Kawan GNFI, persoalan sampah seringkali menjadi tantangan klasik yang seolah tak berujung di banyak wilayah di Indonesia. Tumpukan sampah yang menggunung, bau tak sedap, dan potensi pencemaran lingkungan adalah pemandangan yang sayangnya masih akrab di mata kita.
Namun, di tengah tantangan tersebut, selalu ada secercah harapan yang lahir dari gagasan-gagasan cemerlang para generasi muda.
Di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, sebuah kisah inspiratif datang dari sekelompok mahasiswa IPB University. Melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T), tim yang menamakan diri PEKALONGANKOTA06 ini tidak hanya datang untuk mengabdi, tetapi untuk membawa sebuah perubahan mendasar.
Dengan mengusung visi besar "Masyarakat Nol Sampah Berbasis Triple Bottom Line", mereka merancang sebuah kolaborasi inklusif untuk mewujudkan Kelurahan Jenggot yang berkelanjutan.
Tim yang dikoordinatori oleh M. Azka Abdullah ini beranggotakan Salsabila Dira Putri, Cyril Zamzami Lulail, Aisyah Pinctada Putri, Al Afifah Sahara M, Khairuna Putri G, Umi Milatusholikah, dan Ferdo Rizaldi. Bersama-sama, mereka meluncurkan serangkaian program yang menyentuh berbagai lapisan masyarakat, dengan program unggulan bernama EcoLoop.
EcoLoop: Jantung Gerakan Ekonomi Sirkular
Program EcoLoop bukan sekadar kegiatan biasa, Kawan GNFI. Ia adalah sebuah gerakan edukatif dan aplikatif yang dirancang untuk memperkenalkan sekaligus menerapkan prinsip ekonomi sirkular (circular economy) dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dengan menyasar kelompok komunitas Pikatu dan warga Kelurahan Jenggot, para mahasiswa ini berupaya menanamkan sebuah paradigma baru: bahwa sampah bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari sesuatu yang baru dan bernilai.
Pada intinya, program EcoLoop berdiri di atas tiga pilar utama yang saling menopang:
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola limbah rumah tangga, baik organik maupun anorganik.
- Mendorong penerapan pertanian berkelanjutan berbasis teknologi sederhana seperti hidroponik.
- Membangun kesadaran bersama mengenai vitalnya peran ekonomi sirkular untuk masa depan yang lebih baik.
Untuk mewujudkan mimpi besar ini, kegiatan dipusatkan di beberapa lokasi strategis, seperti Kebun PIKATU, Bank Sampah Berkah RW 06, dan Posko KKN-T Inovasi IPB.
Aksi Nyata di Jantung Hijau Komunitas: Kebun PIKATU
Salah satu panggung utama dari gerakan EcoLoop adalah Kebun PIKATU. Di lahan hijau ini, para mahasiswa memposisikan diri bukan sebagai pengajar yang menggurui, melainkan sebagai mitra. Selama bulan Juli 2025, dengan jadwal kunjungan rutin tiga kali seminggu, mereka bahu-membahu dengan para petani lokal.
Para petani mendapatkan penyuluhan mendalam mengenai keunggulan pertanian organik. Mereka diajak untuk kembali menyayangi tanah dan memproduksi pangan yang lebih sehat. Tidak hanya teori, praktik langsung pun digalakkan. Mahasiswa bersama warga membuat instalasi hidroponik, memasang lubang resapan Biopori, dan belajar memproduksi Pupuk Organik Cair (POC) secara mandiri dari limbah organik dapur.
Pemasangan Biopori di Kebun PIKATU
Untuk memastikan keberlanjutan ilmu, para mahasiswa memperkenalkan aplikasi canggih bernama IPB Digitani. Aplikasi ini, Kawan GNFI, berfungsi sebagai jembatan digital yang menghubungkan para petani di Jenggot dengan para ahli pertanian di IPB.
Kini, jika mereka menghadapi kendala, bantuan ahli hanya sejauh sentuhan jari.
Dari Botol Plastik Menjadi Gantungan Tas Cantik: Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga
Gerakan EcoLoop menyusup hingga ke jantung komunitas, yaitu para ibu rumah tangga. Dalam sebuah sesi sosialisasi yang diikuti oleh 26 warga di RT 04/RW 10 pada 25 Juli 2025, para mahasiswa membuktikan bahwa sampah anorganik pun bisa "disulap" menjadi produk bernilai.
Fokus pelatihan adalah mengubah sampah botol plastik menjadi Bag Charm, sebuah gantungan tas cantik. Melalui kegiatan yang berlangsung intensif sejak 8 Juli ini, mata para ibu seolah terbuka. Sampah yang tadinya hanya dianggap barang kotor, kini di tangan mereka bisa bertransformasi menjadi karya seni yang memiliki potensi ekonomi.
Untuk memperkuat pemahaman tentang nilai ekonomi sampah, pada 13 Juli, mahasiswa memfasilitasi kunjungan ke Bank Sampah Berkah di RW 06. Di sana, 7 perwakilan warga belajar secara langsung bagaimana sistem bank sampah bekerja, melihat bagaimana sampah yang dipilah bisa ditimbang dan dihargai, layaknya menabung di bank.
Melampaui Sampah: Membangun Komunitas Secara Holistik
Inisiatif tim KKN-T IPB tidak berhenti pada EcoLoop. Mereka juga menjalankan program UMKM Level Up, di mana mereka melakukan pendampingan kepada usaha lokal seperti Kedai Ayam Goreng Moncer dan Batik Ziyad.
Mereka membantu dalam aspek pemasaran dan menyelenggarakan lokakarya literasi keuangan pada 15 Juli yang dihadiri oleh 20 pelaku usaha dan ibu rumah tangga.
Selain itu, ada program Bintang Kecil yang menyasar anak-anak di Kelurahan Jenggot. Melalui kegiatan bermain dan belajar yang menyenangkan, serta sosialisasi beasiswa kepada 46 orang tua, program ini bertujuan meningkatkan motivasi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Total 133 anak dan orang tua merasakan manfaat dari program yang berlangsung sepanjang bulan Juli ini.
Langkah Awal Menuju Masyarakat Nol Sampah
Program KKN-T yang diusung mahasiswa IPB ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara dunia akademis dan masyarakat dapat melahirkan solusi konkret. Inisiatif ini telah berhasil menanamkan benih kesadaran dan membekali warga dengan keterampilan baru yang sangat berharga.
Meskipun diakui ada tantangan seperti penyesuaian waktu kegiatan dengan jam kerja petani dan kebutuhan pendampingan lanjutan agar praktik ini berkelanjutan, apa yang telah dilakukan di Kelurahan Jenggot adalah sebuah langkah awal yang sangat menjanjikan.
Sebuah langkah untuk mewujudkan masyarakat nol sampah (zero waste society) yang tidak hanya bersih, tetapi juga mandiri secara ekonomi dan terdidik. Kisah dari Pekalongan ini menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan dengan tulus, kolaboratif, dan konsisten.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News