rahasia di balik warna merah alami dari serangga cochineal - News | Good News From Indonesia 2025

Rahasia di Balik Warna Merah Alami dari Serangga Cochineal

Rahasia di Balik Warna Merah Alami dari Serangga Cochineal
images info

Rahasia di Balik Warna Merah Alami dari Serangga Cochineal


Halo, Kawan GNFI! Siapa sangka, warna merah yang menggoda pada beberapa makanan favorit kita seperti es krim, permen, hingga kue manis ternyata berasal dari serangga kecil bernama cochineal, serangga kecil yang hidup di tanaman kaktus ini sudah digunakan sejak berabad-abad lalu sebagai sumber pewarna alami karena menghasilkan pigmen merah yang kuat dan tahan lama.

Meskipun ukurannya kecil, cochineal memiliki peran penting dalam berbagai produk yang kita nikmati sehari-hari. Yuk, kenali lebih jauh rahasia di balik pewarna alami yang unik dan luar biasa ini!

Apa Itu Serangga Cochineal?

Serangga cochineal atau yang dikenal dengan nama latin Dactylopiuscoccus, merupakan serangga kecil yang hidup sebagai parasit pada tanaman kaktus, terutama dari genus Opuntia dan Nopalea. Serangga ini menghisap kelembaban dan nutrisi dari getah tanaman sebagai sumber hidupnya.

Meskipun memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan belalang, cochineal tidak memiliki darah yang mengalir seperti hewan pada umumnya, yang menjadikannya unik dalam dunia serangga (Najihah, 2025). Serangga ini termasuk dalam genus Dactylopius, famili Dactylopiidae, dan ordo Hemiptera. Keunikan lainnya, cochineal dikenal sebagai penghasil pewarna alami yang bernama karmin, yang terbuat dari asam karminat (carminic acid) yang terkandung dalam tubuhnya (Manzo et al., 2025).

Pewarna karmin ini sangat populer di industri makanan dan minuman karena kemampuannya memberikan warna merah alami yang aman digunakan.

Bagaimana Bisa Menjadi Pewarna Makanan Alami?

Menurut Roque-Rodríguez (2022), serangga betina cochineal menghasilkan karminicacid sebagai mekanisme pertahanan, yang memberi warna merah saat dikeringkan. Cochineal dipanen dari kaktus dan dikeringkan, menghasilkan cochineal grana atau extract sebagai bahan pewarna. Karminic acid diekstrak dari serangga kering menggunakan pelarut seperti air atau pelarut beralkali/organik, dengan teknik modern seperti ultrasonik dan microwave meningkatkan efisiensi ekstraksi (Ferreyra-Suarez, 2024).

Carminic acid sering dikonversi menjadi garam kompleks untuk menjaga kestabilan warna, sehingga mudah dicampurkan ke dalam makanan padat. Produk pewarna ini diuji pada berbagai makanan untuk memastikan warna, stabilitas pH, dan perilaku saat dimasak atau dibekukan, dengan hasil yang bervariasi tergantung bahan makanan dan pH (Liu et al., 2021).

Peran dalam Bidang Industri

1. Peran dalam Industri Makanan dan Minuman

Dalam industri makanan dan minuman, karmin secara luas digunakan sebagai pewarna alami yang memberikan warna merah yang cerah dan menarik. Pewarna ini sering ditemukan dalam berbagai produk seperti permen, es krim, saus tomat, yoghurt, minuman rasa strawberry, kue, dan produk pangan lainnya.

Selain memberikan warna yang khas, karmin juga menjadi alternatif yang semakin populer sebagai pengganti pewarna sintetis, karena dianggap lebih aman bagi konsumen, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap bahan kimia buatan.

Keunggulan karmin terletak pada sifat alaminya yang lebih ramah lingkungan serta kemampuannya untuk memberikan warna yang stabil dan tahan lama pada produk makanan dan minuman, menjadikannya pilihan ideal bagi produsen yang ingin menawarkan produk dengan kualitas alami dan lebih sehat.

2. Peran dalam Industri Kosmetik

Dalam industri kosmetik, karmin digunakan secara luas untuk memberikan warna merah atau merah muda yang cerah pada berbagai produk, seperti lipstik, lip gloss, blush on, eyeshadow, dan produk kosmetik lainnya. Pewarna alami ini dikenal karena kemampuannya untuk memberikan tampilan yang tahan lama dan menarik, sehingga sering menjadi pilihan utama dalam pembuatan kosmetik berkualitas tinggi.

Selain memberikan warna yang intens dan menarik, karmin juga memiliki keunggulan dalam hal kestabilannya, tidak mudah pudar meskipun terpapar suhu dan kelembapan.

Dengan sifatnya yang alami, karmin juga menjadi alternatif yang lebih aman dan lebih disukai oleh konsumen yang menghindari bahan kimia sintetis dalam produk kecantikan mereka, menjadikannya pilihan yang populer di kalangan produsen kosmetik yang ingin menawarkan produk yang lebih ramah lingkungan dan lebih sesuai dengan tren kecantikan alami.

Apakah Karmin Aman dan Halal untuk Dikonsumsi?

Pewarna karmin yang berasal dari serangga cochineal ini dinyatakan aman untuk dikonsumsi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Produk yang mengandung karmin telah mendapatkan nomor izin edar BPOM, yang menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi standar keamanan pangan yang berlaku di Indonesia.

Karmin juga diberi nomor identifikasi internasional CI No. 75470 atau nomor 120 dalam sistem BPOM. Secara umum, karmin dianggap aman untuk dikonsumsi oleh sebagian besar orang.

Namun, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap karmin, seperti gatal, ruam, atau bahkan syok anafilaksis pada kasus yang jarang terjadi. Paparan karmin melalui kontak langsung, inhalasi, atau konsumsi juga dapat memicu gejala alergi pada orang yang sensitif terhadap protein serangga.

Menurut Najihah (2025), karmin, yang berasal dari serangga cochineal, dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa MUI No. 33 Tahun 2011, karena tidak mengandung unsur bahaya atau najis yang dapat membahayakan konsumen dan tidak merugikan umat Islam. Fatwa tersebut dikeluarkan setelah dilakukan penelitian mendalam mengenai penggunaannya sebagai pewarna makanan dan minuman.

Meskipun demikian, terdapat pandangan kontra dari beberapa pihak, seperti Nahdlatul Ulama (NU), yang menganggap karmin sebagai najis karena berasal dari bangkai serangga. Meskipun adanya perbedaan pandangan, fatwa MUI tetap diterima oleh sebagian besar masyarakat Islam, karena karmin tidak memberikan dampak negatif dan penggunaannya dianggap bermanfaat.

Oleh karena itu, karmin dianggap aman dan halal untuk digunakan dan dikonsumsi menurut fatwa MUI.

Tips bagi Konsumen yang Alergi terhadap Karmin

  1. Selalu Cek Label Produk : Karmin sering disebut sebagai Carmine (E120), Cochineal Extract, atau CI 75470 pada daftar komposisi bahan.
  2. Cek Label Halal: Pastikan label halal mencantumkan informasi tentang karmin jika ada.
  3. Cek Peringatan Alergi: Beberapa produk mencantumkan peringatan alergi terhadap serangga atau karmin.
  4. Cek Produk Umum yang Mengandung Karmin: Biasanya ditemukan pada minuman berwarna merah, permen, es krim, dan kosmetik.

Kawan GNFI, sekarang kalian pasti sudah lebih memahami tentang karmin, pewarna alami yang berasal dari serangga. Meskipun termasuk dalam kategori pewarna alami, sangat penting untuk memastikan bahwa produk yang mengandung karmin tetap halal dan aman untuk dikonsumsi.

Bagi kalian yang memiliki alergi terhadap karmin, pastikan selalu memeriksa label produk untuk menjamin keamanannya. Jangan ragu untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan kalian!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.