air untuk sesama sederhana tapi bermakna - News | Good News From Indonesia 2025

Air Untuk Sesama, Sederhana Tapi Bermakna

Air Untuk Sesama, Sederhana Tapi Bermakna
images info

Air Untuk Sesama, Sederhana Tapi Bermakna


Kawan, pernah dengar, ada tenaga kesehatan tapi kerjanya tidak selalu di puskesmas atau rumah sakit? Kali ini ada. Pemuda itu namanya Reza Riyadi.

Aslinya dia seorang perawat. Tapi ia rela menyisihkan waktunya untuk akses air bersih di Desa Ban Karangasem, Bali. Kesulitan warga yang ia temui di sana tidak sengaja ia lihat saat pergi berlibur di sana.

Lebih lengkapnya, inilah kisah Reza hingga akhirnya membuat akses air bersih. Atas jasanya ini, Astra memberikan apresiasi Satu Indonesia Award provinsi pada tahun 2022.

Kesulitan Nyata Sebelum Ada Sumber Air Untuk Sesama (SAUS)

Saat Reza menginjakkan kaki di sana. Ternyata bukan hanya keindahan yang didapat. Banyak rumah-rumah warga yang tidak layak huni. Hal itu mengetuk pintu hatinya. Ia berharap dapat membantu memperbaiki rumah mereka. 

Itu semua perlu waktu. Misal dana terkumpul, mungkin hanya bisa untuk membangun satu atau dua rumah saja. Tentu itu kurang bagus. 

baca juga

Di sisi lain, ia melihat perempuan bertopi biru tua. Berbaju gelap. Membawa empat jerigen air yang ditumpangkan di atas gerobak kayu beroda dua. Bukan hanya satu orang seperti itu. Tapi juga orang-orang yang lain. Mereka bolak balik membawanya.

Perjalanan mereka juga tidak dekat. Mereka harus rela menempuh berkilo-kilo meter. Menapaki perbukitan curam. Yang penting bagi mereka bukan seberapa lama mereka berjalan. Tetapi seberapa banyak jerigen air yang mereka dapat. Air bagi mereka sudah seperti mutiara berharga yang langka.

"Saya kagum melihat perempuan itu, membawa jerigen air dari tempat yang jauh", ujar Reza dengan mata berkaca-kaca. Hatinya benar-benar tersentuh. 

Di sana, masyarakat Desa Ban Karangasem bukan tidak ingin cuci tangan. Bukan tidak ingin mandi tiga kali sehari. Akses air bersih memang sangat sulit. 

Kenyataan ini menjawab pertanyaan Reza terkait mengapa banyak anak dari desa ini yang terjangkit diare. Banyak anak sakit diare dilarikan di rumah sakit tempat Reza bekerja.

Dari sini ia terbersit sebuah ide bagaimana supaya ada sumber air yang bisa digunakan untuk bersama. Ia rasa itu lebih baik daripada memperbaiki rumah mereka. 

Sumber Air Untuk Sesama (SAUS) Barulah Lahir

Akhirnya Reza menemukan ide. Ia membuat ide SAUS (Sumber Air Untuk Sesama). Ia bayangkan idenya akan mudah dan lancar. Ternyata tidak. Masih banyak yang tidak percaya."Sudah puluhan tahun kami seperti ini, mana mungkin air bisa sampai ke sini?", sahut warga di sana.

Reza masih percaya itu bisa dilakukan. Ia ingin warga lokal sendiri yang menyelesaikan masalahnya. Mereka diminta Reza membuat sumber air sendiri. Untuk dananya, Reza yang urus. 

Hari itu penggalangan dana dimulai. Reza mencoba lewat kitabisa.com dan akun instagramnya. Sayang, dana yang terkumpul masih kurang. Padahal postingan penggalangan dana itu sudah di posting ulang oleh Farah Quinn. Tetap saja dana masih belum cukup. Ia mencoba lagi. Kali ini lewat politik. Ternyata tidak begitu mendapat perhatian serius. 

baca juga

Sampai di sini, Reza tertunduk lesu. Memejamkan mata. Sembari menyandarkan kepala pada tangan. Padahal ia sudah berjanji ingin menolong warga. Dana masih terkumpul 2,8 juta. Masih jauh dari target 6 juta. Ia takut uang itu tidak cukup. 

Pada saat-saat itulah, ia mengangkat tangan. Memasrahkan segala urusannya pada Sang Maha Kuasa. Memohon agar diberi pertolongan. 

Setelah sekian lama, datang notifikasi menyapa. Tertulis dari orang Medan. Orang itu mendonasikan lebih dari target. Besarnya 30 juta. Awalnya Reza mengira itu hanya penipuan. Setelah dicek ternyata memang benar. Uang itulah yang digunakan Reza untuk membantu membuat penampungan air bersih bagi warga. 

Dengan semangat yang menyala Reza memintal masyarakat turut serta membangun akses air yang dekat dengan desa. Ketika sudah jadi, tampak air mengalir deras. Sederas itu pula senyum warga Desa Ban Karangasem. 

"Momen dikala orang lain tersenyum bahagia, saya seneng banget lihatnya, padahal sederhana, itu cuma air, loh", ungkap Reza dengan mata berbinar-binar.

Waktu peresmian itu. Air keluar terlihat segar. Ditambah lagi hujan. Kalau seperti ini biasanya menjadi tanda kalau kebaikan ini sudah direstui oleh alam semesta. 

Keberhasilan ini tidak membuatnya ingin berhenti. Ia berharap ke depan masyarakat di sana tidak perlu bekerja di luar daerah. Cukup di desa saja. Memajukan potensi wisata yang ada. Reza juga berharap dapat membangun pabrik air mineral. 

Kini, masyarakat desa Ban Karangasem tidak perlu khawatir lagi soal air bersih. Ide Reza terwujud. "Negara ini tidak butuh orang yang hanya sekadar pintar, namun jutaan orang yang mau melakukan perubahan", ucap Reza.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.