
Jadi ketika si anak kehilangan nangkanya, sang raja juga akan menggantinya. Sang raja kemudian berkata akan menyerahkan putrinya kepada anak tersebut.
Si anak yang masih kecil tidak memahami maksud dari sang raja. Namun semua pertanyaan tersebut terjawab ketika dirinya menginjak dewasa.
Sang raja kemudian menikahkan putrinya dengan anak tersebut ketika dewasa. Si anak kemudian hidup bahagia dan bersyukur sang raja tetap menepati janjinya setelah sekian lama.
Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News