program 1 desa 1 tk bentuk realisasi asacita prabowo untuk membangun sdm dari bawah - News | Good News From Indonesia 2025

Program 1 Desa 1 TK, Bentuk Realisasi Asacita Prabowo untuk Membangun SDM dari Bawah

Program 1 Desa 1 TK, Bentuk Realisasi Asacita Prabowo untuk Membangun SDM dari Bawah
images info

Program 1 Desa 1 TK, Bentuk Realisasi Asacita Prabowo untuk Membangun SDM dari Bawah


Rencana pemerataan pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada tingkat sekolah. Di level prasekolah, pemerintah juga tengah menggenjot persebaran pendidikan anak usia dini (PAUD) yang merata di tiap-tiap daerah.

Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) baru saja bertemu dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) untuk membahas rencana pemerataan teman kanak-kanak (TK).

Keduanya berkolaborasi untuk menghadirkan program 1 Desa 1 TK.

baca juga

Ide ini dilandaskan pada kondisi lapangan bahwa ternyata banyak daerah di Indonesia yang tidak memiliki PAUD, dalam hal ini TK. Padahal, taman kanak-kanak berperan penting dalam pembentukan karakter dan kemampuan anak di segala aspek; kognitif maupun motorik.

Untuk itu, Kementerian PDT bersama dengan Kemendikdasmen segera mengambil langkah kolaborasi serta menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam waktu dekat.

"Di desa masih banyak persoalan pendidikan, terutama … TK, PAUD, dan lain sebagainya termasuk SD yang sampai sekarang mungkin masih banyak belum terurai," jelas Yandri Susanto, Mendes PDT.

baca juga

Realisasi Asacita dan Kontribusi Pemuda Desa

Strategi Kementerian PDT untuk menghadirkan 1 TK untuk 1 Desa merupakan strategi realisasi dari misi Presiden Prabowo yang termaktub dalam Astacita poin ke-6.

Pada poin tersebut dijelaskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden saat ini memfokuskan pembangunan dari desa dan dari bawah guna pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

Dalam hal ini, pendidikan berkualitas menjadi landasan yang sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Mendes menambahkan, masyarakat memiliki peluang besar untuk turut menciptakan generasi unggul bagi Indonesia lewat program ini. Dengan hadirnya 1 Desa 1 TK, ruang bagi pemuda di desa – terutama yang berlatarbelakang pendidik – untuk berkontribusi mencerdaskan anak bangsa, terbuka lebar.

“Ini juga peluang bagi anak-anak muda atau para sarjana untuk mengabdikan diri di bidang pendidikan dan tentu melakukan pencerahan terhadap situasi di desa tujuannya adalah kemajuan di desa," imbuh Mendes, Yandri.

baca juga

Jumlah TK di Indonesia

Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah TK di Indonesia pada 2021 ada sekitar 91.367. Dari angka tersebut, TK swasta mendominasi dengan 86.817 taman kanak-kanak. Sementara itu, TK negeri hanya berkisar di angka 4.550.

Mari beralih ke kondisi desa. Sebelumnya, ada beberapa klasifikasi wilayah di Indonesia yang sebenarnya setingkat dengan desa, meliputi desa, kelurahan, nagari di Sumatera Barat, Unit Permukiman Transmigrasi (UPT), dan Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT) yang masih dibina oleh kementerian terkait. Oleh karena itu, angka yang ditunjukkan mencakup keseluruhan klasifikasi tersebut.

BPS mencatat, jumlah wilayah administrasi pemerintah setingkat desa di Indonesia mencapai 84.276 pada tahun 2024. Jika dirincikan lagi, Indonesia memiliki 75.753 desa, 8.486 kelurahan, dan 37 UPT/SPT.

baca juga

Jika dilihat secara sekilas, jumlah TK memang lebih banyak dibandingkan jumlah desa di Indonesia.

Artinya, jika dirata-rata, seharusnya 1 desa sudah memiliki 1 PAUD atau 1 TK. Akan tetapi, jika dibedah lagi, ketimpangan jumlah TK terjadi di banyak wilayah, terutama di luar Jawa.

Kita ambil sampel di Provinsi Bengkulu. Di Bengkulu, jumlah wilayah administratif setingkat desa pada 2021 ada 1.514. Padahal, jumlah TK di sana pada tahun yang sama hanya 1.049. Secara kasar, ada 465 wilayah setingkat desa yang tidak memiliki TK.

Hal ini tentu menunjukkan adanya ketimpangan fasilitas pendidikan anak usia dini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.