pejuang jajanan sehat - News | Good News From Indonesia 2025

Pejuang Jajanan Sehat

Pejuang Jajanan Sehat
images info

Pejuang Jajanan Sehat


2012 menjadi tahun yang cukup membanggakan bagi Dharma Sucipto. Idenya sebagai "Penggiat Jajanan Sehat" diakui oleh Astra. Idenya mampu mengharumkan nama Jawa Timur sebagai penerima penghargaan Astra 2012 di bidang lingkungan.

Tidak mudah memang bila membuat jajanan sehat. Apalagi jika harus dihadapkan pada jajanan cepat saji yang sudah menarik mata anak-anak. Namun, itu semua tidak ada dalam kamus hidup Dharma. Pantang menyerah dan inovasi adalah resep ampuh baginya untuk melawan semua itu. Inilah kisahnya.

Asal-Usul Lahirnya Ide Jajanan Sehat 

Di sudut ruang yang remang-remang, bagai bayang-bayang hutan di senja hujan, pria berkacamata itu meringkuk—rambut pendeknya kusut seperti akar pohon yang kehilangan tanah. 

Air mata menetes, bukan deras seperti banjir, tapi pelan, menusuk, menyusup ke relung dada yang retak. Isak samar-samarnya bergema, seperti bisikan angin yang membawa rahasia lama, dan Dharma pasrah, tubuhnya merosot, seolah jiwa ikut luruh bersama daun-daun musim gugur.

Baru saja, nenek yang ia sayangi—nenek yang dulu meramu mimpi-mimpi kecilnya dengan cerita-cerita hangat—menghembuskan napas terakhir, napas yang ringan bagai hembusan daun kering terlepas dari dahan.

baca juga

Sudah berbulan-bulan neneknya terbaring di ranjang rumah sakit, diabetes merenggut cahaya dari matanya, merubahnya menjadi bayangan pudar dari kehidupan yang dulu penuh tawa.

Perjumpaan itu datang tanpa undangan, tanpa perpisahan manis, seperti gelombang laut yang tiba-tiba menelan pantai.

Tak ada yang memintanya, tak ada tangan yang memegang erat, tapi kenyataan pahit itu merangkulnya kasar—mengajarkan bahwa cinta, kadang, harus dilepaskan ke angkasa, menjadi bintang yang jauh, abadi, tapi tak lagi bisa disentuh.

Momen itu, seperti petir yang menyambar pohon tua di tengah hutan sunyi, membuka mata Dharma Sucipto lebar-lebar. Ternyata, pola hidup sehat bukan sekadar bisikan angin, melainkan akar yang menyangga pohon kehidupan—kuat, tak tergoyahkan. 

Begitu pula makanan sehat, yang seperti sungai jernih mengalirkan nutrisi ke seluruh cabang tubuh, menjaga agar daun-daun tak layu sebelum waktunya.

Apalagi kini, dunia dirundung banjir makanan cepat saji, yang merayap bagai racun manis di sungai kotor—tinggi gula dan lemak jenuh, memicu lonjakan glukosa darah seperti badai yang merusak bendungan insulin, membuka pintu lebar untuk diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit jantung yang mengintai seperti bayang-bayang gelap. 

Dharma tak ingin tragedi neneknya—yang perlahan merenggut cahaya dari cerita-cerita hangatnya—berulang pada anak-anaknya, pada orang-orang tercinta yang ia peluk erat. Ia sadar, cinta sejati adalah menjaga mereka dari arus deras itu, dengan memilih makanan sehat yang lebih alami. Muncullah ide untuk membuat jajanan sehat. Ia percaya dengan cara seperti itu, akan lebih mudah diterima dan dinikmati oleh masyarakat.

baca juga

Lika-liku Pejuang Jajanan Sehat

Kebetulan waktu itu, Dharma tergabung dalam divisi pertanian organik di sekolah SMA tempat ia belajar. Lahan yang dikelola tidak begitu luas. Panjangnya 10 meter. Lebarnya 8 meter. Di lahan itu ia tanami ubi dan kacang-kacangan. 

Ubi yang dihasilkan itu ia sulap menjadi campuran jajanan yang sehat. Bukan hanya satu jenis. Melainkan lebih dari lima. Mulai dari suju. Ini gabungan antara susu dan jagung. Ada lagi, namanya sijanis. Ini merupakan serabi dari jagung manis. 

Ada lagi dari jagung. Namanya puding jagung. Warnanya kuning seperti jagung. Rasanya manis. Ada tekstur jagung-jagungnya. 

Yang terbuat dari ubi juga ada. Mulai dari ketela tempel. Pentol ketela. Selai ubi ungu. Selai ubi kuning. Selai ketela. Yang dari pisang juga ada. Mulai dari lomet isi pisang. Nagasari. 

Yang lain, ada jajanan yang namanya kunyit asem. Ada roti selai rosela. Ada dodol labu. Selai rosela. Semuanya enak dan lezat di lidah. 

Semua itu awalnya belum begitu diterima. Tetapi waktu yang terus bergulir membuat anak-anak lama-lama jadi suka. Apalagi puding jagung. 

Perjalanan Dharma tidak hanya berhenti pada inovasi jajanan sehat. Perjalanan berlanjut pada ranah kantin. Ia mengajak pengelola kantin agar sedemikian rupa mengurangi pemakaian penyedap makanan instan, yakni MSG. 

baca juga

Bukan tanpa alasan. Memang MSG menjadi salah satu penyebab zat berbahaya mengendap di dalam tubuh. Efeknya bisa menimbulkan kanker dan penyakit berbahaya lain. Dengan menguranginya diharap hal itu bisa dicegah sedini mungkin. 

Tidak berhenti pada makanan. Dharma melanjutkan perjalanannya dengan menanam tanaman obat keluarga. Menanam trembesi. Menanam sengon laut di pinggir sungai. 

Atas tindakan sederhana itu mendapat perhatian dan apresiasi dari Astra Satu Indonesia Award 2012. Melalui tindakan kecilnya itu dianggap telah berjasa pada lingkungan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.