Walsh-McLean House adalah sebuah rumah mansion besar yang berlokasi di 2020 Massachusetts Avenue, N.W., Washington D.C. Amerika Serikat. Gedung ini merupakan bangunan bersejarah peninggalan Thomas Walsh yang diwariskan pada putrinya.
Dilihat dari luar saja, interior gedung ini sangat megah. Biaya pembangunannya ditaksir hingga US$853.000—yang jika dikonversi dengan nilai tukar rupiah saat ini mencapai Rp333 miliar. Konon, rumah ini menjadi rumah termahal yang pernah dibangun di Washington di masanya.
Walsh-McLean House dibeli oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1951 seharga US$335.000—kurang dari setengah biaya yang dikeluarkan oleh si pemilik untuk membangun istana megahnya itu. Dikarenakan Indonesia baru merdeka dan masih belum memiliki dana yang cukup untuk membeli mansion megah itu, pemerintah pun meminjam uang dari American Security Bank.
Saat ini, Walsh-McLean House digunakan sebagai gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington. Gedung ini merupakan pusat dari segala bentuk kegiatan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Rumah untuk Evalyn
Rumah megah itu dibangun oleh Thomas Walsh yang merupakan saudagar kaya raya pemilik tambang Camp Bird di Ouray, Colorado. Rumah khas era Gilded Age tersebut dirancang oleh Henry Anderson, seorang arsitek kenamaan asal Denmark.
Rumah itu selesai dibangun pada 1903. Namun, pada 1910, Thomas Walsh wafat, tak begitu lama setelah rumahnya rampung dibangun.
Terdapat total 60 kamar, teater, ruang dansa besar, salon, tangga besar selayaknya di film, sampai perabotan seharga jutaan dolar Amerika Serikat. Keluarga Walsh memiliki putri bernama Evalyn Walsh yang kemudian menikah dengan konglomerat pewaris The Washington Post, Edward Beale McLean alias Ned.
Evalyn dan Ned sendiri menikah pada 1908. Setelah sang ayah meninggal, Evalyn dan suaminya pun tinggal di rumah super besar itu bersama dengan ibunya.
Banyak tokoh penting dunia kala itu yang mengunjungi rumah Evalyn, salah satunya Alice Roosevelt, putri dari Teddy Roosevelt, Presiden Amerika Serikat ke-26. Tak hanya itu, keluarga Kerajaan Belgia juga pernah menginap di rumah tersebut saat mereka melakukan kunjungan kenegaraan di Amerika Serikat pada 1919.
Laporan The New York Times, pernah ada pesta-pesta besar yang digelar di sana di periode 1920-an. Bahkan, dituliskan bahwa ada banyak bir dan jenis alkohol lain yang disajikan untuk para tamu.
Lalu, rumah tersebut diwariskan pada Evalyn setelah ibunya wafat di tahun 1932. Uniknya, Evalyn juga sempat mengizinkan Palang Merah untuk menggunakan rumahnya tanpa membayar sewa saat Perang Dunia II meletus.
Kutukan Berlian dan Cerita Rumah Berhantu

KBRI Washington yang konon disebut berhantu | WikimediaCommons/Sdkb
Evalyn dikenal sebagai sosialita flamboyan yang gemar mengenakan barang-barang mewah. Sedikit mundur ke belakang, setelah menikah, Ned membeli Hope Diamond alias Berlian Hope yang dikatakan terkutuk untuk Evalyn.
Berlian itu dibeli dengan harga US$180.000 di tahun 1911. Evalyn terpukau dengan keindahan berlian tersebut setelah bertandang ke Turki dan bertemu Sultan Abdul Hamid II, sang penguasa terakhir Ottoman.
Sebenarnya, desas-desus soal kutukan berlian itu sudah ada sejak lama. Siapa pun yang memiliki batu permata itu akan bernasib sial.
Konon, ada yang mengatakan bahwa jatuhnya Ottoman juga dikarenakan kutukan tersebut. Namun, sekali lagi, perlu dicatat bahwa hal ini hanyalah mitos yang berkembang di masyarakat saat itu.
Setelah Sultan wafat, batu berlian sempat berpindah tangan ke beberapa orang hingga dimiliki oleh toko perhiasan termashyur, Pierre Cartier. Dari sinilah perhiasan tersebut dijual pada keluarga McLean.
Evalyn tau, tapi seakan mengabaikan semua kutukan yang dikatakan pernah menghampiri si mpunya berlian sebelumnya. Ia sangat menyukainya, bahkan sering dipakai ke mana pun ia pergi, utamanya saat berpesta.
Akan tetapi, hal-hal aneh mulai terjadi. Rentetan kisah tragis mulai menyelimuti keluarga kaya itu. Melalui encyclopedia.com, putra Evalyn yang masih kecil, Vinson, meninggal karena ditabrak mobil.
Entah bagaimana, keluarga mereka menjadi kacau. Ned menjadi pecandu alkohol tingkat berat sampai harus diobati ke sanatorium di Baltimore oleh Evalyn. Lalu, pada 1932, The Washington Post yang diwariskan pada Ned pailit.
Kondisi keuangannya semakin memburuk, ditambah lagi Amerika Serikat saat itu juga mengalami krisis keuangan. Suaminya meninggal di tahun 1941, disusul putri kesayangannya yang meninggal bunuh diri pada 1946.
Depresi berat, Evalyn meninggal karena komplikasi pneumonia pada 1947. Untuk menutupi hutang-hutangnya, seluruh hartanya, termasuk Berlian Hope dijual.
Rumah yang dikenal sebagai Walsh-McLean House juga dijual kepada pemerintah Indonesia untuk dijadikan kedutaan. Namun, dikatakan bahwa Evalyn, tidak pernah benar-benar “meninggalkan” rumah itu meskipun sudah dijual. Terdapat pengakuan bahwa arwahnya terlihat beberapa kali melayang menuruni tangga di rumah tersebut.
Sosok hantu itu dikatakan merupakan seorang wanita yang mengenakan pakaian berwarna putih. Saking horornya, beberapa media Amerika Serikat memasukkan Walsh-McLean House sebagai salah satu tempat paling angker di Washington DC.
Meskipun sering dicap berhantu, tetapi gedung warisan Walsh dan McLean itu betul-betul dirawat dengan baik di tangan KBRI Washington DC. Selain itu, bagian dalamnya juga diisi dengan berbagai kesenian khas Indonesia, seperti gamelan.
Gedung ini merupakan salah satu historic site atau situs bersejarah di Washington DC. Warga Amerika Serikat juga bisa menghadiri tur publik KBRI Washington sebagai bentuk diplomasi budaya Indonesia, sembari melihat rupa asli bangunan peninggalan bersejarah tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News