reza riady pragita inisiator balitersenyuid senyummu senyumku senyum kita bersama - News | Good News From Indonesia 2025

Reza Riady Pragita, Inisiator balitersenyum.id: Senyummu Senyumku Senyum Kita Bersama

Reza Riady Pragita, Inisiator balitersenyum.id: Senyummu Senyumku Senyum Kita Bersama
images info

Reza Riady Pragita, Inisiator balitersenyum.id: Senyummu Senyumku Senyum Kita Bersama


Pulau yang tak seluas pulau lainnya di Indonesia dengan dikelilingi lautan itu menyimpan beragam harta karun yang dipertontonkan kepada dunia.

Dijuluki sebagai Pulau Dewata, pulau itu menjadi objek wisata lokal hingga mancanegara. Keindahan panaromanya menarik mata siapa saja untuk berlibur. Dengan harapan membawa angin segar yang mampu melepas beban rutinitas harian dari problematika kehidupan.

Tak perlu jauh-jauh berbicara mengenai wisatawan yang datang dari luar Bali, pemuda Bali yang setiap hari berhadapan dengan suntik, inpus, obat, alkohol, peralatan medis, kala itu memilih melepas beban rutinitasnya sejenak dengan berjalan-jalan. Hingga sampailah ia di salah satu kawasan desa pelosok Bali.

Potret Desa Ban, Kubu, Karangasem | Dokumentasi foto oleh Reza Riady Pragita 
info gambar

Potret Desa Ban, Kubu, Karangasem | Dokumentasi foto oleh Reza Riady Pragita 


Reza Riady Pragita, seorang perawat muda asal Bali yang tumbuh dengan semangat untuk melayani sesama dan membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Melalui pendidikan keperawatan, jiwa sosialnya semakin peka. Ia menjadi manusia yang terasah akal dan mata hatinya. Ia ingin merealisasikan filosofi keperawatan, seorang perempuan yang membawa lampu dan berharap menjadi cahaya pada perang dunia.

baca juga

Cahaya itu ada dalam hati Reza, yang ia bawa ke mana-mana untuk menerangi dunia. Salah satunya di Desa Ban Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem.

Sumber Air untuk Semua: Solusi Pemerataan Akses Air Bersih

Potret seorang ibu yang sedang mengisi air ke dalam jirigen sebelum ia dorong menuju rumahnya | Dokumentasi foto oleh Reza 
info gambar

Potret seorang ibu yang sedang mengisi air ke dalam jirigen sebelum ia dorong menuju rumahnya | Dokumentasi foto oleh Reza 


Di pelosok desa itu, ketika ia sedang mendokumentasikan perjalannya. Ia terkejut seorang ibu yang sedang memasukkan air ke dalam jerigen yang kemudian ia dorong dengan tertatih-tatih menuju rumahnya dengan jarak tempuh sekitar 5 kilometer.

Menangis hati Reza melihat ibu itu. Reza membayangkan bila yang ada di posisi ibu itu adalah ibunya. Dari ratapan Ibu itu, hati Reza tak kuasa. Hari itu juga, Reza bersama teman-temannya bertemu dengan masyarakat Desa Ban untuk mengetahui lebih jauh permasalahan mereka.

"Ini Bali, loh. Di tengah-tengah keindahan destinasi wisatanya yang mendunia, tetapi kok ada suatu desa yang masyarakatnya kekurangan air seperti ini? Lagi-lagi ini Bali bukan Indonesia Timur seperti NTT," cerita Reza mengenang perjumpaan dengan ibu itu.

Reza mendapatkan fakta bahwa masyarakat Desa Ban ketika membeli air, mereka membeli dengan harga Rp100.000/drumnya. Apabila mereka ingin mendapatkan air gratis tanpa susah payah mendorong air dari sumber, maka mereka harus sabar menunggu donasi dari pemerintah.

Dari situ, Reza dan teman-teman yang awalnya hendak membantu mereka melalui project bedah rumah berganti dengan project kemudahan akses air. Project ini ia beri nama Sumber Air untuk Semua (SAUS).

Dari Musyawarah Hingga Merealisasikan SAUS

Potret musyawarah tim balitersenyum.id bersama masyarakat Desa Ban | Dokumentasi foto oleh Reza 
info gambar

Potret musyawarah tim balitersenyum.id bersama masyarakat Desa Ban | Dokumentasi foto oleh Reza 


Reza bersama teman-temannya, mengumpulkan masyarakat untuk bermusyawarah mencari jalan keluar atas permasalahan mereka. Tanpa perlu sungkan, Reza berbicara dari hati ke hati dengan mereka.

"Apa yang menjadi permasalahan desa ini sebetulnya, Pak?" tanya Reza dari hati meski ia tak memiliki banyak uang kala itu, tetapi ia memiliki tekad untuk membantu mereka keluar dari permasalahan yang mereka hadapi setiap harinya.

Mereka pun mengatakan bahwa sebenarnya yang mereka butuhkan adalah akses air. Sebab, bantuan pembangunan rumah sudah sering mereka dapatkan dari pemerintah. Lebih lanjut mereka membutuhkan bak penampungan air.

baca juga

Setelah mereka memberitahu lokasi sumber air. Keesokan harinya Reza bersama teman-temannya menempuh perjalanan menuju lokasi sumber air. Lokasinya cukup jauh, mereka harus berjalan kaki karena jalannya setapak. Reza sempat jatuh dan bagian tubuhnya terluka. Meski perjalanan yang melelahkan, ia tetap melangkah demi melukis senyum masyarakat.

Potret jalanan di Desa Ban | Dokumentasi foto oleh Reza 
info gambar

Potret jalanan di Desa Ban | Dokumentasi foto oleh Reza 


Reza membutuhkan dana untuk membangun bak penampung air. Ia membuat campaign di platform kitabisa.com. Campaign itu berisi penggalangan dana untuk project Sumber Air Untuk Sesama (SAUS).

Dari campaign yang ia buat dengan jujur menggambarkan realita masyarakat Desa Ban yang menghadapi kesulitan akses air, ia dengan percaya diri membagikannya ke teman-temannya melalui pesan WhatsApp. Ia minta bantuan kepada mereka untuk membagikan ulang campaign yang ia buat dan berharap pasti akan ada orang berhati baik di luar sana yang peduli terhadap campaignprojectnya itu dan mau mengulurkan bantuan dana.

Terkumpullah cukup dana untuk membangun bak penampungan air. Masyarakat turun langsung ikut membangun bak penampungan air. Sehingga, pada Januari 2020, bak penampungan air itu resmi berdiri.

Tantangan: Menguatkan Komitmen Menuju Realisasi SAUS

Potret tim gerakan balitersenyum.id | Dokumentasi foto oleh Reza 
info gambar

Potret tim gerakan balitersenyum.id | Dokumentasi foto oleh Reza 


Ketika mengadakan penggalangan dana, Reza sempat dilema antara melanjutkan project itu atau mundur. Sebab, ada bisikan-bisikan yang ingin menghentikan langkahnya. Mulai dari mereka yang bukan siapa-siapanya, pemerintah yang tak peduli, penggalangan dana yang tak mudah terkumpul. Seakan ia tengah berjalan di jalan setapak yang banyak rintangan.

Namun, ada bisikan lain melawan bisikan yang menghentikan langkahnya. Bisikan itu semakin menguatkan langkahnya. Ia terus maju apapun rintangan yang menghadang. Tekadnya bulat, ia ingin melukis senyum masyarakat Desa Ban.

baca juga

Pertolongan Allah Ketika Reza Di Titik Terendah

Potret campaign project SAUS di kitabisa.com | Dokumentasi foto oleh Reza Riady Pragita 
info gambar

Potret campaign project SAUS di kitabisa.com | Dokumentasi foto oleh Reza Riady Pragita 


Ketika campaign project penggalangan dana hari itu berakhir, Reza stress. Sebab, ia hanya mendapatkan dana 2,4 juta. Sedangkan project itu membutuhkan dana 30 juta.

Pikiran Reza semakin kalut, selepas pihak yayasan yang bekerja sama dengannya menanyai kembali perihal project pembangunan bak penampungan. Reza tak mau memberi harapan palsu, tekadnya sudah bulat ingin membantu mereka, tetapi dana belum cukup terkumpul. Makan pun ia tak nikmat karena memikirkan terealisasinya project itu.

Reza tak bisa berpikir, ia pun melaksanakan sholat, ia mengaku baru kali itu ia sholat sambil menangis sebab ia bingung harus bagaimana. Ia benar-benar berada di fase terendah, ia meminta pertolongan kepada Allah agar dipermudah urusannya. Ia mengakui bahwa benar apa kata orang bijak bahwa segala sesuatu yang dilakukan dari hati, maka akan sampai ke hati.

Pada malam harinya, Reza mendapatkan pesan melalui Instagram dari seorang Ibu dari Medan, Sumatra Utara. Setelah Reza menceritakan project yang ia kampanyekan melalui kitabisa.com, beliau mengatakan berkenan membantu dana untuk project itu. Padahal hari itu kampanye sudah tutup. Namun, Ibu itu tetap ingin mengirimkan dana.

Meski tak melalui kitabisa.com, ibu itu ingin mengirimkan dana melalui transfer ke rekening Reza langsung. Ibu itu bilang ke Reza hanya bisa membantu 6 juta, tetapi ternyata atas pertolongan Allah, 30 juta terkirim ke rekening Reza. Reza tak menyangka bahwa ibu itu dihadirkan Allah untuk membantunya.

Senyummu, Senyumku, Senyum Kita Bersama

Potret air segar memancar dari bak penampungan air | Dokumentasi foto oleh Reza 
info gambar

Potret air segar memancar dari bak penampungan air | Dokumentasi foto oleh Reza 


Di bawah terik sinar Karangasem yang menyengat, Reza melangkahkan kaki menempuh perjalanan menuju Desa Ban dengan kebahagiaan membuncah di hatinya. Sesampai di desa itu langit yang terik berubah teduh dan tanah desa itu diguyur hujan gerimis yang aroma petrikornya menyejukkan hati.

Ucap terima kasih bersahutan dari mereka kepada Reza. Tak pernah terlintas di pikiran Reza bahwa aksi kecilnya itu mampu melukis senyum di bibir mereka. Yang Reza memandangnya sebagai senyuman tulus tak seperti senyuman biasanya. Reza mengenang momen itu, ketika air mengalir dengan segar dari bak penampungan, semua orang tersenyum bahagia.

Melihat senyum mereka, ada perasaan puas dan bahagia tak terkira di hati Reza yang tak bisa diungkapkan melalui kata-kata. Oleh karena itu, apresiasi yang ia dapat dari PT Astra Internasional Tbk tahun 2022 membuatnya terus menjadi alasan di balik setiap senyum mereka.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ES
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.